creído; chapter 5. Mom

1.1K 105 22
                                    


Aku menatap makanan didepanku dengan kosong. Tubuhku lemas. Kepalaku pusing. Aku mendongak menatap Justin dan Erlin yang saling mengobrol. Tatapanku beralih ke tangan justin yang merangkul erat bahu Erlin.

Dulu aku yang diperlakukan seperti itu. Aku yang selalu bersandar manja padanya. Sekarang yang beruntung adalah sahabatku sendiri.

Aku menghela nafas dan mengambil minumku lalu meminumnya.

Tanganku memijat pelipisku. Pusingku nambah parah.

"Kau kenapa?"

Aku menengok kearah Daryl yang berada disebelahku. Daryl menatapku, aku hanya tersenyum.

"Kepalaku pusing, tapi tidak apa apa kok." Bisikku.

Daryl menarik kursinya mendekat kearahku dan tangannya mengambil tanganku yang berada dipelipis lalu tangan yang lain menempelkan dikeningku. Aku tersentak dan menatap mata Daryl.

"Keningmu panas, kau benar benar tidak apa apa, sel?" Daryl menatapku dengan cemas.

"Aku baik baik saja." Bisikku.

Aku mengambil tangan Daryl dan menempatkan ke meja lalu melepasnya. Aku melirik kearah Justin dan Erlin. Justin menatapku dengan dingin lalu membuang muka.

Aku menghela nafas.

Handphoneku menyala dan bergetar, aku menatap handphoneku lalu mengambilnya. Aku mengernyit menatap nama Bibi Chelsi.

Aku menggeserkan ke ke kanan dan menempelkan ke telinga kananku.

"Hallo?" Ucapku.

Aku mendengar isak tangis Bibi Chelsi.

"Selena." Ucapnya di sebrang sana.

"Ada apa, bi? Bibi kenapa menangis?" Ucapku.

Mataku melirik Daryl, Justin dan Erlin yang menatapku. Aku menunduk meremas bajuku. Justin tahu bibi Chelsi.

"Mom mu, sayang..hiks.."

Jantungku berdetak lebih cepat. Aku menelan ludahku dengan susah payah. Hatiku cemas.

"Mom?" Bisikku.

"Mom mu ada dirumah sakit sekarang." Ucap Bibi Chelsi uang membuat jantungku nyaris copot.

"Bagaimana bisa?" Ucapku, lalu aku membereskan buku yang ada dimeja kantin dan memasuki ke tasku.

"Mom mu tertabrak dan keadaannya kritis. Hiks.. Selena, cepatlah kesini."

Aku menjatuhkan tasku yang berada dipeganganku. Mataku memburam dan langsung mengeluarkan air mata.

"Mom." Bisikku. Aku menggeleng, tidak. Mom tidak akan meninggalkanku. Dia hanya ketabrak kecil saja.

"Sel, kau, kau kenapa?" Suara Erlin menyadarkanku.

Aku menatap Erlin dan juga Justin.

"Erlin, momku dirumah sakit." Isakku.

Aku mengusap air mataku dengan punggung tanganku. Aku mematikan sambungan bibi Chelsi. Lalu beranjak dari kursi.

"Biar aku antar kau kerumah sakit." Ucap Daryl.

Aku menggeleng. "Tidak, aku bisa sendiri."

Bahuku bergetar, air mataku bertambah deras. Daryl merangkulku dan dia membawakan tasku.

"Tidak, aku khawatir jika kau pergi dengan keadaan seperti ini." Ucap Daryl.

"Aku ikut." Suara Justin.

Aku menengok kearah Justin. Justin menatapku dengan mata kecemasannya tapi dia berusaha menghilangkannya.

"Yasudah, ayo." Ucap Daryl mengajak Justin.

Aku masih dirangkul oleh Daryl. Daryl tiap detik mengelus bahuku dengan lembut. Bibirku bergetar. Aku takut. Aku takut terjadi sesuatu pada momku.

"Aku dengan Selena, kau dengan kekasihmu, Just." Ucap Daryl lalu pergi mengambil mobilnya.

Aku menatap Justin, dia menggeram. Dia baru saja menggeram. Justin menarik Erlin dengan kasar, dan naik keatas motor.

Aku menunggu Daryl, dan hanya sebentar mobil Daryl sudah ada di hadapanku. Aku menghela nafas lalu masuk kedalam mobil.

Daryl mulai menjalankan mobilnya, aku melirik spion, aku melihat motor Justin mengikuti mobil ini. Aku menggigit jari jariku.

Tanganku mengusap air mataku lagi.

"Semuanya akan baik baik saja, Sel." Bisik Daryl.

Aku menengok kearah Daryl yang fokus ke depan.

"Terimakasih." Bisikku.

Aku membuka pintu mobil dengan cepat, dan berlari ke lorong rumah sakit.

Aku berlari mencari Bibi Chelsi. Tapi tidak ketemu ketemu. Aku menengok kearah Daryl, alisku menekuk.

"Ayo, coba kita kesini." Daryl menarik tanganku.

Kita berlari dan akhirnya aku melihat Bibi Chelsi menangis di tempat duduk depan UGD. Air mataku keluar lagi. Dan aku berlari kearahnya.

"Bi." Bisikku.

Bibi Chelsi mendongak lalu dia berdiri dan memelukku dengan erat. Aku memeluknya tak kalah erat. Menangis dibahunya.

"Mom baik baik saja kan?" Isakku.

"Mom mu akan baik baik saja, Selena." Bisik Bibi Chelsi.

"Justin." Bibi Chelsi melepas pelukan lalu menatap Justin.

Aku menengok menatap Justin yang tersenyum lemah, lalu berjalan kearah bibi. Justin menghambur ke pelukan bibi Chelsi, aku bisa melihat Justin mengelus punggung bibi.

Aku menatap Daryl dan Erlin lalu mengusap pipiku. Aku menatap kembali kearah bibi dan Justin. Bibi menarikku kedalam pelukan lagi.

Air mataku semakin deras karna dipeluk. Aku terisak, bahuku bergetar. Aku merasakan Justin memeluk tubuhku dan bibi lalu mengecup keningku dengan lama.

***

Votee comment😚😚

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang