2

194 43 68
                                    

Jadilah Readers yang baik, tinggalkan Vote dan Comment yang bermanfaat.
Happy Reading 💜

Seira keluar dari ruang BK dengan tampang kusut. Ia berjalan gontai menyusuri koridor yang mulai sepi. Ia menatap Raya yang berlari ke arahnya.

"Apa-apaan nih?" tanya Raya tak suka seraya menyentuh luka-luka kecil di wajah Seira akibat cakaran Rifa.

Seira menjauhkan tangan Raya dari wajahnya, karena lukanya masih basah dan pedih saat disentuh.

"Obatin dulu ayok." Raya menarik pergelangan tangan Seira, ingin membawa Seira ke UKS.

Tapi Seira menahannya, "Mang Udin tuh. Kasian nunggu lama."

Raya mengikuti arah pandang Seira, disana sebuah mobil terparkir. Raya menatap manik mata Seira.

"Gue gapapa, bentar lagi juga gue pulang." Seira tersenyum tenang.

"Ya udah, jangan lupa bersihin luka lo. Gue pulang ya." Raya melambai seraya berjalan menjauh.

Sekolah sudah sepi, langit mendung pertanda akan turun hujan. Ia mempercepat langkahnya menuju ruang kelas untuk mengambil tasnya. Seira keluar dari kelas, masih berjalan lemas di koridor menuju gerbang sekolah. Langit mulai merintik, membuat senyum terukir di bibir Seira.

Seira berdiri di pinggir koridor, ia mengulurkan tangannya agar bisa menyentuh rintik hujan yang semakin deras itu. Ia memejamkan mata sambil tersenyum.

"Lo ngapain sih?"

Seira terlonjak sedikit, seorang lelaki berdiri di sebelahnya dengan ransel yang bergelayut disalah satu bahunya.

"Pake acara berantem di sekolah. Bikin malu tau ga?" ucap lelaki bernama Angga itu kesal.

"Tadi itu..."

"Ga usah ngejawab! Gara-gara kelakuan bodoh lo itu, gue yang harus ikut masuk ke ruang BK."

Angga berjalan cepat menuju lapangan, mencari jalan pintas agar secepatnya bisa menuju parkiran walau harus basah akibat hujan.

Seira mengejar Angga, membiarkan tubuhnya kembali basah kuyup seperti kemarin.

"Kak! Dengerin Seira dulu."

Angga berbalik menoleh ke Seira, "Stop melibatkan gue dalam semua masalah lo."

Seira terpaku di tempat. Membiarkan Angga berlalu dari hadapannya, meninggalkannya di tengah hujan untuk yang kesekian kalinya.

Tiba-tiba tubuhnya tak lagi merasakan rintik hujan, sedangkan hujan masih deras mengalir. Seira mendongak, mendapati sebuah payung tengah melindunginya.

Seira menoleh ke samping, ingin tahu siapa yang memayunginya saat ini. Padahal sekolah sudah sangat sepi.

"Ikut gue." Lelaki itu menarik pelan lengan Seira.

Koridor sekolah, disinilah mereka berada. Raka sibuk mengobati luka kecil ke wajah Seira, Seira hanya bisa meringis sedikit. Pikirannya berkecamuk, mengingat kejadian tadi. Pasti Raka mendengar semua percakapannya dengan Angga.

"Cah, selesai." Raka menutup kotak P3K yang tadi diambilnya dari UKS.

"Lupain semua yang lo denger tadi." Ujar Seira dingin.

"Euh?"

"Apapun yang lo denger tadi, anggap aja lo ga pernah denger."

"Jadi dia kakak lo?"

Seira menoleh cepat, "B-bukan lah."

"Gue denger semuanya." Raka memainkan ujung sepatunya.

Seira menunduk, tak tahu harus bicara apa.

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang