Wanita itu berlari dengan girang kearah pintu, dan membuka pintu lalu memekik.
"Mom, dad!" Pekik wanita itu.
Detik itu pun wanita itu memeluk mereka dengan erat dan dia meloncat loncat.
"Aku merindukan kalian!" Ucap wanita itu lalu melepas pelukan.
Menatap mereka dengan senyuman yang lebar.
"Astaga, Selena. Kau sangat lucu sekali. Membuat Dad gemas padamu," ucap lelaki paruh baya itu, lalu tersenyum. "Dad juga merindukanmu." Sambungnya.
Selena terkekeh malu, lalu mengecup pipi Dad sekilas.
"Mom, kau tidak merindu-"
"Ada ap- hey, kapan kalian pulang? Lama sekali, kukira 1 minggu yang lalu ternyata lebih dan sekarang kalian baru saja pulang." Ucapan Selena terpotong karna suara yang keluar dari lelaki yang berjalan kearah mereka bertiga.
Selena terdiam, lalu langsung mengangkat bahunya, "mom, kau tidak merindukanku?" Ucap Selena.
Wanita paruh baya itu tersenyum. "Tentu, sangat, sayang." Bisik wanita paruh baya itu yang di panggil Selena dengan sebutan Mom.
Lelaki yang baru sampai didepan merekapun merangkul Selena dengan langsung tanpa izin. Yang membuat Selena terkejut lalu menepis. Mom dan Dad menatap Selena lalu anak semata wayangnya itu. Dalam hati Mommynya bertanya tanya, apakah ada yang berubah?
"Justin." Mom memeluk Justin dengan erat.
"Aku merindukanmu." Bisik Justin.
"Kau tidak ada masalah dengan Selena 'kan?" Bisik Mom.
Tubuh Justin menegang, dengan cepat dia menyembunyikan ketegangannya dan melepas pelukkannya. Tatapan Justin tertuju pada Mommynya lalu menggeleng dan mengenggam tangan Selena, menarik Selena untuk masuk kedalam karna diluar sangat dingin.
Selena memberontak, tapi apa daya, genggaman Justin sangat erat. Justin duduk di sofa ruang keluarga, dan menarik Selena untuk duduk di sisinya. Tapi terlalu cepat tarikkan justin yang membuat Selena terduduk dengan kencang. Selena langsung meringis, memegang perutnya.
"A-aw." Selena mengelus perutnya. Mulutnya terbuka, menahan perutnya yang lumayan sakit.
Justin menatap Selena, "ada apa?" Tanya Justin.
Tangan Justin berubah menjadi memegang rahang Selena, dan menariknya perlahan untuk menatap dirinya.
"Tidak." Bisik Selena dan dia menepis tangan Justin dengan menggerakkan kepalanya.
Justin menghela nafas, dan dia memeluk Selena dengan posisi miring, Justin melepas kembali, menatap Selena yang menatap lurus kedepan. Justin menunduk, dan merubah posisi menjadi memeluk Selena kembali. Menyenderkan kepala Justin di dada Selena.
"Sel," bisik Justin. Justin memejamkan matanya, "maafkan aku."
Selena menggeliat, merasa risih karna sekarang dia harus membicarakan tentang itu. Mendorong bahu Justin dengan pelan, dan sekali. Tapi Justin langsung menggeliat dan mempererat lingkaran di pinggang Selena.
"Selena, aku minta maaf. Ini sudah 4 minggu kau seperti ini. Sebulan? Aku tahu, itu hanya sebentar untukmu. Tapi Selena, itu menyiksaku. Hatiku sakit saat kau seperti ini." Bisik Justin, lalu meringis, karna rasa nya ia ingin menangis.
"2 minggu yang lalu, kau seperti menerimaku, memaafkanku, membalasku waktu kita berhubungan badan. Sayang, ak-"
"Aku bukan milikmu. Kalau aku milikmu, keperawananku ditanganmu. Tapi sialnya, bukan." Ucap Selena dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
creído // Jelena
FanfictionRasa yang sangat amat menyakitkan terus terulang ulang. Wanita menahan sakit, akan kuat. Tapi tak akan selamanya wanita kuat untuk menghadapi itu.