PERINGATAN!
Jadi ini ada adegan dewasa nya ya.
***
"Justin."
Selena dan Erlin menengok disela sela ketegangan. Menatap siapa yang datang.
Dan sial nya Selena tak mengenal lelaki itu sama sekali.
Mata Selena beralih menatap Justin dengan wajah bingung sekaligus panik. Justin tersenyum miring pada Selena.
"Ini waktunya, tunjukkan kalau semua yang kau lindungi itu benar. Semua yang kau selalu bilang itu benar." Bisik Justin.
Selena menggeleng, lalu tertawa dengan paksa. "Apa? Aku tidak mengerti."
"Jangan berpura pura tak mengerti, jalang." Gertak Justin.
Justin sudah muak atas kebohongan yang selalu dilindungi oleh Selena.
Tangan Justin memegang pergelangan Selena lalu menariknya untuk mendekat. Selena memberontak dengan kencang, tetapi tidak bisa. Justin terlalu keras memegang pergelangan tangannya yang membuat nya merasakan rasa nyeri.
"Justin, kau hanya bercanda kan." Bisik Selena. Dia menatap Justin dengan jarak sedekat ini.
Justin menatap Selena, lalu tertawa, "kau pikir aku akan bercanda dengan urusan seserius ini?" Ucap Justin.
Selena menggeleng, dia memberontak dengan kencang.
"Aku tidak mau." Ucap Selena dengan terus memberontak.
Air matanya yang sempat terhenti langsung keluar lagi dari tempatnya. Dia memukul dada Justin dengan keras, untuk melepaskan dirinya. Justin melepas pergelangan tangan Selena lalu memeluknya. Selena meberontak, menggoyang goyangkan tubuhnya yang membuat Justin pun sedikit bersusah payah.
"Aku tak mau, brengsek. Aku tak mau!" Teriak Selena.
"JUSTIN! AKU TAK MAU!" teriak Selena dengan keras yang membuat suaranya berkali kali lipat mengulang di ruangan ini.
"Justin aku tak mau. Hiks." Isak Selena.
Dia terus memberontak walaupun dia tahu itu akan sia sia. Hati nya sangatlah sakit.
"KAU YANG BILANG, JUSTIN! KAU INGAT? KAU BILANG AKU HANYA MILIKMU, KAU YANG AKAN MERASAKAN KU TERLEBIH DAHULU, TAK ADA SEORANG PUN YANG AKAN MERASAKANKU, JUSTIN! Kumohon, lepaskan. Aku tak mau! Aku tak mau!" Teriak Selena, memukul dada Justin dengan keras.
Tapi tak ada respon dari Justin. Justin langsung menggendong Selena di bahunya tanpa memperdulikan semuanya lagi. Farel, lelaki yang Justin panggil untuk kerumahnya itu menyeringai. Dia mengikuti Justin dari belakang. Di dalam pikirannya adalah hanya kenikmatan bukan rasa iba.
Justin membawa Selena ke kamar Selena dengan kemarahan, meremas paha Selena dengan kasar, membuat kulit Selena yang putih memerah. Dilain itu, Erlin tak mengikuti mereka pergi. Di dalam dirinya hanya ada rasa tegang, takut, dan jantung yang berdetak tak karuan.
Tubuh Selena di banting dengan keras ke ranjang Selana. Justin menatap Selena dengan tajam, yang menangis dihadapannya, wajah lembab, dan rambut yang berantakan. Justin tak peduli itu. Matanya sudah di tutupi oleh kemarahan.
"Farel, pegang Selena." Ucap Justin.
Farel yang di panggil langsung naik keranjang dan merangkaki tubuh Selena, lalu mengapit tubuh Selena dengan kedua kakinya dan kedua tangannya. Justin tanpa melirik mereka langsung pergi dari kamar Selena. Lalu menutupnya dengan keras.
Selena berteriak dengan kencang.
"JUSTIN!" teriak Selena dengan pilu.
Mata Selena melirik Farel dengan rasa takut, dia menggeleng geleng menatap Farel.
"Jangan sentuh aku, ku mohon." Bisik Selena dengan pilu.
Isak tangisnya semakin menjadi.
"Jangan menyentuhmu? Lalu untuk apa aku disini, huh." Bisik Farel.
Farel tersenyum. Lalu dia membuka bajunya, dan melempar dengan asal.
Tubuh Farel semakin mengapit tubuh Selena yang bergerak tak mau diam. Bibir Farel langsung mencium Selena dengan kasar, wajah Selena bergerak ke kanan kiri. Dengan kasar, Farel menekan bibir di bibir Selena, lalu memegang wajah Selena dengan keras.
Menggigitnya dengan kasar, lalu bibirnya turun ke rahang Selena, mengecup ngecup dengan gerakan panas.
"Uh.." lenguh Selena dengan tangisannya.
"Yeah, desahkan saja, sayang." Bisik Farel.
Farel menyedot kulit leher Selena dengan kencang.
"AH! Hiks. Ku mohon, itu sakit." Teriak Selena sekaligus mohon dia.
Tak mendengar, Farel terus melanjutkan aktivitasnya. Kedua tangan Farel menarik baju Selena dengan kasar, keluar dari tubuh Selena. Mata liar Farel menatap payudara Selena yang masih tertutupi bra. Bibirnya menyeringai. Selena menangis dengan pilu, merelakan apa yang akan terjadi.
Tangan Farel menarik bra itu dengan sekali tarikan yang membuat Selena mengerang kesakitan. Farel memegang kedua payudara itu dengan langsung, menekannya dengan kencang.
"Ahh.. ah!" Pekik Selena tertahan.
Menyedot kedua puting Selena secara bergantian. Selena menangis dengan memejamkan matanya, ini bukan nikmat tapi menyakitkan.
"Kau sangat indah sayang." Bisik Farel.
Farel membuka celananya, lalu celana dalamnya. Dan sekarang Farel telanjang bulat di hadapan Selena. Farel menatap Selena yang menatapnya dengan tangisan pilu.
"Kumohon hentikan ini, hiks." Bisik Selena.
"Malang sekali." Bisik Farel.
Farel menyeringai, detik itu pun,
"Blow job." Bisik Farel.
Satu tangan Farel memegang rambut selena dan kepalanya. Lalu Farel mengangkang tepat di wajah Selena. Milik Farel menyentuh pipi Selena. Selena memejamkan matanya tak mau melihat.
Farel meremas rambut Selena lalu menariknya yang membuat Selena membuka mata dan mengerang dengan keras. Dengan kesempatan mulut Selena yang terbuka, Farel langsung memasukan miliknya yang besar ke mulut Selena. Yang membuat Selena tersentak dan tanpa ia bisa nerontak Farel terus melakukannya.
"Ah, kau. Ini nikmat!" erang Farel.
Farel terus melakukannya dan ruangan ini dipenuhi erangan Farel. Selena tersedak karna gerakan Farel yang terlalu dalam dan juga terlalu cepat. Pada akhirnya Farel orgasme di dalam mulut Selena. Selena langsung memuntahkan cairan kental milik Farel. Yang membuat Farel tertawa.
Farel membersihkan cairan itu dengan baju Selena yang disebelahnya. Farel tersenyum miring.
"Ini saat nya."
Selena terkejut dan langsung memberontak. Farel dengan langsung menarik kedua tangan Selena ke atas, mencengramnya dengan kuat.
Satu tangan Farel membuka celana Selena dengan kasar, lalu menurunkannya dengan susah payah walaupun akhirnya bisa. Farel menuntun kelaminnya ke kelamin Selena.
Selena terisak, dan menangis dengan deras dan sekejer kejernya.
Farel dengan langsung memasukkan miliknya ke milik Selena. Farel mengerang, dan akhirnya menerobos masuk ke milik Selena.
"AH!" Teriak Selena dengan keras sangat keras, bahkan tubuhnya mengangkat menahan sakit yang amat luar biasa.
Dan pada akhirnya.
Mata farel membesar,
"Sialan kau, kau masih perawan."
***
Maapin nih ya, jadi 17 keatas cuman sebentar ko wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
creído // Jelena
FanfictionRasa yang sangat amat menyakitkan terus terulang ulang. Wanita menahan sakit, akan kuat. Tapi tak akan selamanya wanita kuat untuk menghadapi itu.