"untuk apa? Kita kan, mau menuju rumahku."
"hah?"
"iya. Kenapa?"
"tidak. kenapa, kita harus kerumahmu?kenapa tidak pulang kerumahku saja? ah bukan, maksudku, kenapa kau tak membawaku, pulang kerumahku?" tak habis pikir so hyun, menatap heran chanyeol.
"tak usah takut. aku punya banyak pelayan dirumah." jujur saja, so hyun tak takut, walaupun hanya, ada mereka berdua, dirumah chanyeol.
"tapi, kenapa kita harus kerumahmu?"
Lelaki itu mengendarai mobilnya, sembari mengabaikan so hyun.
Sesampainya dirumah yang baru saja kedua kalinya, ditapaki oleh gadis ini.
So hyun mengikuti chanyeol masuk, kedalam rumah besar, namun terlihat nyaman itu.
"duduklah." so hyun, mengikuti perintah chanyeol, dan menghempaskan bokongnya, keatas sofa berbahan kulit itu.
Posisinya saat ini, ialah berada di ruang tamu. Tepat dihadapan barang elektronik, berukuran besar ini.
Paaakk.
Sebuah kotak dengan warna merah putih, diletakkan secara dilempar keatas meja, oleh chanyeol.
"ini... apa?" tanya so hyun.
"kotak untuk mengobatiku. apalagi." so hyun menatap chanyeol, heran.
"tunggu. Kau menyuruhku kesini, hanya untuk membantumu, mengobati lukamu itu?" chanyeol mengangguk polos.
"kau sendiri, yang bilang akan mengobatiku."
"ah tung—ah tidak—maksudku, kenapa kau harus membawaku kesini? aku juga, bisa mengobatimu dirumahku kan?" chanyeol kembali, mengangguk polos.
"benar."
"lalu, kenapa kau tak membawaku pulang?" gadis itu merasa geram, dengan tingkah pura-pura tak tahunya, chanyeol.
"tidak bisakah kau disini saja?" permintaan chanyeol, membuat aura dan suasana disekitar mereka berubah.
So hyun menatap chanyeol, dengan mata teduhnya.
"duduklah. aku akan mengobati lukamu itu. Lagipula semua ini, salahku juga." chanyeol menurut, lalu bergerak mendekat dan duduk di samping so hyun.
Gadis itu mengeluarkan alkohol untuk membersihkan luka chanyeol, dan setiap kali so hyun mengoleskan tetes alkohol itu, chanyeol meringis kecil.
"ah dasar payah." chanyeol mengerucutkan bibirnya lucu, mendengar ejekkan so hyun
"masa begini saja, kau meringis. Selesai!" gadis itu menempelkan plester sebagai, sentuhan terakhirnya.
"kau lelah?" pertanyaan chanyeol, membuat so hyun menatap chanyeol intens.
"iya, aku lelah. Tapi, bukankah kau lebih, lelah?" pertanyaan so hyun, membuat chanyeol mendongakkan kepalanya.
"kau ingin, mengatakan sesuatu kepadaku?sesuatu yang membuatmu lelah? kau tak perlu ragu, untuk mengungkapkannya kepadaku. Aku siap mendengarkanmu. kapanpun dan dimanapun." helaan nafas mulai terdengar, dari bibir cherry lelaki itu.
"maafkan aku hyun." so hyun tersenyum, tipis.
"tak apa. untuk apa kau meminta maaf kepadaku? kau tak pernah melakukan kesalahan apapun kepadaku, ah kecualikan, kau yang menghamiliku." sejujurnya gadis itu, hanya berusaha mencairkan suasana diantara mereka. Namun yang ada, candaannya malah membuat chanyeol, terdiam.
"kau masih mencintainya?" so hyun tau pasti, hal apa yang membuat chanyeol, terlihat seperti ini.
Dan, chanyeol juga tak bisa pura-pura tak tahu, apa yang sedang dibicarakan oleh so hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby[?].✔️
General Fiction[[E N D !]] ❝stop talking. This's your baby.❞ Highest rank #53 in general fiction. #02 in sohyun. Warn! Khusus dewasa. Harsh words Adek-adek jan masuk ya. 9.9.17(start.) 12.1.18(end.) ©𝓟𝓲𝓴𝓪. ©pikachuu. 2017.