EMPAT BELAS

2.4K 110 0
                                    

Fara dan Ari duduk dilantai paling atas disebuah gedung yang berada dipusat kota Jakarta.

Karna Ari tadi ingin mengantarkan Fara pulang, namun ia teringat kalau Fara adalah penikmat senja, sama seperti dirinya. Makanya Ari mengajak Fara duduk disini.

Mereka ditemani dengan segelas coklat hangat.

"Cantik." Ucap Ari tiba-tiba sambil menatap kearah Fara yang membuat Fara membulatkan matanya.

Pipinya mulai memanas dan memerah, jantungnya berdegup kencang mulai dari tadi.

"Senjanya." Tambah Ari tiba-tiba yang mrmbuat Fara yang tadinya nge Fly seketika langsung jatoh kejurang.

"Cie, tadi baper ya?" Ejek Ari sambil terkekeh. Fara pun menyemberutkan bibirnya dan langsung memukul bahu Ari.

"Apaan sih? B aja kali." Ucap Fara kesal yang membuat Ari semakin tertawa.

"Senjanya emang cantik, tapi lebih cantikan gadis yang berada disamping ARI YOHANA SENJA ARINDRA." Ucap Ari sambil menatap Fara lebih dalam.

Fara menaikkan alisnya sebelah dengan memasang wajah yang datar. Meskipun sebenarnay jantungnya udah melompat-lompat mau keluar dari dadanya.

"Nama kak Ari ada senjanya?" Tanya Fara.

Aripun mengangguk. "Emangnya kenapa?" Ucap Ari bingung.

"Kok sama kayak gue." Ucap Fara yang membuat Ari membulatkan matanya.

"Nama gue FARA SENJA SAPHIRA." Ucap Fara yang membuat Ari semakin terkejut.

"Jodoh kali yak?" Celetuk Ari tiba-tiba. Yang membuat Fara menoleh kearah Ari dengan tatapan aneh.

"Canda. Hehe." Ucap Ari sambil menyengir kuda.

"Seandainya memang bener jodoh." Batin Fara.

¤|¤|¤

Ari memarkirkan mobil nya digarasi. Kemudian ia berjalan santai memasuki rumahnya.

Ari bersiul ria, karna hari ini ia bisa menghabiskan waktu seharian bersama Fara terus.

~cklek~

Kemudian Ari membuka pintu kamarnya dengan santai.

~buk~

Ari menjatuhkan jaket yang ia bawa dengan mata yang membulat. Karna dikamarnya telah ada Putri yang sedang membereskan buku-bukunya yang berserakan.

"Eh, kamu udah pulang?" Tanya Putri dan langsung menghampiri Ari.

Ari pun langsung menarik tangan Putri hingga Putri keluar dari kamarnya.

"Gue udah bilang ke lo, jangan pernah nampakin diri lo didepan gue lagi. Apa lagi didalam rumah gue." Ucap Ari sambil menunjuk wajah Putri.

Kemudian Ari membalikkan badannya dan hendak masuk kedalam kamarnya, namun tangan Ari tiba-tiba dicekal Putri.

"Aku minta maaf Ri, kalau aku dulu pernah sebodoh itu buat ninggalin kamu. Aku minta maaf banget Ri." Ucap Putri dengan terisak.

Ari menarik nafas panjang dan langsung melepaskan cekalan dari Putri dengan kasar.

"Gue udah maafin lo, tapi bukan berarti posisi lo bisa sama seperti dulu. Kepercayaan gue udah habis tau gak?" Ucap Ari kemudian menutup pintu kamarnya kasar.

*brak*

"Hiks hiks." Putri masih terisak didepan pintu kamar Ari. Tak lama kemudian Anne datang menghampiri Putri.

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang