Extra Part 3

4.6K 149 0
                                    

Welcome To Bali

Christine POV
Kepalaku pusing, entah terlalu banyak minum atau posisi tidurku yang salah, mataku terbuka, kukira aku masih dimobil. Tapi, desainnya berbeda. No, sekarang aku ada didalam pesawat.
Aku melihat Aaron keluar dari toilet pesawat, dan tersenyum padaku.
"Where are we going?" Tanyaku sambil menekuk dahiku. Seberapapun cintaku pada Aaron, aku tidak mau Ia menghamburkan uang yang dikpulkannya hanya untuk hal-hal seperti ini.
"Honeymoon of course. Aku membutuhkan libur sekali." Ucapnya santai sambil meneguk champagnenya.
"Private jet? Dear God. Bisakah kita memakai pesawat biasa, seperti orang biasa, berdesakan, membawa koper dan semacamnya." Ucapku mulai mengomel.
"Jika kita seperti itu, kita baru tiba 2 hari lagi. Aku menghemat waktu kita sayang." Jawabnya santai.
Lalu dia menarikku kedalam pelukannya.
"Kau cantik Christine." Ucapnya sambil mengelus rambutku. Aku bisa merasakan jantungku sedang berlari marathon, wajahku terasa sangat panas.
Berjam-jam kami di pesawat, tanpa ada tanda tanda pesawat akan mendarat.
"Kau tidurlah dulu. Perjalanan kita masih panjang." Ucap Aaron sambil menutup matanya.
"Sebenarnya kita akan kemana?" Tanyaku, kantuk memang menyerangku.
"Rahasia." Jawabnya sambil mencubit hidungku.
"Sudah, tidurlah." Lanjutnya.
Akupun membiarkan kantuk melahapku.

Aku terbangun setelah Aaron menepuk pipiku lembut.
"Bangunlah sayang. Kita sudah sampai." Ucapnya lembut.
"Uhm.. dimana kita?" Tanyaku, menggeliat dan berusaha menghilangkan perasaan kantukku.
"Bali." Sahutnya sambil tersenyum manis.
What?!

Kami turun dari private jet yang bertuliskan Ross Industries itu. seorang pria tua setelan kemeja, namun pinggangnya dililit oleh kain dengan motif unik, dan dikepalanya bertengger pengikat kepala. Kurasa pakaian khas Bali?
"Om Swastiastu, Selamat datang tuan dan nyonya Harris. Saya pak Ketut. Akan memandu liburan anda selama berada di Bali." Ucapnya sambil memberi salam dengan merapatkan kedua telapak tangannya didada. Aksen bahasa inggrisnya sangat lucu, Aaron pun tak bisa menyembunyikan kegeliannya.
Kami masuk kedalam sebuah mobil Mercedes Benz M-class. Kutahu mobil ini pasti tak murah.
Aku menatap sebal kearah Aaron.
"Nikmati saja liburan kita sayang." Ucapnya sambil tersenyum manis.
"Ini adalah pak Wayan Karna. Dia akan menjadi sopir anda selama disini." Ucapnya memperkenalkan pria yang duduk dibelakang kemudi. Ia menoleh kearah kami dan memberikan hormat dengan cara yang sama dengan Pak Ketut tadi, kukira itu adalah salam khas Bali.
Mobil kami berjalan keluar Ngurah Rai International Airport, dan langsung bergabung dengan deretan kemacetan jalanan.
"Maafkan tuan dan nyonya, Bali memang biasa macet." Ucapnya sambil tertawa konyol
"Tapi tenang, kita akan lewat jalan tol saja." Lanjutnya sambil tertawa.
"Kupikir orang bali mempunyai selera humor yang tinggi." Bisikku pada Aaron.
"Atau kotak tertawanya yang rusak." Bisiknya menjawabku sambil terkekeh.
Aku melihat tulisan Bali Mandara, membuatku penasaran.
"Pak Ketut, apa arti Bali Mandara?" Tanyaku, seperti biasa, rasa penasaran membakarku.
"Bali Mandara itu adalah sebuah semboyan yang diberikan gubernur kami, dan karena tol ini dibangun saat masa pemerintahan beliau, jadi tol ini diberi nama demikian. Artinya adalah Bali Maju,Aman, Mandiri dan Sejahtera, dalam bahasa Indonesia." Jelasnya.
Aku hanya ber oh ria.
"Anda tahu, bahwa tol ini adala tol diatas air pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Itu menjadi kebanggaan masyarakat Bali." Ucapnya dengan bangga.
Aku hanya bisa tersenyum menanggapinya.
"Tuan Harris, apa anda ingin berjalan-jalan dulu, atau kita langsung ke hotel?" Tanyanya.
"Kita ke Hotel saja dulu pak Ketut, aku yakin istriku sangat lelah." Jawabnya sambil menatapku dengan pandangan yang tidak dapat kumengerti.

Setelah dua jam dalam perjalanan, ku sangka perjalanan akan membosankan karena Aaron tertidur pulas, namun keduan pria Bali ini terus mengoceh dan mengeluarkan lelucon yang membuatku tak berhenti tertawa, sampai akhirnya kami memasuki sebuah resort mewah.
"Pak Ketut, dimana kita?" Tanyaku.
"Four Season Resort. Desa Sayan, Ubud nyonya Harris." Jawabnya santai.
"Kenapa kita disini?" Tanyaku masih bingung.
"Lho? Memang nya salah nyonya? Tuan Harris menyuruh saya untuk mengantar kalian kesini." Jawabnya, sama-sama bingung.
Aku mengguncang tubuh Aaron, ia menggeliat dan mengerang.
"Kita sudah sampai?" Tanyanya.
Aku mengangguk.
"Dimana pak Ketut?" Tanyanya lagi.
"Dia sedang menurunkan koper kita. Dan apa lagi ini. Kau menyewa paket honeymoon untuk kita, di Four Season. Harganya mencapai 600 dollar per hari Aaron for God sakes." Ucapku mengeluh. Pria ini sudah gila.
Ia tidak menjawab, malah mencium bibirku sekilas dan melesat keluar mobil.
Aku diam merona ditempat. Dia selalu bisa membungkam diriku dengan aksinya.
Setelah membereskan urusan di resepsionis. Seorang pria mengantarkan kami ke kamar yang sudah dipesan. Dan tentu saja private villa. Boom!

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang