0

6.1K 386 8
                                    

Happy reading guys
.
.
.

Seorang gadis mematut dirinya di cermin. Tampilan casual namun terlihat feminim terlihat dari parasnya

Dia tersenyum sekilas sambil memilin rambutnya yang dikuncir ekor kuda

"Deeekkk... Fariz udah dibawah nungguin kamu"

"Bentaaarrr maaassss"

Derap langkah putri yang berlari menuruni tangga terdengar membuat Dimas Dan Fariz menoleh dan melihat ke arahnya

"Gak usah lari, ditungguin kok"

"Hehehe.. hai sayang... Aku kangen"

Putri menghambur ke pelukan Fariz yang tersenyum dan merentangkan tangannya. Menghiraukan keberadaan Dimas yang hanya geleng-geleng geleng kepala melihat sikap adiknya

"Aku juga kangen"

"Yang mau nikah ya, gak inget kalo ada orang disini. Dasar"

"Maaf ya mas"

"Biarin aja wlee"

"Kalian mau kemana emangnya?"

"Mau ke butik buat pesen gaun pengantin sama pesen undangan dan nyari catering mas"

"Cincin nya?"

"Udah kok mas, aku yang pilihan buat putri kemarin"

"Hmm.. oke oke, gih sana berangkat keburu siang"

.
.
.

Fariz yang merupakan seorang tentara berpangkat perwira pertama masih menggunakan seragam dinasnya saat berjalan dengan putri.

Dia memang baru saja menyelesaikan tugas nya sebelum menemui calon istri nya

"Ga sempat ganti?"

"Gak, gak usah gak papa... Bentar aja kan?"

"Hmm..."

Fariz melajukan mobilnya membelah jalanan ramai dan cukup padat, obrolan mereka terhenti begitu sampai di depan sebuah butik yang cukup ramai

"Kamu mau pilih gaun yang mana?"

"Kalo pesen aja cukup gak waktunya? Aku mau yang sederhana aja"

"Oke, pilih aja dulu sambil ketemu sama desainer nya ya."

Putri berjalan melihat lihat setiap koleksi yang ada disana, dia bertemu dengan pemilik butik yang sekaligus desainer nya.

"Oh... Hai putri "

"Hai kak.. aku mau pesen gaun"

"Aaahhh akhirnya kamu nikah juga ya"

"Hehehe iya"

Mereka memang cukup kenal karena kebetulan dia kenalan kakaknya

Putri lalu mulai konsultasi gaun pernikahannya sementara Fariz sedang berada di bagian tuxedo pria dengan asisten pemilik butik yang menemaninya memilih baju

"Kok sederhana banget ya kesukaan kamu"

"Gak apa kan?"

"Iyaa tapi buat pengantin apa gak harusnya lebih gimana gitu sedikit"

"Gak ah, aku lebih suka begini"

.
.
.

--Skiipp--

"Udah selesai milihnya?"

"Udah sayang"

Fariz dan putri pamitan pada pemilik butik dan menuju ke tempat memesan undangan pernikahan

Baru saja sampai ke tempat yang dituju, Fariz mendadak mendapat telepon yang membuatnya sedikit menjauh dari putri

Masih terdengar oleh putri jika yang menelepon adalah atasan Fariz, namun yang tak ia mengerti. Dimana mimik wajah Fariz yang berubah saat menjawab teleponnya

Hati putri bergetar, entah firasat apa yang dirasakan olehnya

"Sayang..."

Fariz tersenyum lembut dan memegang tangan putri

"Kita omongin ini berdua ya"

"Ada apa?"

"Gak apa2"

Fariz membawa putri keluar dan melajukan kembali mobilnya kembali ke rumah ya g saya itu kosong karena Dimas masih bekerja

.
.
.
.

"Pernikahan kita, harus ditunda sayang"

"Apa? Kenapa?"

"Aku dapet panggilan tugas buat jadi tentara PBB di Palestina sayang"

Putri membeku, dia tak mampu mengucapkan apapun. Hanya air mata yang berderai menyiratkan kesedihan mendalam dihatinya

.
.
.
.

GIMANA?

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Separuh Jiwa (Imagine Pcy X You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang