creído; chapter 8. dia membenciku sangat

1.1K 103 17
                                    


"Kamu baik baik ya sama Justin." Aku memutar mutar kepalaku dan tubuhku.

Mencari suara Mom tapi sama sekali tidak menampakkan tubuhnya satu pun.

"Mom." Panggilku.

"Kamu harus janji, sayang."

Aku menatap kedepan. Aku melihat mom. Dia tersenyum padaku, bibir ku ikut tersenyum menatapnya. Perlahan aku berjalan, menghampirinya. Tapi setiap aku berjalan dilangkah satu, mom seperti mundur.

"Mom, please." Bisikku.

Mom menghilang demi sedikit.

"Mom."

Dan hilang.

"MOM!" Teriakku.

"Selena!"

Aku mengerjap, menatap kesekeliling. Mataku menatap Justin yang berada didepanku. Justin memegang kedua bahuku.

"Justin." Bisikku.

Tanganku mengangkat, ingin memeluknya.

Tidak disangka, Justin mundur beberapa langkah.

Aku menatap nanar padanya. Aku membutuhkan pelukannya, dan sekarang dia seperti ini? Di hari kedua Mom meninggalkanku. Justin tidak pernah mau aku peluk.

"Justin." Panggilku.

"Kau pikir aku sudi berpelukan denganmu?" Ucap Justin, menatap tajam padaku.

Aku menghela nafas, menahan sesak didalam dada. Aku menunduk. Mataku memanas perlahan lahan, dan perlahan lahan pun air keluar dari pelupuk mataku.

Rasanya aku ingin menyusul mommy.

"Justin!"

Aku mendongak, lalu mencari suara itu. Mataku langsung menatap Mom Pattie. Mom Pattie berjalan kearah kami, dia menatap marah pada Justin.

"Kau apa apaan!" Bentak Mom Pattie.

Mataku melihat wajah Justin yang menatap Mom Pattie dengan datar.

"Mom ak-"

"Mom sudah," aku menarik tangan Mom Pattie untuk mendekat, "Mom." Bisikku, Mom Pattie menatapku dengan lebut, dan memelukku dengan langsung.

Aku memeluknya dengan erat. Elusan hangat mendarat di punggung dan kepalaku. Ia Mom ku yang kedua. Selalu menyayangiku. Mataku melirik Justin yang memalingkan mukannya ke arah pintu dan rahang nya mengeras.

"Selena," Mom memanggilku seraya melepas pelukan dengan perlahan. Menatapku dengan penuh keibuan, mengelus kepalaku dengan lembut. Ini yang aku suka dari Mom Pattie. Yatuhan aku merindukan Mom.

"Kau tinggal dirumah ku ya?" Ucap Mom Pattie.

Aku langsung mengerjap beberapa kali. Menatap Mom Pattie dengan tidak percaya. Aku menggeleng lalu menatap Justin yang kali ini menatapku dengan tajam.

"Mom tidak, aku tidak setuju." Suara Justin menggema diruangan ini.

Mom Pattie berbalik menatap Justin dengan sekilas lalu berbalik menatapku.

"Aku tidak mengajukan persetujuanmu." Ucap Mom Pattie.

Mulutku membuka tapi langsungku tutup kembali. Menatap Mom Pattie dengan alis tertekuk.

"Mom, tidak, aku tidak apa apa tinggal sendiri disini." Bisikku. Bibir ku mengukir senyuman lembut.

Mom Pattie menggeleng, dan dia memegang kedua tanganku. Mengelus dengan lembut, wajahnya seperti memohon kepadaku.

"Mom tap-" ucapan ku terpotong, karna Mom Pattie makin makin menujukkan wajah mohon itu.

Aku menghela nafas, dan menatap Justin lalu Mom Pattie, "okey." Bisikku.

Mom Pattie tersenyum dan memeluk ku sekilas.

"Nanti Mom menyuruh suruhan Mom untuk membawa baju dan keperluan kamu." Ucap Mom Pattie.

Aku hanya mengangguk. Bibirku ku gigit dengan gemas. Aku mempunyai firasat tidak enak dengan Justin. Mom Pattie keluar dari kamarku tapi sebelumnya mengelus kepalaku. Aku menatap tubuh Mom Pattie yang kelama kelamaan hilang dan pintu tertutup.

Detik itu juga, aku terdorong dengan keras. Aku menatap Justin yang merangkak keatas ku. Matanya menatapku dengan tajam,

"Justin." Bisikku. Suaraku bergetar ketakutan.

Ya tuhan, tolong aku.

Aku memegang kedua bahu Justin, mendorongnya dengan pelan.

"Justin, please jangan begini." Ucapku, dengan keberanianku, aku memeluk lehernya yang membuat Justin menindihku karna tarikanku.

Aku memejamkan mataku, merasakan kehangatan menjalar ditubuhku. "Aku mencintaimu."

"Sangat." Bisikku lagi.

Justin hanya diam didalam pelukkanku. Tapi dia langsung melepas pelukkanku, dan satu tangannya langsung menekan kedua pipi dengan ibu jari dan telunjuk.

"Bitch." Gertak Justin.

Aku menatap Justin dengan mata terpaku. Hatiku tersayat lagi.

"Kau, jalang, jangan hanya karna kau disayang Mom, kau jadi seenaknya saja!" Ucap Justin. Dia makin menekan kedua pipiku.

Aku meringis, mataku memanas sambil menatapnya.

"Justin saki-hmm." Aku menggeleng gelengkan kepala untuk menjauhkan jari justin dari pipiku.

Air mataku mulai keluar, menatapnya yang masih menatapku dengan kebencian.

"Justin-hiks." Ucapku.

"Fuck! Kau membuat aku menjadi sangat membencimu." Bentak Justin.

Dia melepas tangannya dari pipiku dan beranjak pergi meninggalkan ku.

"BRAK!"

Aku tersentak, dan bangun lalu menekuk lututku dengan langsung. Terisak semakin kencang. Air mataku keluar dengan sangat banyak.

Aku takut, sangat.

Justin membenciku.

***

Haiiii

Gimana?

Btw, are you guys happy cause jelena is back?

I'm so happy they back again:)

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang