Freaky Night

3.9K 173 0
                                    

Christine POV
Malam ini Aaron bersikeras ingin menginap, Brian dan Sophie juga menyuruhnya untuk menginap.
Aku bingung, dirumah ini hanya ada dua kamar, kamarku dan kamar Sophie, Brian tidur dengan Sophie, lalu Aaron?
Tepat saat aku sedang memikirkan itu, Aaron melenggang santai kedalam kamarku sambil membawa bantal.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku. Kumohon jangan sampai ia menjawab ia akan tidur disini.
"Aku akan tidur.Kenapa?" Jawabnya dengan santai.
"Dengar ya, aku tidak akan bisa meninggalkan sisimu barang sebentarpun. Walaupun hanya untuk tidur. Jadi jangan berdebat." Lanjutnya sambil meletakkan bantalnya di karpet dan ia berbaring.
"Kau akan tidur dibawah?" Tanyaku ragu.
"Iya. Kenapa?." Jawabnya sambil bangun dalam posisi duduk.
Dan sekarang aku mulai khawatir dan bimbang. Sekejap aku menyesali pertanyaanku.
"Jangan tidur dilantai, aku tidak mau kau sakit. Tidur saja disebelahku." Aku benar benar menyesalinya saat aku melihat senyum mengembang di wajah tampannya itu.
"Baiklah." Ucapnya dan langsung meluncur ke ranjangku.
Ia langsung menutup matanya, entah ia sudah tidur atau belum, karena aku memunggunginya. Lalu aku merasakan sebuah lengan melingkari pinggangku dan satu lagi mengelus kepalaku.
Jantungku berdebar tak karuan, rasanya belum bisa terbiasa oleh sentuha-sentuhan Aaron, terlebih aku merasa seluruh badanku kesemutan, dan gelisah, aku teringat aku tidak memakai bra, dan posisi tangan Aaron sangat dekat dengan area itu.
"Tidurlah, besok siang kita akan terbang kembali ke Seattle." Bisiknya.
Aku terkejut mendengarnya dan langsung berbalik menghadapnya.
"Apa? Kenapa?" Tanyaku sambil menepuk pipinya berkali-kali.
"Aw. Sakit. Karena disana aku bisa menangani perawatanmu langsung. Dan aku punya banyak kolega yang siap membantu proses penyembuhanmu." Jawabnya sambil memegangi tanganku.
"Kau tidak perlu melakukan itu Aaron. Biayanya akan sangat mahal." Ucapku menolak. Tapi bukan jawaban yang kudapatkan, tapi sebuah ciuman mendarat dibibirku. Aaron melumat bibirku pelan, tanpa sadar aku mengikuti alurnya. Aku memejamkan mataku dan menikmati ciuman kami.
Aaron merapatkan tubuh kami. Entah apa yang mendorongku untuk meminta lebih, aku menyusupkan tangaku ke punggung dan kepalanya, lalu menekan pelan kepalanya agar memperdalam ciuman kami.
Ciuman Aaron turun ke rahang dan mendarat dileherku. Aku meremas pelan rambutnya, menahan semua luapan emosi yang ada dalam diriku, perutku rasanya bergolak, seperti ada ratusan kupu-kupu yang menari-nari didalam perutku. Aaron mengecup leherku dan meninggalkan bekas merah disana.
"Lain kali, jangan membantahku lagi." Ucapnya sambil menangkup wajahku dan mencium keningku.
"Tidurlah." Lanjutnya, tangannya berpindah memelukku dan mengelus lembut rambutku
Aku tidak menjawab dan hanya pasrah. Namun aku merasa nyaman berada sedekat ini dengan Aaron. Merasa terlindungi, sudah lama aku tidak merasakan hal semacam ini, ingin rasanya ini tidak berakhir.
Namun kantuk menyerangku dan tidak tertahankan.
Mataku terasa berat dan perlahan aku jatuh tertidur

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang