creído; chapter 34. you, me, and our baby

1.4K 85 26
                                    

Dengan jantung berdetak sangatlah amat cepat, dia menatap kebelakang dan melihat bus yang tidak jauh darinya. Justin berjalan dengan tergesa gesa, mendorong semua orang yang berdiri mengahalanginya. Wajah Justin berubah menjadi kemerahan.

"Justin! Kau ini apa apaan." Ucap Daryl dengan kesal saat dirinya terdorong.

Justin tidak mengubrisnya, membiarkan orang orang memperlihatkan dirinya dengan bingung.

"Berhenti!" Teriak Justin.

Matanya menatap nyalang pada supir. Supir tersebut menatap Justin dengan bingung dan tetap mengemudi bus tersebut. Nafas Justin memburu, tangannya dengan segera menarik kerah baju supir, yang membuat mereka yang berada dalam bus berteriak. Karna takut bus tersebut menjadi hilang kendali.

"Kubilang berhenti! Sialan!" Bentak Justin.

Tubuh Justin bergetar. Naik turun tak beraturan.

Supir tersebut mau tidak mau memberhentikan bus.

Justin melepas genggaman di kerah supir, lalu berjalan kearah pintu, membukanya dengan terburu buru. Membiarkan Daryl yang memanggil terus menerus nama dirinya.

Kaki Justin turun dari bus, lalu berlari kearah bus yang berada di belakang. Tubuhnya berlari ke tengah tengah di mata bus berada, merentangkan kedua tangannya yang membuat bus tersebut berhenti.

Justin berlari kearah pintu bus, memukul mukul pintu tersebut dengan kepalan tangannya. Pintunya terbuka, dan Justin mendongak, melihat supir yang berada di hadapannya, sedang duduk menatap dirinya tidak memakai costum yang sama dengan supir yang lain.

Memejamkan matanya, lalu membukannya,

"Aku akan pindah ke bus ini." Ucap Justin setenang mungkin.

Supirnya mengangguk, dan menuntun untuk masuk dengan dagunya.

Justin masuk, dan bus mulai berjalan. Kaki yang berjalan dengan pelan, sesekali dia melihat supir tersebut lalu menatap satu persatu orang orang yang berada disini. Justin menatap wanitanya, di barisan tengah tengah, yang sedang mengobrol dengan asik tanpa memperdulikan bahwa bus ini tadi berhenti karna nya. Dan kursi tersebut ada 3 kursi tetapi Selena memakai dua kursi tersebut.

"Hai." Bisik Justin.

Selena dan teman nya mendongak. Ekspresinya berbeda beda, Selena yang terkejut karna Justin berada disini dan temannya yang biasa saja menatap Justin.

"Justin? Mengapa kau disini!?" Ucap Selena yang di akhirnya dengan nada kesal sekaligus sedikit berteriak.

Justin tersenyum, dan matanya menatap perempuan yang disebelah Selena meng-kode untuk bergeser.

"Sel, aku pindah ya?" Ucap perempuan tersebut.

Selena menatapnya "Nina, tidak, kau disini." Ucapnya.

Nina menggeleng, dan berjalan ke bangku yang kosong.

Justin duduk di sebelah Selena, menatapnya dengan lembut yang di balas dengan tatapan tajam Selena.

"Aku marah padamu." Selena menyimpan kedua tangannya di dadanya, lalu menatap jendela.

Kedua tangan Justin dengan langsung menarik Selena kedalam dekapannya, memeluknya dengan erat. Memejamkan matanya dengan erat seolah olah ingin ini tak terjadi. Justin mengelus rambut Selena dengan lembut, menyimpan wajahnya di sela sela leher Selena.

"Sel, pindah bus ya?" Bisik Justin.

Selena berusaha mendorong Justin, "Tidak mau!"

Justin melepas pelukannya, dan kedua tangannya naik kearah pipi Selena lalu menangkup keduanya. Mendongakkan kepala Selena untuk menatapnya,

creído // JelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang