Lost my step pt.2

4.2K 191 1
                                    

Aaron POV
Aku gelisah menunggu. Aku tidak tahan lagi. Sudah 4 jam lamanya operasi Christine berjalan. Dan sama sekali tidak ada dokter maupun perawat yang memberitahu keadaan Christine padaku. Akupun tidak bisa membantu banyak, karena aku tidak menjalin kontrak kerjasama dengan rumah sakit ini. Jadi aku tidak bisa ikut dalam tindakan operasi. Baru kali ini rasanya aku tak berdaya sebagai seorang dokter, terlebih seorang pria. Tidak ada seorangpun yang melintas di lorong ini. Hanya aku seorang diri. Jelas saja, sekarang sudah akan lewat tengah malam. Lalu dari kejauhan aku melihat dua orang berjalan mendekat kearahku, orang itu Sophie dan Brian.
"Hey, semua akan baik-baik saja. Ini." Ucap Brian sambil menyodorkanku segelas kopi.
Aku hanya menanggapinya dengan senyuman dan mengambil kopi itu tanpa berniat meminumnya. Hal yang aku inginkan sekarang hanyalah seorang dokter keluar dan mengatakan Christine baik-baik saja.
3 jam berlalu begitu saja. Tinggal aku seorang diri lagi di lorong ini. Aku menyuruh Sophie dan Brian pulang, awalnya Sophie menolak dan berkeras ingin tinggal dan menunggu Christine. Namun aku meyakinkannya untuk pulang dan akan mengabarinya jika Tindakan operasi Christine telah selesai.
Aku mendongak ketika terdengar suara pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar diikuti dua orang perawat.
"Kau keluarga miss Ariston?" Tanya dokter tersebut.
"Iya dokter, aku.." aku sempat terdiam, aku bingung harus mengatakan apa status hubunganku dengan Christine.
"Aku tunangannya." Kataku akhirnya.
"Baiklah Mister..." ucapannya terhenti.
"Aaron. Aaron G. Harris." Ucapku sambil mengulurkan tanganku.
"Okay Mr. Harris. Operasinya berhasil. Namun ada beberapa hal yang harus kusampaikan. Akan lebih baik jika kita mengobrol diruanganku." Ucap dokter itu seraya mengajakku keruangannya.
Setelah kami tiba, dokter itu mempersilahkanku duduk. Aku dapat melihat sebuah papan nama bertuliskan dr. Evan.
"Seperti yang saya katakan tadi tuan, operasi miss. Ariston berhasil. Namun kondisinya sangat lemah, miss Ariston kehilangan banyak darah. Dan, saya mengira akibat benturan keras saat kecelakaan menyebabkan trauma di bagian otak dan menimbulkan cedera pada beberapa saraf motoriknya.. jadi.." dokter Evan terdiam sejenak.
"Mungkin saja miss Ariston akan mengalami kelumpuhan pada bagian badan bawahnya, yang berarti ia tidak dapat berjalan sementara ini. Namun fokus kami saat ini adalah penyembuhan dan pemulihan miss Ariston dahulu." Ucapnya menyelesaikan penjelasan yang membuat tubuhku lemas.
Christineku mengalami kelumpuhan. Aku keluar dari ruangan dokter Evan dan melangkah gontai. Aku belum bisa menemui Christine karena dia harus berada diruang pemulihan pasca operasi.
Aku berjalan ke meja resepsionis untuk mengurus kamar perawatan untuk Christine. Setelahnya aku merogoh ponselku dan menekan nama Sophie.
"Hallo." Jawab suara dari seberang, suaranya serak khas orang baru bangun tidur.
"Hey, operasinya sudah selesai." Kataku singkat.
"Benarkah? Aku akan segera kesana." Ucap Sophie setengah berteriak.
"Kau tidak usah kemari dulu, Christine masih di ruang pemulihan. Kau bisa kemari besok pagi. Kau juga harus istirahat." Jawabku melarangnya datang.
"Hmm.. baiklah. Aku akan kesana besok. Bye." Ucapnya dengan nada kecewa lalu memutus sambungan telepon.

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang