Freaky Honeymoon
Christine POV
Aaron melenggang santai masuk kedalam kamar dan langsung menghempaskan tubuhnya ke ranjang kingsize putih itu.
Aku meletakkan koper dan membuka pintu balkon dan telah disuguhi pemandangan yang begitu memanjakan mata. Pemandangan hutan yang hijau menenangkan, membuat mataku terasa sangat sejuk. Dan private pool yang langsung berada dipinggir tebing membuatnya begitu alami. Tanpa terasa aku menutup mataku dan menikmati suasana dan tambahan kicauan burung-burung liar, sungguh menenangkan hati.
Seseorang memelukku dari belakang dan menyandarkan kepalanya dipundakku.
Aku menggenggam tangannya yang melingkari pingganggku.
"Beautiful." Bisiknya di telingaku. Seketika bisikan itu mampu membuat otakku mengalami lag. Aku mencoba mencairkan suasana.
"Iya sangat cantik, kau pandai memilih tempat untuk menginap." Ucapku kikuk.
"Not the view. But you. You're beautiful Christine." Ucapnua sambil menyibak rambutku dan membawanya kesisi kanan tubuhku.
Ia mulai mencumbu leherku. Walaupun aku menutup mataku. Didalam, jantungku benar-benar kacau, otakku mendadak beku.
"Aaron.." bisikku. Mencoba menahan getaran suaraku sendiri.
"Ehmmm.." hanya itu desahan yang keluar dari mulutnya.
Aku tidak tahu harus bagaimana.batinku berteriak.
Aaron melepaskan cumbuannya dan menodorongku pelan masuk kedalam kamar.
Ia menutup pintu balkon dan menutup tirainya.Aaron POV
God! Aku tidak bisa menahan lagi. Ia terlihat begitu cantik dan luar biasa, walau hanya dengan balutan t-shirt pink dan hot pant's.
Aku memeluknya dan mencium lehernya. Aroma lembut cherry blossom nya memanjakan hidungku.
Aku melepaskan pelukanku, dan mendorongnya lembut masuk kedalam kamar.
Aku menutup pintu dan tirai. Namun aku melihat ekspresi khawatir diwajahnya.
Aku menindihnya lembut dan mencium keningnya. Tapi ekspresi itu tak juga hilang, mambuatku kebingungan.Christine POV
Shit! Aku tidak berpengalaman tentang hal intim seperti ini. Batinku berteriak malu. Sekarang tubuhku terkungkung dibawah tubuhnya. Ia pasti kebingungan melihat ekspresiku sekarang.
"Ada apa? Apakah ada yang menganggu pikiranmu?" Bisiknya lembut, sambil merebahkan diri disebelahku.
"Tidak, aku hanya eemm.. itu.. aku ingin ke toilet." Ucapku terbata dan segera kabur kedalam toilet.Aaron POV
Ia berlari ke toilet dan meninggalkanku.
Apa yang terjadi pada gadisku itu?Christine POV
"Christine? Are you allright?" Kudengar suara Aaron memanggilku lembut.
"I'm okay." Ucapku singkat.
Bodohnya aku, bagaimana aku bisa setakut ini berhadapan dengan Aaron. I mean, aku sudah pernah bercumbu dengannya, walau sebentar.
Tapi aku tak pernah disentuh pria manapun, semenjak ibuku meninggal, fokusku hanyalah bagaimana agar aku dan ayahku tetap hidup dan makan esok hari. Tak ada waktu untuk memikirkan masalah percintaan, apalagi seintim ini. Bagaimana jika aku tidak memuaskannya? Bagaimana jika Ia kecewa? Bagaimana jika setelah ini Aaron malah meninggalkanku?
Uh pikiran buruk menari-nari dibenakku, membuatku kesal.
Akhirnya setelah beberapa lama, aku keluar dari toilet dan melihat pintu balkon terbuka.
Aku melihatnya duduk disana menikmati pemandangan.
Jangan takut, kau istrinya, kau berhak, tidak ada yang lebih berhak dari pada dirimu. Kau tidak perlu takut. Batinku pada diriku.Aku melangkah kearah Aaron dan duduk dipangkuannya, membuatnya mengerenyit sejenak, namun akhirnya tersenyum. Aku menyandarkan kepalaku didadanya.
"I'm so sorry Aaron. I'm completely idiot." Bisikku, tangannya dengan lembut membelai rambutku.
"Apa maksudmu sayang? Ada apa?" Tanyanya lembut.
"I never.. emm.. well.. slept with other guy before." Bisikku dengan terbata.
"And..?"
"Aku hanya takut, aku tidak berpengalaman, dan kau tidak senang dan kau akan meninggalkanku." Ucapku cepat dan menyembunyikan wajahku di dadanya.
Sebagai jawabannya, aku hanya mendengar tawa Aaron yang menggelegar.
"So this is all about? You're nervous.. and stuff.." ucapnya disela tawanya.
"Christine, bagiku kau yang terbaik, apa yang dapat kau berikan padaku adalah yang terbaik. Tak peduli apa yang akan terjadi.. well.. ketika kita akan.. kau tahu.. kita ikuti saja kemana alur membawa kita berdua.. aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Jika kita dapat bahagia, kau bahagia dan nyaman. Sudah cukup bagiku." Ucapnya sambil mengecup keningku.Aaron POV
Gadisku ini gugup karena ia khawatir tidak akan menyenangkanku? Dan dia tidak pernah tidur dengan pria manapun sebelumnya. Apa itu artinya?Christine POV
Aaron menggendongku bridal style, dan merebahkanku diranjang. Ia mencium bibirku dengan perlahan.
Ikuti alur.. kata-kata itu kuulang dibenakku.
Aku membalas ciumannya, dan mengelus wajahnya dengan lembut.
Ia terus menyecap bibirku dengan gerakan yang semakin cepat, kurasakan lidahnya merangsek masuk dan mengabsen seluruh mulutku dengan lidahnya, kunikmati tarian lidahnya yang menghisap mulutku. Tangannya mulai menjamah kebalik pakaianku, dan dengan lembut meremas payudaraku. Ciumannya beralih pada leherku, mencium dan mencumbunya sampai meninggalkan bekas merah disana.
Desahan kecil mulai keluar dari mulut kami berdua.
Ia merobek bajuku dengan mudahnya dan memberi ia akses lebih untuk menjamah payudaraku.. entah mengapa tanganku seakan bergerak sendiri membuka satu demi satu kancing bajunya. Lalu ia melepaskan kemeja yang membalut tubuh kekarnya itu. Aku menjelajahi setiap jengkal tubuhnya dengan jemariku, membuatnya melenguh dan mengerang.
"Damn it Christine. I want you. You're mine." Bisiknya ditelingaku. Aku menyukai kalimat itu.
Ia lalu membuka seluruh celananya dan merapatkan tubuh kami.
Ketika ia memulainya, aku merasakan perih dibagian kewanitaanku.
"Apakah sakit?" Bisiknya khawatir. Mau tak mau aku mengangguk, karena memang itu menyakitiku.
"Tenanglah sayang, fokuslah padaku. Lihat aku. Sakit itu perlahan akan kuubah menjadi kenikmatan." Bisiknya lagi lalu menciumku. Perlahan ia menggerakkan pinggul kami, dan aku mulai menikmatinya, bahkan aku merasa candu akan percintaan ini.
Kubiarkan Aaron membawa kami berdua kepada kenikmatan yang sudah sepantasnya didapatkan oleh sepasang suami istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with you, doc!
RomanceHidup Christine berubah setelah kemalangan datang bertubi-tubi. Ayahnya yang meninggal dan hutangnya yang menumpuk. Dan hampir saja kehilangan kehormatannya akibat terlalu percaya. Pikiran Aaron tidak bisa berpaling darinya, deja vu yang datang dan...