creído; chapter 30. vitamin

1.5K 107 89
                                    

"Mom piringnya ak-"

"Tidak Selena, sudahku bilang kau istirahat saja." Ucap Pattie.

Selena terdiam, dan menghela nafas,

"Mom marah padaku?" Bisik Selena.

Pattie yang lagi mencuci piring, mematikan air dan mengelap tangannya. Berbalik menatap Selena yang menunduk,

"Aku tidak marah padamu, sayang." Pattie menarik Selena.

Helaan nafas Selena keluar, dan dia mendongak. Dia melihat mata keibuan di Pattie yang membuat dirinya nyaman. Selena langsung menghambur pelukan pada Pattie,

"Tapi mom seperti marah padaku." Bisik Selena, pipinya ia tempelkan di bahu Pattie.

"Tidak, aku hanya masih terkejut atas semuanya. Aku hanya menyuruhmu istirahat," Pattie melepas pelukan, dan memegang kedua bahu Selena,

"Sel, kau sedang hamil. Aku tidak ingin cucuku kenapa kenapa." Ucap Pattie.

"Maafkan aku, Mom. Ak-"

"Sudah, sudah. Kau istirahat sekarang. Jangan membantahku." Tegas Pattie.

"Tapi Mom masih marah pada Justin? Tadi saat kita makan malam, kau mendiamkan Justin." Ucap Selena.

"Bukan marah, tapi kecewa, sayang." Ucap Pattie.

"Mom, tap-"

"Kau semenjak hamil banyak bertanya." Ucap Pattie dan terkekeh.

Selena tersenyum, "Mom aku akan keatas. Mom maafkan Justin ya?"

Pattie menatap Selena, dan mengangguk. "Aku tidak bisa marah lama padanya." Bisik Pattie.

"Dan besok aku akan mengurus surat pernikahan kalian." Ucap Pattie.

Selena langsung memerah, "terimakasih, Mom."

"Selamat malam, Mom. Aku mencintaimu." Ucap Selena lalu mengecup pipi Pattie.

Selena langsung berjalan menjauh dari Pattie. Dia berpikir tadi makan malam yang sangat amat hening. Tidak hening, karna dirinya selalu mengeluarkan suara. Tapi mengerikan. Tangan Selena mengusap perut datarnya,

"Kapan kau tumbuh diperutku? Lama sekali, Mommy ingin melihatmu." Bisik Selena dan tersenyum manis.

Tangan Selena mendorong pintu kamar Justin yang setengah terbuka. Menatap kedepan yang sama sekali tidak ada orang. Alis Selena mengerut, tangannya menutup pintunya dengan rapat.

"Justin?" Panggil Selena.

Beberapa detik tidak ada yang nyahut. Matanya mencari handphone Justin yang dicari tidak ada. Kunci motor atau mobil Justin yang harus dua disitu hanya satu.

"Kau menyebalkan sekali. Pergi tanpa bilang." Gerutu Selena.

Selena kesal sekarang. Matanya tertuju pada botol kaca yang isinya vitamin. Kedua bahu Selena mengangkat, dan membuang muka. Dia jadi tidak mau meminum vitaminnya karna Justin.

Kaki dia merangkak naik keatas ranjang. Tangannya mengambil boneka beruang dan memeluknya.

"Menyebalkan sekali. Kau harus tahu, dia pergi tanpa bilang padaku." Gumam Selena dengan kesal kepada bonekanya.

Selena mengambil selimut, menariknya dan menyelimuti dirinya. Memejamkan matanya dengan erat. Berusaha tidur. Tapi tidak bisa. Selena merubah posisinya membelakangi pintu.

Beberapa menit kemudian Selena berdecak dengan kesal. Selena memperat pelukannya pada boneka.

Suara pintu terbuka membuat Selena tersentak dan langsung pura pura tidur. Selena mendengar suara pintu tertutup dan juga suara kunci yang di simpan di meja kaca dengan perlahan. Suara plastik juga terdengar. Lalu hening.

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang