DUA PULUH SATU

2.1K 109 0
                                    

Fara menghempaskan badannya kasar kekasur king size kesayangannya.

Entah perasaan aneh apa yang sedang Fara rasakan saat ini. Fara merasa sesak didadanya saat setelah ia melihat Ari dekat dengan orang lain.

"Lo galau yeee?" Ledek Farel diambang pintu kamar Fara. Kemudian Farel berjalan dan duduk diujing kasur Fara.

Fara pun terduduk dan memasang wajah yang ditekuk sambil menyemberutkan bibirnya.

"Lo suka beneran ya sama Ari?" Tanya Farel.

Fara mendelik kesal dan memutar bola matanya malas. "Apaan sih kak? Gue gak suka sama dia." Ucap Fara.

"Nah, terus kenapa lo galau gitu pas liat Ari sama cewek lain?" Ucap Farel yang membuat Fara kehabisan kata-kata. Fara hanya mendesis kesal dan langsung menidurkan tubuhnya lagi dengan menutup kepalanya pakai bantal.

"Itu yang gue takutin kalo lo deket sama temen gue. Karna endingnya pasti bakal ada yang sakit. Entah itu gue atau lo." Ucap Farel yang membuat Fara bingung dan langsung membuka tutupan bantal dari wajahnya.

"Maksudnya?" Ucap Fara bingung.

"Gue bisa aja dimusuhin sama temen gue, karna lo nyakitin dia. Dan atau sebaliknya, gue bisa aja musuhin temen gue, karna dia nyakitin lo." Ucap Farel dengan nada bijaknya.

"T-tapi kak." Ucap Fara menggantung, karna Fara takut kalau apa yang ia katakan salah.

"Gue tau lo bukan tipe cewek yang nyakitin cowok. Jadi gue setuju aja kalo lo sama Ari. Dan gue juga yakin kalo Ari juga gak bakal nyakitin lo." Ucap Farel sambil mengacak rambut Fara pelan.

"Oh iya. Cewek tadi cuma temennya Ari kok." Ucap Farel sambil berjalan keluar kamar Fara.

Fara yang memdengar kalimat terakhir dari Farel itu tadi membuat hati Fara lega.

🍃🍃🍃

Fara menggoes santai sepedanya. Ia ingin menikmati udara sore hari disekitar komplek rumahnya.

Dengan earphone yang bertengger ditelinganya, Fara merasa sangat tenang sore ini.

Kemudian Fara memutuskan untuk beristirahat disebuah taman kecil dikomplek tersebut. Meskipun taman itu kecil, namun banyak orang yang berada disana. Entah itu hanya untuk beristirahat setelah lari sore, atau hanya untuk kencan bersama kekasihnya.

Fara duduk disebuah kursi panjang disana. Ia meluruskan kedua kakinya sambil mengelap keringat dipelipisnya.

Tak lama kemudian ada penjual es krim keliling. Fara pun memberhentikannys dan membeli sebuah es krim corneto.

Setelah membayarnya, Fara kembali terduduk santai sambil menikmati es krim kesukaannya tersebut.

Dan entah dari mana asalnya. Tiba-tiba Kevin datang dan duduk disamping Fara.

Dengan nafas yang ngos-ngosan Kevin duduk meluruskan kakinya yang membuat Fara keheranan.

"Habis dikejar anjing lo?" Tanya Fara sambil terkekeh.

Kevin mendelik kesal dan langsung menyambar es krim yang berada ditangan Fara dan kini berpindah posisi kemulut Kevin.

"KEVIN. ITU ES KRIM GUE, LO MAEN EMBAT AJA SIH." Bentak Fara kesal yang membuat Kevin terkekeh.

"Maap maap. Abisnya gue haus nih." Ucap Kevin sambil terkekeh.

Fara menarik nafas panjang berusaha untuk sabar.

"Oh iya. Ngapain lo kesini? Rumah lo kan agak jauh dari sini." Tanya Fara heran. Karna begita jauhnya Kevin lari sore sampai sini.

Kevin menggaruk tengkuknya pelan sambil cengengesan.

"Malah cengengesan. Sehat kagak sih lo?" Ucap Fara kesal.

"Sehat lah. Masa cowok ganteng kek gini dikatain gak sehat. Lo kali yang gak sehat." Balas Kevin.

"Sehat lillahita'ala kalo gue mah." Balas Fara.

"Lo belom jawab pertanyaan gur yang tadi. Kenapa lo kesini?" Tanya Fara.

"Gue mau ngejar lo. Tadinya sih mau kerumah lo buat ngajakin lo makan, eh gue liat lo lagi sepedaan. Ya gue kejar aja deh." Jelas Kevin.

Fara menautkan dua alisnya heran, sungguh sangat kurang kerjaan sekali nih Kevin. Mau-maunya ngejar Fara cuma mau ngajak Fara makan.

"Yaudah. Sekarang makan yuk, laper nih Far." Rengek Kevin sambil memasang wajah sok melasnya.

Fara menarik nafas panjang dan menghembuskan kasar. "Yaudah deh ayo." Balas Fara yang membuat senyuman Kevin mengembang dibibirnya.

"Bentar, gue parkirin sepeda gue dulu." Ucap Fara sambil mendorong sepedanya.

"Eh jangan." Larang Kevin sambil memegangi sepeda Fara.

Fara mengernyit bingung. Dan langsung memberhentikan aksi mendorong sepedanya tadi.

"Kita pakai sepeda aja. Gue capek abis lari-larian. Terus mobil gue ada diperempatan deket rumah lo itu. Jauh bat deh." Ucap Kevin sambil merebut sepeda Faar dan menungganginya. Fara masih terdiam didekat sepedanya itu dengan ekspresi aneh.

"Terus gue?" Tanya Fara.

Kevin tersenyum dan menepuk sebuah besi panjang sepeda tersebut itu yang ada didepannya.

"Gue duduk disitu?" Tanya Fara dengan nada syok.

"Ya iya lah. Masa gue sepedaan lo mau lari-lari. Udah sini." Ucap Kevin sambil menarik tangan Fara untuk menaiki sepeda itu.

Dan, ya. Fara duduk didepan Kevin dan Kevin yang menyetir sepeda itu. (Bayangkan kek adegan-adegan difilm itu loh ya. Wkwk)

Ditempat yang sedikit jauh dari mereka. Ari menatap mereka dengan tatapan sendu. Entah perasaan apa ini, hatinya terasa sesak.

"Kok sakit sih? Apa ada peluru yang hinggap dihati gue ya? Aduh, kok mata gue panas sih? Mau nangis ya? Cengeng ah." Gumam Ari pada dirinya sendiri.

Kemudian Ari hanya melihat punggung mereka yang mulai menjauh dan menghilang. Setelah itu Ari kembali melajukan mobilnya ke tempat yang ingin ia tuju tadi.

₩₩₩₩

Vote
Comment
Follow

Baca cerita aku yang lain ya:
1. Quotes Kecewa
2. Ketua Osis Or Ketua Kelas
3. Dari Hati

Ig: dilaa_april

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang