epilogue

1K 82 17
                                    

"Aku mencintaimu."

Tatapan karamel itu menatapnya dengan sayu. Seakan akan nanti dia meninggalkannya lagi. Tidak, tentu saja tidak. Dia tak akan meninggalkannya lagi, karna dia tau, masa depannya adalah orang yang berada didepannya.

Tangannya menyentuh pipi sedikit tirus itu, mengusapnya dengan lembut dan tersenyum,

"Aku juga, Justin. Sangat." Bisiknya.

Dia melihatnya tersenyum hangat dan beringsut memeluknya seperti anak kepada ibu.

"Kau ingin pulang kerumahku, Sel?" Bisik Justin.

Dan dirinya hanya mengangguk, seraya mengecup pucuk kepala Justin. Justin semakin menggeliat di leher Selena.

"Aku tak bisa memutarkan waktu." Bisik Justin.

Selena terdiam. Dia ingin mendengarkan kelanjutan apa yang akan di katakan Justin,

"Seharusnya aku malu, malu terhadap diriku yang masih muncul dihadapanmu, Sel,"

Dengan cepat Selena memeluk lebih erat tubuh Justin, dan menepuk punggung Justin dengan pelan. Lalu matanya tertutup, menikmati setiap detik apa yang lakukan sekarang.

Justin tertawa sedikit di leher Selena. Itu tawa pahitnya,

"Telingaku mendengar suara tangis bayi yang menganggu kita. Dan waktu akan sempit untuk bersama, karna mempunyai bayi yang masih kecil dan mungil yang harus dikasih sayangi oleh mommynya."

Mata Selena memanas.

"Tidak, telingaku mendengar kau menjerit saat mengeluarkan bayi kita untuk keluar, dan akhirnya kita menangis melihat bayi kita keluar dari perutmu," Justin mendorong sedikit, menatap Selena dengan tatapan sendu, dan memeluk Selena kembali,

"Apa aku bercerita terbalik?" Justin tertawa miris, "Telingaku berisik sekali, Selena. Sial."

Selena semakin memeluk Justin dan air matanya perlahan keluar, "Justin." Bisiknya dengan bergetar.

"Suara tangis bayi itu semakin jelas, Selena." Bisik Justin dengan bergetar.

Dan tanpa bisa Selena cegah, Justin sudah menangis dengan bahu yang bergetar, meremas baju Selena di bagian punggungnya dengan erat.

"Aku lelaki lemah dihadapanmu."

"Karna aku punya salah terhadap-"

"Justin," potong Selena,

"Terhadap dirimu, dan itu tak pantas untuk dimaafkan. Seharusnya kau tak memaafkanku, aku sudah membunuh anak aku sendiri dengan tanganku, aku berperilaku buruk padamu dengan tanganku sendiri, tapi kau, kau disini. Kau sudah disini. Seakan akan dirimu tak merasakan apa yang aku lakukan padamu dulu. Seakan akan perasaan sakitmu lenyap hanya dihadapanku. Kau terlalu baik padaku. Kau, kau tidak membalas apapun yang aku lakukan padaku, itu hanya meninggalkanku, tapi itu sungguh menyakitkan bagiku,"

Justin mendorong Selena, memegang bahu Selena dengan erat. Menatap Selena dengan wajahnya yang basah, dan air mata yang terus keluar. Begitupun Selena, yang sudah menatap Justin dengan terluka,

"Bagaimana dirimu berperilaku apa yang aku lakuin dulu terhadapku?" Bisik Justin.

Selena menggeleng geleng, "Justin,"

"Seperti nya aku akan mati." Justin tertawa lalu menunduk dan mendongak kembali.

Menatap Selena dengan tatapan bercampur aduk.

"Selena, bagaimana kalau kau melakukan itu padaku?" Ucap Justin.

"Justin!" Selena terisak dan menggeleng geleng,

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang