1

369 53 78
                                    

Jadilah Readers yang baik, tinggalkan Vote dan Comment yang bermanfaat.
Happy Reading 💜

"Bisa ga sih ga nyusahin orang?" Seorang lelaki melempar sebuah handuk kepada seorang gadis yang sedang berdiri di ambang pintu rumahnya.

Handuk itu tepat mengenai wajah seorang gadis yang berdiri di ambang pintu dengan seragam yang kuyup. Wajahnya pucat tapi sebuah senyuman tersembunyi merekah di wajahnya, ada rasa senang yang menjalar ke seluruh tubuh gadis itu walaupun lelaki si pemberi handuk melemparkan handuk itu dengan kasar.

"Udah deh marah mulu," pinta seorang gadis sambil tersenyum yang tengah menyeduh teh panas di meja makan.

Lelaki itu memutar bola matanya kesal, lalu kembali sibuk di depan televisi. Gadis di ambang pintu sibuk mengusap lembut rambutnya yang basah seraya terkekeh.

"Cepet masuk terus mandi." Ucap gadis yang sedari tadi sibuk mengaduk teh.

Gadis di ambang pintu pun mengangguk tersenyum lalu melangkah hati-hati masuk ke rumah. Saat melewati ruang keluarga, gadis itu melirik lelaki yang tengah fokus menatap layar televisi. Tapi setelahnya, ia hanya berlalu menuju kamarnya.

Dua puluh menit. Setelah itu ia keluar, melirik segelas teh yang sudah tak mengepulkan asap lagi. Ia menyeruput isi gelas itu lalu mengernyit tak suka.

"Udah dingin."

Ia meratapi gelas itu lalu meletakkannya kembali ke atas meja. Ia berjalan pelan menuju ruang keluarga, ia menjatuhkan bokongnya di sofa tepat di sebelah seorang lelaki yang tengah menonton.

Gadis itu menaikkan kaki kanannya ke atas sofa lalu sibuk dengan acara televisi, lelaki di sebelahnya tampak tak senang lalu berpindah duduk ke sofa yang lain.

"Kak, tukar channel nya." Pinta gadis itu menatap lelaki yang masih sibuk menonton televisi.

Lelaki itu tak bergeming.

Seira Saptriana. Seorang gadis cantik yang termasuk golongan siswa-siswi yang menghiasi peringkat bawah di kelas, seorang gadis kpopers yang sangat terobsesi dengan para oppa dari negeri ginseng, seorang gadis yang disenangi banyak orang. Terkecuali seorang lelaki yang sedang sibuk menonton anime di televisi saat ini.

Lelaki itu selalu menolaknya, memintanya menjauhinya, bersikap dingin seolah dia bukanlah bagian dari keluarga itu. Hanya itu yang membuatnya selalu kesal, tapi pasalnya ia tak bisa membenci lelaki itu seperti ia membenci seorang lelaki di sekolahnya. Kenapa jadi membahas lelaki itu? Baiklah lupakan.

"Kak, Seira ga mau nonton ini." Rengek gadis itu seraya menurunkan sebelah kakinya yang tadi di atas sofa.

"Yaudah ga usah nonton." Ujar lelaki itu dingin tanpa melirik gadis bernama Seira itu.

"Tapi Seira mau.."

Lelaki itu meletakkan remot televisi di atas meja dengan kasar sebelum Seira menyelesaikan kalimatnya, lalu melangkah menaiki tangga menuju lantai dua.

Seira menatap punggung lelaki itu bingung lalu menunduk lemah.

Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya, sebuah senyuman tersungging. Ia menoleh ke belakang, berharap lelaki itu berada disana.

"Tumben nonton anime." Kekeh seorang gadis yang tengah berjalan mendekatinya seraya membawa beberapa map.

Bahu Seira merosot menyadari siapa yang berada di belakangnya, ada sedikit kekecewaan di sorot matanya. Seira memperhatikan pergerakan gadis itu, ia meletakkan map-map yang dibawanya tadi ke atas meja di tengah sofa.

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang