17

70 13 8
                                    

Jadilah Readers yang baik, tinggalkan Vote dan Comment yang bermanfaat.
Happy Reading 💜

Author Pov-

"Huu, kenyang."

Lania menoleh ke samping, mengamati Seira yang kini terkulai di sofa akibat kekenyangan seusai menyantap mie rebus kesukaannya.

Sudah larut memang, tapi kedua insan itu belum ada yang berniat untuk memisahkan diri.

"Kangen mama," lirih Seira tiba-tiba.

Lania tersenyum kecut menatap Seira, tapi setelah itu ia mengalihkan pandangannya ke langit-langit ruang keluarga.

"Kangen papa," tambah Seira lagi.

"Kakak jugaa," timpal Lania menatap kosong langit-langit ruangan itu.

"Kak?"

Lania menoleh lagi menatap sisi wajah Seira dengan sorot mata sendu.

"Mama sayang sama Seira kan kak?" tanya Seira layaknya bocah kecil yang butuh perhatian.

"He'em."

Lania hanya berdehem mengiyakan dengan tatapan yang masih tertuju pada Seira. Tetapi Seira enggan membalas tatapan Lania.

Tampak tarikan kecil dari kedua sudut bibir mungil Seira.

"Papa juga sayang Seira kan kak?"

"He'em."

"Kak Rey sayang sama Seira kan kak?" tanyanya lagi.

Lania bisa melihat ada lapisan bening yang menutupi iris gadis itu.

"He'em." Jawab Lania untuk kesekian kalinya.

"Kak Lania juga sayang Seira?"

"He'em!" kali ini Lania menganggukan kepalanya untuk mengiyakan pertanyaan adik bungsunya itu.

Seira tersenyum lagi menatap sendu langit-langit ruangan itu, entah apa yang sedang dipikirkannya.

Sehela napas berat Seira terdengar perih dihati Lania, tak lama Seira menoleh ke arah Lania, membalas tatapan sendu sang kakak yang kini berusaha kuat untuk tidak menangis.

"Tapi kenapa kak Angga benci Seira?" tanya Seira dengan isak tangis yang akhirnya terdengar.

Bibir bawahnya perlahan melengkung ke atas, berusaha menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara tangis yang akan pecah setelah ini.

Lania menarik Seira ke dalam dekapannya, ikut menumpahkan air mata bersama sang bungsu. Lania menyimpan wajah Seira di sisi dadanya, mengelus lembut gerai rambut Seira.

"Kenapa kak?" lirih Seira ditengah isaknya.

"Semua orang sayang Seira, Angga juga sayang Seira." Bantah Lania pelan.

Terdengar raungan lirih dari bibir Seira, memecah keheningan malam yang hampir menjemput fajar. Di dalam dekapan Lania, Lania bisa merasakan basahnya baju yang dipakainya akibat air mata Seira. Betapa sakitnya berada diposisi Seira, saat Seira begitu menyayangi Angga, tetapi Angga selalu menolaknya.

"Apa salah Seira kak?" tanya Seira lagi.

"Sshhhhh, udah Sei, udah." Pinta Lania memohon.

Tak hentinya tangan Lania mengusap lembut rambut Seira untuk menenangkannya, tapi Seira masih
setia dengan tangis pilunya.

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang