Jadilah Readers yang baik, tinggalkan Vote dan Comment yang bermanfaat.
Happy Reading 💜✏
"Sei? turun! Makan dulu."Seira menoleh masih dengan ponsel yang bertengger ditelinganya. Ia menggigit kuku ibu jari tangannya. Ragu harus mematikan sambungan telepon ini atau bolos makan malam seperti tempo hari?
Seira beralih lagi pada sambungan teleponnya.
"Kak? udah makan belum?"
"Belum sih, mau ngajak makan bareng?"
"Hehe, engga kak."
"Kapan-kapan makan diluar bareng mau ga?"
Seira memutarkan bola matanya, berpikir sejenak.
"Boleh kak,"
"Oiya, besok berangkat jam berapa Sei?"
Lelaki diujung ponsel itu kembali bertanya, membuat Seira akhirnya berpikir untuk bolos makan malam lagi. Lagian besok ada waktu istirahat lebih seusai upacara bendera.
Ya, sudah beberapa hari ini ia acap kali berhubungan via telepon dengan senior lelakinya yang bernama Alfian. Tak jarang Alfian mengajaknya untuk video call sekedar bertatap muka, entah untuk alasan apa tapi Seira berharap ini akan baik untuk ke depannya.
Alfian? senior kelas XII IPA 1. Teman sekelas Angga sekaligus sahabatnya, kapten basket dan cukup famous di kalangan sekolah. Dimata Seira, Alfian baik, perhatian, lembut, romantis, dan lucu. Bagaimana mungkin seorang Seira tidak jatuh hati?
Seira sebenarnya menunggu seseorang, seseorang yang sejak lama membuatnya jatuh hati sebelum mengenal Alfian. Tapi tidak ada perkembangan, hanya gitu-gitu saja. Jadi tidak apa jika dia menjadikan Alfian sebagai objeknya untuk move on?
***
Nomor yang Anda tuju sedang sib..
Tit!
"Ini anak tiap hari telponan, ga bosen apa?" Raka berdecak kesal lalu meletakkan ponselnya, menyerah di panggilan ke-19.
Mulai dari seusai isya, dia sudah mencoba menelepon Seira, tapi nomornya sudah sibuk bahkan sampai sekarang, sampai sekarang jarum jam di angka sebelas.
Pikiran Raka menjalar, ia lupa bertanya perihal dengan siapa Seira telponan waktu itu.
***
"Sama Rio kali?"
Raka menggigiti bibir bagian dalamnya sembari berpikir, apa benar Rio?
"Masa iya sih dia masih mau ganggu Seira, setelah apa yang gue lakuin." Pikir Raka heran.
"Si Raya?" celetuk Ipan lagi, sahabat Raka yang baru saja mulai masuk sekolah lagi setelah libur beberapa hari untuk masa skorsingnya.
"Kaga! malah si Raya nanya ke gue." Bantah Raka cepat.
Ipan ikut berpikir, membantu sahabatnya itu walau ia sendiri tak mengerti kenapa Raka ingin tahu sekali tentang dengan siapa Seira sering telponan.
"Lo suka dia bray?" akhirnya pertanyaan yang sekian lama disimpan Ipan terkuak juga.
Raka menoleh pada Ipan yang kini menatapnya penuh tanya, sejenak mereka saling tatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER √
Random[REVISI] Bagi Seira, Angga itu abu-abu. Tidak ada warna yang mencolok, entah hitam atau putih. Terkadang dia begitu dingin, tapi dilain sisi ia sangat penyayang dan terlihat hangat. AmazeCover by: @carpediaem # 179 - DIA // 180511 # 814 in RANDOM...