14

78 12 0
                                    

Jadilah Readers yang baik, tinggalkan Vote dan Comment yang bermanfaat.
Happy Reading 💜


Kak Alfian nembak gue, dan kita udah jadian.

Deg!

Deg!

Deg!

Tangan Raka berhenti diudara, ia baru saja ingin membalas pelukan itu, pelukan dari gadis yang sangat dicintainya. Tapi kalimat itu membuat tangannya enggan untuk menyentuh tubuh gadis itu.

Dunianya berhenti seketika, mematung tanpa pergerakan.

Hening,

sepi,

hanya suara detak jantungnya yang terdengar pilu di dalam sana. Detak jantungnya terus saja berdegup kencang, entah karena sehabis berlarian menuju danau tadi, atau karena ia tau bahwa separuh hatinya akan mati rasa mulai detik ini.

Hancur sudah, dunianya hancur hanya dalam sepersekian detik.
Matahari terbenam tak lagi seindah biasanya bagi Raka, matahari terbenam bukan lagi favoritnya.

Semburat jingga dan pantulan matahari yang hampir menghilang di permukaan danau serasa menertawainya saat ini, padahal keduanya adalah hal yang membuat Raka jatuh cinta pada matahari terbenam.

Dan disaat aku sudah berani sekalipun, aku masih saja jadi yang paling pengecut.- RakaFirdaus.

-

Gadis itu masih memeluk Raka seraya mencak-mencak saking bahagianya, perlahan tautan tangannya melonggar lalu dipandangnya lekat wajah Raka.

Raka masih bisu, tidak tahu harus menunjukkan ekspresi seperti apa, memangnya apa yang bisa dilakukannya setelah hatinya diremuk paksa lalu dihempaskan begitu saja?

Apakah kalian tahu bagaimana rasanya?

Tatapan kosong Raka berhenti tepat dimanik mata milik Seira, ada sorot kebingungan disana. Mau tak mau Raka harus mengumpulkan serpihan kesadarannya yang sudah tersebar entah kemana.

"Ka, lo kena.."

"Ciee yang jadian, selamat yaa!" Raka tersenyum antusias seraya mengacak puncak kepala Seira gemas.

Senyum yang Raka harap tak memperlihatkan kekacauan dalam hatinya saat ini.

Kemudian mimik wajah Seira kembali ceria, ia mengangguk lalu menghadap ke arah danau sambil memejamkan mata.

"Lo pernah jatuh cinta?"

Raka menoleh menatap sisi wajah Seira yang tengah menengadah dengan mata yang masih terpejam, hanya bibirnya yang terus menyunggingkan senyum.

"Kalo lo?" tanya Raka balik.

"Ih, kan gue nanya duluan." Protes Seira masih di posisi awal.

Raka tersenyum kecut lalu kembali menatap pantulan semburat jingga di permukaan danau.

"Ladies first,"

HER  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang