35

213 12 17
                                    

Jika seseorang ingin pergi, kita tidak mungkin untuk menahannya.
Karena dia akan mencoba kabur dan akhirnya akan berhasil.
Melakukan itu diam-diam, dan akhirnya..

tidak akan kembali.

*
*
*

"Hai Seira, bagaimana kabarmu selama lima tahun ini?"

Raka menarik napas dalam, berjongkok untuk meletakkan bunga daffodil di depan nisan Seira. Netra Raka lekat menatap tulisan nama Seira, dengan seutas senyum yang dipaksakannya untuk menguatkan hatinya.

"Sejak kamu pergi, aku selalu butuh waktu sendirian. Aku tak pernah berpikir, aku butuh kamu saat menangis, kamu lihat seberapa aku membutuhkanmu sekarang?"

Perlahan, hujan mulai terbentuk di bawah mata Raka. Ia menunduk sejenak, menarik napas lalu kembali menatap nisan Seira.

"Aku mencoba melelahkan diriku, aku mencoba keras untuk lupa. Tapi, nyatanya rasa sesak itu masih bersarang di dadaku setiap mengingatmu. Kamu sendiri yang menyaksikannya dari atas sana, kan?"

Pertahanan Raka roboh, hancur lebur setiap kali mengunjungi Seira.

"Aku berlari dari segala masalah di hidupku, meninggalkan dan melupakan semua yang pernah aku miliki. Aku tak berani menoleh ke belakang, juga tak berani diam di tempat. Karena, jika aku diam.. aku tak punya pilihan selain mengingat." Raka menyeka cepat bulir bening di sudut matanya.

"Supaya aku tak lagi teringat, aku tidak lagi melakukan hal-hal yang dulu aku lakukan saat bersamamu. Aku melepas segalanya, melepas hujan.. juga melepas cinta."

"Sei, kamu harus tau.. Aku adalah salah satu orang yang sangat bahagia karena kamu udah lahir ke dunia."

***

"Ada yang ingin kusampaikan hari ini. Sayangnya kau tak disini.
Kau tahu? Sejak awal ada sebuah rasa yang terang-terangan menyelip ke palung hatiku—memenuhi semua ruangan di dalamnya.

Tentang Seira dan Raka.
Dalam hubungan ini, sayangnya akulah yang kalah.
Akulah yang lebih dulu menyadari betapa cepatnya degup jantungku saat bersamamu.
Menyadari betapa takutnya saat kau dalam keadaan tidak baik-baik saja,
Menyadari bahwa ada rasa yang ingin bersambut bahagia.

Untuk Sang pemenang..
Terimakasih telah berlari bersamaku, terimakasih telah menahan lukaku, menjagaku, dan memilihku sebagai gadis yang kau cintai.
Terimakasih karena telah menjadikanku Si kalah bodoh yang selama ini selalu membuatmu khawatir, walau dalam keadaan baik-baik sekalipun.

Tolong pinjami aku hatimu sebentar saja, aku ingin merasakan bagaimana hatimu berdebar saat melihatku, dan sedalam apa namaku kau simpan selama ini.
Karena menyakitimu, aku butuh waktu lama untuk memaafkan diriku sendiri.

Raka,
Awalnya aku ingin berjuang sampai akhir..
Tapi mati rasa memaksaku berhenti.
Aku tidak menyerah,
Kau tau sendiri betapa kuatnya aku selama ini. Aku hanya berpikir, bahwa aku telah menggunakan waktuku yang tersisa untuk terus berjuang..

Aku lelah,
Butuh rebah..
Terlalu sakit untuk tetap tinggal,
Kali ini, bolehkah aku menyerah?
Aku ingin terlelap."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang