creído; chapter 17. i hate you

1.2K 99 46
                                    

Hembusan nafas kasar sekaligus tubuh yang panas dan bergetar. Tangannya terkepal kuat. Dia membenci hal ini. Hal dimana dirinya melihat gadisnya, sial. Itu dulu. Sekarang bukan lagi.

Bermesraan.

Berjalan dengan tergesa gesa memasuki suasana yang sangat ia benci. Sangat amat ia benci.

Wajahnya memerah, dia melihat seorang jalang menggodainya. Detik itu pun dia meludah ke arah wajah jalang sialan itu. Jalang itu menatapnya dengan terkejut dan takut dan langsung menjauh darinya. Bagus lah, itu yang dia ingin kan.

Dia bukan wanitanya lagi. Bukan gadisnya lagi. Tapi hatinya berkata lain. Tubuhnya dan pikirannya marah karna wanita yang justru sangat ia benci.

Justru yang membuatnya marah adalah karna foto yang dikirim oleh kekasihnya. Membuat darah dia mendidih untuk sekejap dan saat ini.

Kedua kakinya berhenti di tempat dimana dia melihat hal yang sialnya membuatnya dirinya sangatlah marah. Kedua tangannya bergetar. Dalam hitungan detik kedua tangannya menarik kasar kemeja lelaki, yang membuat lelaki itu berdiri, lalu terhempas begitu saja karna pukulan yang dirinya beri.

Matanya menatap nyalang pada lelaki itu.

Lalu beralih pada wanita yang menatapnya terkejut.

"Hey, dude. Apa masalahku padamu?" Ucap lelaki yang ia pukul, yang sudah berada di hadapannya dan mendorong bahu dirinya dengan pelan.

Matanya masih menatap wanita itu tanpa memperdulikan lelaki itu.

Lelaki itu menatap wanita yang dirinya tatap juga lalu kedua tangannya menarik wanita itu kedalam rangkulan lelaki itu.

Mata dirinya mengikuti setiap gerakan tadi. Detik itu tangannya dengan kasar menarik wanita itu, kedalam dekapannya.

Menatap nyalang pada lelaki itu. Bahunya naik turun karna emosi.

"Dude, she's mine. Masih banyak jalang yang akan melayanimu, kembalikan milikku." Ucap lelaki itu.

Disaat kedua tangan lelaki itu akan menarik wanita yang berada dalam dekapannya. Kedua tangan melepas dekapannya dan mendarat diudara untuk memukul lelaki itu kembali.

Tapi sialnya itu terhenti.

Disaat ada kedua tangan yang memeluk erat pinggangnya dan suara isak tangis.

Kepalanya menunduk, menatap pucuk kepala wanita itu.

"Ku mohon, Justin." Bisik wanita itu.

Hembusan nafas yang sangat memburu, membuat tubuhnya bergerak naik turun tak beraturan.

Wanita yang menyebut nama dirinya, semakin mempererat pelukan di pinggangnya.

Matanya langsung beralih kearah lelaki itu yang menatapnya dengan santai karna pengaruh alkohol.

"Dia milikku, brengsek." Ucap Justin.

Lelaki yang bernama Grey, tertawa.

"Dia milikku. Kau sangatlah telat." Ucap Grey. Kedua tangannya menarik tubuh wanita dalam dekapan Justin.

Kedua tangannya mempererat memeluk pinggang sekaligus kepala wanita dalam dekapannya. Yang membuat Grey tak bisa menariknya.

"Sialan!" Umpat Grey.

Kedua tangan Grey terkepal. Detik kemudian tangannya memukul wajah Justin dengan keras yang membuat semua pengunjung ataupun jalang jalang dan pelayan mengepung mereka.

Tubuh Justin terhempas. Wanita yang berada di dalam pelukannya juga terhempas dan terjatuh di atas tubuh Justin.

Wanita itu terkejut, dia menyingkir dari tubuh Justin, dan memegang wajah Justin. Tangannya bergetar dan juga tangisannya semakin parah.

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang