TUJUH

2.8K 124 1
                                    

Didalam mobil bewarna merah ini sangat hening. Fara dan Ari hanya diam dengan kesibukan masing-masing. Ari yang fokus menyetir, sedangkan Fara yang fokus menatap keadaan jalan dari cendela disampingnya.

Fara yang biasanya cerewet menjadi manusia yang paling pendiam untuk saat ini. Lidahnya kelu, tak bisa digerakkan untuk memulai percakapan.

Canggung, itulah yang mereka rasakan saat ini.

~kruyuk~

Pipi Fara memerah malu, karna perutnya yang tak bisa ia aja kompromi itu.

Memang, sekarang ia sangat lapar. Tapi ia merasa malu bila ia harus berkata pada Ari saat ini.

"Laper?" Tanya Ari yang berhasil membuat pipi Fara semakin memerah.

Farapun tersenyum sambil memamerkan deretan gigi putinya. Kemudian ia mengangguk samar.

Ari yang melihat tingkah Fara pun langsung terkekeh. Sedangkan Fara semakin merasakan malu.

Kemudian Ari memberhentikan mobilnya disebuah cafe.

"Yuk." Ajak Ari. Farapun ikut turun dari mobilnya.

Fara dan Ari memilih tempat duduk yang berada dibagian paling pojok dekat cendela.

"Pesen apa?" Tanya Ari. Sedangkan Fara masih bingung memilih-milih makanan dibuku menu itu.

"Ini aja deh kak." Ucap Fara sambil menunjuk kegambar spagheti. Ari pun mengangguk dan ikut memesan itu juga.

"Masih sakit?" Tanya Ari.

Farapun tersenyum dan langsung menggeleng. Karna menurutnya, sakit apapun yang ia rasakan akan menjadi sembuh bila sudah mendapat senyuman manis dari Ari.

Kemudian Ari manggut-manggut tanda mengerti dan ia langsung membuka layar hpnya dan memainkan game online dihp nya.

Fara merasakan bosan. Karna Ari malah asik sendiri. Ia melihat-lihat seluruh penjuru cafe ini. Namun, tiba-tiba pandangannya terkunci pada seseorang yang baru datang.

"Kevin?" Gumam Fara. Ari yang mendengar sekilaspun menatap Fara yang tengah melongo melihat kearah belakangnya. Kemudian Ari mengikuti arah pandangan Fara.

Ari mendapati sosok cowok berseragam sama dengannya yang tengah menggandeng seorang cewek.

"Siapa?" Tanya Ari.

Fara pun menjadi ling-lung dan menatap Ari bingung.

"Ee- bukan siapa-siapa kok." Jawab Fara.

Tiba-tiba pesanan mereka datang. Farapun tersenyum dengan semangat dan langsung menyantab makanannya.

Sedangkan Kevin duduk dikursi yang telah ia boking sebelumnya. Ia sedang duduk bersama seorang gadis berambut panjang.

"Pesen apa?" Tanya Kevin penuh perhatian. Gadis tadi hanya tersenyum dan langsung menunjuk gambar burger dibuku menunya.

Kevin pun mengangguk mengerti dan langsung memesakan ke pelayan.

¤ ¤ ¤

Ari memasuki rumahnya dengan wajah yang terlihat bahagia. Senyum yang mengembang menjadi pemandangan indah diwajahnya kali ini.

"Asslamu'alaikum." Salam Ari yang memasuki rumah besarnya itu. Memang tak mungkin ada yang dengar, tapi Ari sangat hobi melakukan hal ini.

"Eh Den Ari sudah pulang." Ucap Mbok Iyah yang muncul dari dapur.

Ari pun melemparkan senyum bahagianya dan langsung duduk dimeja makan.

Mbok Iyah juga langsung menghidangkan makanan kesukaan Ari yaitu Udang Balado.

"Mama belom pulang ya Mbok?" Tanya Ari dengan mulut yang dipenuhi makanan.

"Udah kok Den. Nyonya lagi di kolam renang sama Non Putri." Ucap Mbok Iyah yang membuat Ari membelalakkan matanya.

Ari pun langsung menemui mamanya tanpa menghabiskan makanannya.

"Mau kemana Den. Habisin dulu makanannya." Ucap Mbok Iyah.

"Nanti aku lanjutin lagi Mbok." Balas Ari yang masih sambil berjalan.

Kemudian Ari sampai dikolam renang rumahnya yang terdapat Putri dan Anne, mamanya Ari tengah merendam kaki mereka dikolam.

Wajah Ari memerah padam. Dengan langkah seribu Ari langsung menemui mereka.

"Ngapain lo disini?" Tanya Ari dengan nada kasar.

Putri dan Anne pun langsung menoleh. Putri yang mendapati sosok yang ia rindukan selama ini pun langsung berdiri dan memeluk Ari.

"Gue kangen lo Ri." Ucap Putri sambil masih memeluk Ari.

Ari yang kesal semakin dibuat kesal karna pelukan dari Putri ini. Kemudian Ari mendorong tubuh Putri hingga Putri terjatuh ke kolam renangnya.

"AAAA." Teriak Putri.

"Ari, Kamu Apa-Apaan Sih." Bentak Anne ke putra semata wayangnya itu.

Ari tak menghiraukan mereka. Putri pun naik kepermukaan dengan baju dan tubuh yang basah kuyup.

Kemudian Anne langsung menhanduki tubuh Putri tersebut.

"Jangan nginjekin kaki lo disini lagi. Gue udah gak mau liat lo didunia gue lagi." Ucap Ari dengan nada tegas sambil menunjuk kearah bahu Putri.

Setelah itu Ari berjalan masuk kerumahnya lagi dan masuk kedalam kamarnya.

Sedangkan Putri masih menangis dipelukan Anne.

"Kamu tenang aja ya Sayang. Tante bakal bantuin kamu buat deket sama Ari lagi deh. Tante janji." Ucap Anne menenangkan hati Putri.

Putripun mengangguk disela isakannya itu.

¤ ¤ ¤


Ari duduk dibalkon kamarnya dan menatap datar kearah langit yang mulai senja.

Tiba-tiba Anne datang menghampiri Ari. Anne duduk disebelah Ari dan mengelus punggung Ari dengan lembut.

"Kamu jangan kasar-kasar dong kalo sama Putri. Dia tuh cewek, pasti hatinya saat itu sakit banget deh." Ucap Anne to the point.

Ari tak menghiraukannya. Ia tetap terfokus pada pandangannya dilangit yang senja.

"Sayang, dengerin mama dong. Mama kan cuma mau hubungan kamu sama Putri seperti dulu lagi." Bujuk Anne.

Ari membuang nafas kesal. Kemudian Ari mendenggus kesal dan langsung berdiri.

"Mama gak usah jodoh-jodohin Ari sama Putri lagi. Ari udah gak mau denger nama dia lagi dihidup Ari." Ucap Ari, kemudian ia berjalan meninggalkan mamanya.

"MAU KEMANA KAMU ARI?" Teriak Anne yang melihat anaknya pergi ninggalin dia sendirian.


☆♡☆♡

Vote, Comment, Follow

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang