9

103 19 4
                                    

Jadilah Readers yang baik. Tinggalkan Vote dan Comment sebagai rasa saling menghargai. Tekan Bintang di pojok kiri bawah ga ngabisin kuota segiga kok.

Happy Reading 💜

Alfian menyodorkan sebatang rokok pada Angga, Angga meliriknya sekilas lalu menggeleng. Ia sedang memikirkan keadaan Seira setelah ia marahi tadi.

"Lagi jatuh cinta?" senggol Alfian.

Angga tak menoleh, hanya memandang kosong kunci motor yang sejak tadi ia mainkan dijemarinya.

"Mana ada orang jatuh cinta mukanya kayak monyet begitu," timpa yang lainnya.

Sejenak sikap Angga menjadi bahan lelucon bagi yang lain, tapi ia tak peduli. Para sahabatnya memang seperti itu, jadi ia tak perlu memasukkan hati ucapan mereka.

"Lo liat cewek yang tadi bikin ribut di koridor ga?" tanya Alfian setelah menghisap rokoknya.

Angga mengerjap sekali lalu menoleh pada salah satu sahabatnya itu, Angga menggeleng samar lalu mengalihkan pandangannya pada beberapa sahabatnya yang lain sedang adu panco.

"Anaknya cantik ya, lucu." Tambah Alfian senyum-senyum sendiri.

"Biasa aja," bantah Angga tak setuju.

Alfian terkekeh, entah karena melihat tingkah sahabatnya yang tak terima kalah dalam adu panco, atau karena membayangi sosok gadis di koridor tadi, gadis yang akhir-akhir ini sering menyinggah dalam khayalannya.

"Jangan bilang lo..?" ujar Alfian yang kini menatap penuh wajah datar Angga.

"Apaan?" tanya Angga tak mengerti.

"Jangan bilang lo homo Ga,"

Pltak!

Angga berhasil membuat Alfian meringis, "Abisan lo ga pernah naksir cewek selama sekolah, heran gue."

"Cewek itu ribet," jujur Angga santai.

Alfian menoyor kepala Angga bergurau, "Otak aja lo penuhin, hati tu urusin."

"Sotoy banget nih bocah," umpat Angga melirik sekilas.

"Lagian gue bingung, coba lo pikir apa kurangnya si Friska? Cantik iya, pinter iya. Terus si Lala, anaknya bohay, tajir pula. Nah trus si Rere, mantan ketos, anak dewan lagi, udah pasti tajir mampus." Jelas Alfian.

"Bukan gi.."

"Jangan lupa sama Wulan, mantan senior kita sekaligus murid teladan di sekolah. Mereka itu kurang apa Ga?? Ya Tuhan." Sesal Alfian geleng-geleng kepala.

"Trus kenapa ga lo gaet aja mereka ha?" tanya Angga yang baru diberi kesempatan untuk buka suara.

"Itu dia! Mereka maunya sama elo anjir, kalo engga mah udah gue pasang empat." Alfian cengengesan.

Sekarang gantian, Angga yang malah geleng-geleng kepala.

"Tapi tenang, sekarang gue punya satu target. Seira Saptriana, junior kelas X IPS 1." Alfian menyombongkan diri.

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang