Kedua mata gadis itu serasa mencelos saat melihat, tak ada satupun barang miliknya, di rumah yang dikontraknya ini.
Segera berlari, dan mengetuk rumah di pojok gang itu.
Tok tok tok.
Seorang wanita paruh baya, keluar dengan wajah sumringahnya.
"eh! non so hyun."
"maaf bu, kontrak saya habisnya masih tiga bulan lagi kan? kenapa barang barang saya tidak ada didalam, rumah?"
"oh itu non.. kenapa non ga bilang-bilang sih, punya suami ganteng begitu, mana kaya lagi. Dia bilang rumah yang di kontrak non sekarang, mau dia beli buat tinggal karyawan-karyawannya." ucapan ibu pemilik kontrakkan itu, membuat so hyun terheran-heran.
"siapa yan—trus barang-barang saya, dimana bu?"tanya so hyun.
"oh itu, dibawa suami nya non. katanya kalau uda pulang kerja nanti, langsung suruh pulang kerumah saja." so hyun kembali mencerna, ucapan wanita paruh baya yang berdiri, senang, dihadapannya ini.
"yang bilang dia, suami saya, namanya siapa bu? trus ada bilang ga, rumahnya dimana?" wanita itu terlihat kebingungan, dengan pertanyaan so hyun.
"loh non, masa lupa sama suami, dan rumah sendiri. kayanya tadi namanya chan, chan gitu deh." so hyun mengangguk mengerti, lalu setelah berterima kasih, gadis itu beranjak pergi, dengan gesit.
Lelaki itu memang tengah menunggunya disana. melipat kedua tangannya didepan dada, dan menyambut so hyun dengan senyuman hangat.
So hyun menapaki kakinya, didalam rumah chanyeol setelah tiga hari yang lalu, dirinya muntah muntah disini.
"selamat datang." sambut chanyeol, dengan tersenyum manis.
"apa maksudmu?"tanya so hyun ketus.
"mulai hari ini, rumahmu disini. Kau harus tinggal bersamaku." ucapan chanyeol, membuat so hyun mendelik.
"kenapa? kau fikir, aku tak bisa memenuhi kebutuhanku sendiri? sehingga harus kau beri, tumpangan tidur?" ucapan sarkas so hyun, membuat chanyeol terkekeh.
So hyun heran sekali, semua kemarahannya itu, terdengar tak mempan bagi chanyeol. lelaki itu, selalu saja tertawa jika dirinya, sedang merasa kesal. apalagi, setiap kata sinis yang dilontarkannya, entah kenapa tak dijawab secara sinis balik, oleh chanyeol.
"bukan itu maksudku. Anakku ada didalam kandunganmu, aku mengharapkan bayi itu lahir, dengan keadaan sehat, apalagi setelah melihatmu mual mual seperti kemarin, mana mungkin, aku bisa membiarkanmu tinggal sendirian?" so hyun tersenyum tipis, jadi lelaki itu melakukan semua ini, hanya karena bayi dikandungannya? Walaupun so hyun merasa sedikit lega, karena chanyeol sudah mulai menerima, hadirnya anak dikandungannya ini.
"dan juga kau tinggal sendiri kan?bagaimana jika tiba-tiba, kau menginginkan sesuatu? siapa yang akan membelikannya untukmu?" so hyun tersenyum, lalu menatap intens, kedua mata chanyeol.
Kalian tau dia kan? gadis agresif yang hanya meleleh, dihadapan chanyeol.
Gadis itu mendekat lalu memeluk chanyeol, membenamkan wajahnya didada bidang, lelaki jangkung itu.
Chanyeol sudah biasa dipeluk seperti ini oleh so hyun, karena kehamilan gadis itu, dirinya menjadi lebih manja dan chanyeol juga tak bisa, menolak pelukannya.
Hei! lagipula, selain chanyeol, dirinya harus bermanja manja dengan siapa lagi? kai?dirinya tak yakin, jika chanyeol tak akan marah.
Tapi, kenapa lelaki itu harus marah?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby[?].✔️
Fiksi Umum[[E N D !]] ❝stop talking. This's your baby.❞ Highest rank #53 in general fiction. #02 in sohyun. Warn! Khusus dewasa. Harsh words Adek-adek jan masuk ya. 9.9.17(start.) 12.1.18(end.) ©𝓟𝓲𝓴𝓪. ©pikachuu. 2017.