18

66 12 3
                                    

Jadilah Readers yang baik, tinggalkan Vote dan Comment yang bermanfaat.
Happy Reading 💜

"Ada Lala ga?" Raka berjinjit celingak-celinguk.

"Ngapain woi?" tanya Seira yang baru saja ingin ke kantin bersama Raya.

"Nyari Lala, dia sekelas sama lo kan?" Raka malah balik bertanya.

"Emang ada ap.."

Ucapan Seira terpotong, karena kehadiran Lala yang tiba-tiba.

"Nah ini dia, lo ngantar formulir ke ruang osis tadi?" tanya Raka seakan Seira tak ada disana.

"Eeh iya kak, kenapa?" jawab Lala gugup.

"Ikut gue ke ruang osis!" Raka berjalan meninggalkan kelas itu dengan Lala yang mengekorinya di belakang.

"Jangan bilang, si dungu Raka baru aja ngacangin gue," tutur Seira.

Raya menepuk bahu Seira lalu menariknya menuju kantin.

"Sejak kapan si sinting Raka kenal Lala? Lala baru aja sekolah dua hari." Seira memutar bola matanya seraya mengunyah mie goreng di dalam mulutnya.

Raya tak bergidik, sibuk dengan piring berisi siomaynya.

Kunyahan Seira makin lambat saat dipandangnya Raya yang tak merespon perkataannya,

"Hey Raya bin Muhiddin, Seira bin cantik lagi ngomong sama Anda." Tegas Seira setelah berhasil menelan lumatan mie goreng tadi.

Raya menatap lurus Seira dengan sebelah alisnya yang naik, seolah berkata apaan?

Seira menggerutu, "Gue nanya, kok bisa Raka kenal Lala? Lala kan anak baru."

Raya mengedikkan bahu dengan bibirnya yang melengkung ke bawah, pertanda ia tak tahu.

Seira menatap tajam Raya sambil memisahkan tautan mie gorengnya dipiring dengan kejam sehingga menimbulkan bunyi yang tak enak di dengar, bibirnya mengatup rapat.

Raya mengamati pergerakan Seira, setelah meneguk minumannya ia melipat tangannya di atas meja.

"Gue balik ke kelas deh, dari pada jadi obat nyamuk. Byee!" Raya berdiri lalu berjalan menjauh dari kantin.

Seira berhenti dari kegiatannya tadi, matanya membulat tak mengerti, bukankah harusnya ia yang marah karena dikacangi sedari tadi? lalu kenapa sekarang ia yang ditinggal pergi begini?

Ia mengamati punggung Raya yang semakin menjauh, lalu menghentakkan sendoknya sampai beradu dengan piring, menimbulkan bunyi traang, sedetik kemudian ia sadar kini ia menjadi pusat perhatian oleh beberapa siswa di kantin.

Ia tersenyum ragu lalu memperbaiki letak sendoknya dengan baik.

"Ga dimakan lagi?" tanya seorang lelaki dari belakang Seira, ketika dilihatnya Seira menyilangkan kedua sendoknya.

Seira menoleh ke belakang, lelaki itu mengusak rambut Seira lalu berjalan dan duduk di seberangnya.

"Kesel banget kelihatannya," lelaki bernama Alfian itu terkekeh.

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang