Selena 'menyelitingkan koper dengan air mata yang sama sekali belum berhenti. Dengan helaan nafas yang amat sangat sesak, dia berdiri dari posisinya yang jongkok jadi.
"Sel, sial."
Dia berbalik menatap Daryl yang berlari dengan cepat kearahnya. Tatapan itu yang menatapnya dengan ke cemasan,
"Tidak, tidak. Selena, kau tidak akan pergi dari ini." Ucap Daryl.
Tangan Daryl memegang gagang koper yang di genggam Selena, menarik nya dengan paksa walau tidak bisa karna Selena mengenggamnya sangat erat.
"Tidak, aku tidak mengizinkan mu pergi." Bisik Daryl.
Dan usaha Daryl gagal. Dengan tergesa Daryl menatap Selena kembali, menatap Selena dengan tajam. Lalu menggeleng geleng. Berbicara dengan tatapannya. Kalau Selena tidak boleh pergi dari sini.
"Aku pergi."
Selena menarik koper nya, berjalan dengan perlahan melewati tubuh Daryl. Daryl mematung untuk sesaat sebelum akhirnya dia berbalik dan berjalan di belakang Selena.
"Ku mohon," lirih Daryl.
Tangan Daryl mengenggam lengan Selena seraya berjalan, "Jangan pergi."
Selena menggigit bibirnya. Menahan isak tangisnya. Kaki nya terus berjalan tanpa menanggapi Daryl yang masih mengenggam lengannya.
"Selena, ku mohon." Lirih Daryl kembali.
"Justin membutuhkanmu." Bisik Daryl.
Yang tepat pada saat itu tubuh Selena berhenti. Terkekeh seraya menundukkan kepalanya, lalu berbalik menghadap Daryl yang langsung melepas genggaman nya di lengan Selena. Selena mendongak, menatap Daryl dengan air mata yang mengepung dan wajah lembabnya.
"Apa kau bilang?" Ucap Selena.
Daryl menatap Selena dengan alis tertekuk, matanya berkaca kaca lalu menunduk.
"Dia tak membutuhkanku, Daryl! Sama sekali tidak membutuhkanku." Ucap Selena.
Dan Daryl makin menundukkan kepalanya.
"Aku, aku hanya tidak ingin kau pergi." Lirih Daryl.
Selena tersenyum, melihat Daryl yang menunduk. Tangan Selena melepas dari pegangan koper. Berjalan dengan cepat lalu memeluk Daryl dengan erat. Menangis tersedu sedu disana.
Yang membuat Daryl membalas pelukan dengan erat, matanya tertutup dengan erat. Bahkan sangat erat. Kedua tangannya meremas baju Selena, lalu menggeleng geleng,
"Aku tak mau kau pergi." Lirih Daryl.
Selena terisak saat mendengar kembali lirihan Daryl.
"Aku harus pergi." Bisik Selena.
"Selena, aku menyayangimu, aku tidak mau kehilangan dirimu. Ku mohon." Bisik Daryl.
Selena menghela nafas, dan melepas pelukannya meski sebelum terlepas Daryl menahannya. Tatapan Selena menatap Daryl yang juga menatapnya. Dia tersenyum, kedua tangannya terangkat ke kedua pipi Daryl.
"Aku tersakiti disini." Lirih Selena.
Daryl mematung, lalu memejamkan matanya dengan erat. Benar. Dalam hati Daryl, dia meng-iya-kan perkataan Selena yang memang benar. Kalau Selena berdiam disini, dia akan terus melihat Selena tersakiti ataupun menangis. Daryl tidak akan mau itu terjadi lagi dihadapannya.
Mata Daryl terbuka, menatap Selena dengan sedih, "Aku minta maaf." Bisik Daryl.
Selena menggeleng geleng, "Tidak, tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
creído // Jelena
FanfictionRasa yang sangat amat menyakitkan terus terulang ulang. Wanita menahan sakit, akan kuat. Tapi tak akan selamanya wanita kuat untuk menghadapi itu.