My Baby[?].✔️

22.back to back

Gadis itu menatap kesekitarnya dengan wajah kagum.

"wahh, rumah kakak besar sekali. apa memang disini rumahnya besar-besar semua ya? " tanyanya kagum membuat so hyun terkekeh.

"yasudah, ayuk keatas." so hyun menarik tangan dahyun, dan membawanya ke atas, lebih tepatnya kedalam kamarnya.

Pandangan pertama yang menarik perhatian dahyun ialah frame foto besar yang terbuat dari foto foto kecil, dan foto dengan gambar-gambar berbeda itu membentuk wajah so hyun dengan foto yang lebih besar.

"aku seperti pernah melihat kakak." ucapan dahyun, membuat so hyun yang tengah mengambil laptop, menoleh.

"benarkah? kau suka buku?" dahyun mengangguk antusias. "sangat! apalagi novel yang dibuat oleh salah satu dari keluarga park itu, dia orang korea seperti kita, tapi dia cukup terkenal dibeberapa belantara dunia. termasuk amerika, dan beliau tadi pagi, mengadakan seminar dikampusku. tapi sayangnya, aku tidak bisa ikut, karena harus mengerjakan tugas yang tak sengaja kurusakkan ini." cerocos dahyun, membuat so hyun tertegun mengetahui bahwa dahyun menyukai novel yang dikarangnya, bahkan sepertinya gadis itu mengenal anggota keluarganya.

"buku pertama yang dikeluarkannya itu ialah, 9 different colours. Bukunya cukup menarik. Beberapa karangannya, menggunakan genre romance, tapi ada juga yang menggunakan genre yang lebih serius. Tapi, jelas saja aku lebih suka yang romance. Kakak suka membaca buku? atau novel-novel seperti itu? ahh.. tunggu dulu kenapa kakak bertanya?" baru saja so hyun ingin menjawab, geprakkan pintu kamarnya, membuatnya dan dahyun tersentak kaget.

"gawat ka! gawat! " joy, gadis itu mendekat kearah so hyun dengan gesit. Membuat dahyun membeku ditempat. "joy?! Park sooyoung?!" dahyun menatap joy lekat. ingin memastikan apakah gadis itu, benar-benar joy atau bukan.

"benar. kau siapa? dia siapa kak?" tanya joy, melirik kearah dahyun sekilas, lalu kembali menatap heran kakaknya.

"dia.. bisa dibilang, dia akan cukup merepotkanku nantinya." joy menatap bingung dahyun.

"kenapa?"

"dia menjatuhkan kopinya, diatas lembar tugasnya, oleh sebab itu aku harus membantunya membuat, dan kembali menyusun ulang tugasnya." joy terlihat semangat. sudah lama dirinya, tak berurusan dengan hal-hal yang berbau pendidikan seperti ini. Ia lebih menyukai membuat kliping, skripsi dan apapun yang menyangkut tentang pelajaran, daripada membuat presentasi tentang, berkas kantor kakak-kakaknya.

"tapi, bukannya kakak sibuk?" tanya joy membuat so hyun mengangguk, sedangkan dahyun hanya menatap mereka berdua dengan tatapan mata kosong. Blank. Ini sih namanya, ia seperti ketiban tangga, tapi yang ngangkat tangganya, gajah.

Karena kecerobohannya, ia dipertemukan oleh orang-orang yang hanya bisa ia pandang kagum, dari balik karya-karya mereka.

"jadi.. kau mau membantuku?" tanya so hyun, dengan wajah berharapnya. Joy hanya mengangguk senang.

"tolong selesaikan, dokumen pak chen ini ya." seketika, wajah joy berubah merenggut sebal. "ih kak! aku tidak mau mengerjakan dokumen merepotkanmu itu, aku akan membantunya saja, oke?" joy menunjuk dahyun, yang ditunjuk hanya terdiam membeku.

So hyun mengangguk, lalu mulai mengulas satu per satu, dokumennya. Dan tiba-tiba saja, sebuah kertas kosong tergeletak diatas keyboard laptopnya.

So hyun mendongak, mendapati dahyun yang tengah menatapnya, dengan kedua mata berbinar-binar.

"aku boleh minta tanda tangan kakak tidak," so hyun terkekeh."tentu saja."

✍️✍️

Bukan hanya so hyun, gadis ceroboh itu, meminta tanda tangan kepada semua keluarga so hyun, yang tiba-tiba saja pulang lebih awal. Padahal biasanya, jika sudah tengah malam pun, semua keluarganya itu tidak akan ada dirumah. hanya menyisakan dirinya, dan juga joy. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini kedua orang tuanya, dan juga kedua kakaknya, seperti berusaha meluangkan waktu untuk dirinya, dan juga joy. Mungkin mereka sudah cukup sadar, akan dampak ketidakpekaan mereka.