creído; chapter 15. I'm really going to be a bitch

1.1K 90 9
                                    

Justin menatap boneka beruang itu dengan tatapan berpikir. Mengusap bulu bulu halus didaerah kepala boneka itu, hatinya terasa sakit saat menatap boneka ini.

"Kalau itu tidak akan terjadi, Aku tidak akan membencimu." Bisik Justin.

Punggung dia bersender di kepala ranjang dengan tumpukkan bantal. Dipikiran hanya wanita itu. Wanita yang membuat dia gila dan bisa membuat dirinya marah hanya melihat wajahnya.

Apa dia membuang boneka pemberiannya?

Apa dia memang sengaja menaruhnya disitu?

"Shit." Umpat Justin saat menyadari sesuatu.

Justin menyadari, dia menemukan boneka beruang itu ditempat yang sama saat dia memberi bonekanya ke Selena dengan kondisi emosi.

"JUSTIN!" Suara Mommynya terdengar tak jauh dari telinga Justin.

Dia berdecak dengan kesal dan melepar boneka itu ke sampingnya tapi tenaganya terlalu kencang yang membuat boneka itu jatuhnya ke lantai. Justin tak peduli itu, dia langsung berjalan keluar dari kamarnya.

Justin menatap Mommy nya dengan datar. Mommy nya siap sedia berada di depan pintunya.

"Ad-"

"Kau tak mencari Selena!" Teriak Mom Pattie.

Justin meringis, telinganya sangat sakit. Dia menatap Mommynya dengan kesal.

"Mom aku sudah mencarinya tap-"

"Bohong! Justin, oh tuhan. Kau, justin, seberapa bencinya kau terhadap Selena sampai sampai kau tak perduli apapun walaupun Selena pergi dari sini!" Ucap Mom Pattie.

Yang jelas membuat Justin terpaku menatap Mommynya.

Bagaimana bisa Mommynya tahu kalau dia membenci Selena?

"Mom, kau. M-mom, kau bisa mebaca pikiranku!?" Ucap Justin dengan perasaan terkejut.

"Dari sikapmu saja semua orang bisa membacanya!" Bentak Mom pattie.

Justin menatap Mommynya dan masuk kembali ke kamarnya dengan cepat lalu menutup pintunya dengan kencang.

Mom Pattie terperengah menatap pintu didepannya yang tertutup.

"JUSTIN!"

***

"Bangun!"

Ucapan kasar dari laki laki itu menggema lagi di telinga Selena. Selena meringis, merasakan rasa sakit di punggung. Dia dengan langsung membuka matanya dan menatap laki laki itu.

"Bangun!" Bentak laki laki itu.

Selena meringis kembali karna pergelangan tangannya masih sama seperti kemarin. Terikat.

"Kau tidak dengar tadi aku bilang apa, hah?! Bangun." Bentak laki laki itu dan semakin kesal lalu tangan besarnya menarik kasar tubuh Selena membuat dirinya yang lemas terbangun dan tertahan oleh kedua tangan besar itu.

"Aku akan membuka ikatan tanganmu tapi kau tak boleh lari."

Selena menatap laki laki itu dan mengangguk dengan lemas. Tubuh Selena dipeluk oleh laki laki itu dan membuka ikatan tangan Selena. Setelah itu laki laki itu mengecup pipi Selena dengan lembut dan meraup kedua bahu Selena. Saling menatap kedua mata tersebut.

"Sekarang kau mandi, aku sudah memilih baju untuk mu. Dan siap siap lah. Ku beri kau waktu 1 jam." Ucap laki laki itu.

Laki laki tersebut meninggalkan dirinya tanpa menutup kembali pintunya. Dirinya mengangkat kedua tangannya dan menatap pergelangan tangan nya yang terluka. Air mata Selena membendung kembali dipelupuk mata. Detik itupun terjatuh, di kedua pipinya. Hatinya sangat sakit, dia merasa dirinya tak berguna lagi.

Tanpa aba aba, Selena berjalan keluar dari gudang ini dan mencari kamar mandi.

Dan melakukan aktivitas yang disuruh laki laki itu.

~

Akhirnya Selena selesai dengan apa yang disuruh laki laki itu. Dia memakai baju tanpa bahan, sangat terbuka baginya.

"Kau sud- wow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sud- wow."

Tatapan lapar sekaligus kagum terdapat di mata laki laki itu. Selena menunduk, dia merasa malu, merasa malu akan dirinya yang akan di perjual kan. Seperti barang.

"Kau, sayang. Kau sangat sexy." Ucap laki laki itu dan mendekat lalu menarik pinggang Selena.

Kepala laki laki itu mendekat ke telinga Selena, dan berbisik, "kau membuat yang ada dibawahku menegang, sayang."

Kecupan mendarat di tengkuk Selena. Selena berusaha mati matian untuk tidak mendorong laki laki itu. Dia tidak ingin disiksa lagi.

"Oh, baby." Bisik laki laki itu.

Mata Selena terpejam. Menahan air mata yang akan turun kembali, rasa nya sangat sakit saat mengingat Justin dulu selalu memanggil dirinya Jalang, dan sekarang sebutan Jalang memang pantas pada dirinya.

***

Vote vote vote comment comment comment:)

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang