EMPAT PULUH

2.1K 104 6
                                    

Sudah seminggu Ari tidak masuk kesekolah. Saat Fara dan teman-temannya mencari Ari pun hasilnya nihil.

Perasaan Fara swmakin khawatir. Ia takut jika terjadi apa-apa dengan Ari. Ia ingin bertanya pada Putri. Namun, Putri juga tidak masuk kesekolah kecuali hari itu. Hari dimana ia memberikan info pada Fara.

Fara berjalan dari parkiran menuju ke kelasnya dengan malas. Namun, pandangannya tertuju pada seseorang yang berjalan didepannya.

"Kek Ari. Tapi kok pakaiannya rapi?" Gumam Fara.

Fara tak mau malu karna salah orang. Ia memilih untuk tetap berjalan dibelakang cowok itu.

*bruk*

Fara menabrak punggung cowok itu karna cowok tadi tiba-tiba berhenti. Fara mengumpat kesal sambil membenarkan poninya.

"Sht, jalan liat-liat dong." Ucap Fara sambil merapikan poninya.

"Maaf." Ucap cowok tadi.

Fara membelalakkan matanya. Ia langsung mendongakkan wajahnya.

"Kak Ari?" Panggil Fara. Ya, cowok tadi adalah Ari.

Fara menatap Ari dari ujung kaki sampai ujung rambut. Tampilan yang sangat berbeda untuk hari ini. Ari memasukkan bajunya dengan rapi. Rambutpun juga ia sisir dengan rapi.

Fara tersenyum lalu memeluk Ari dengan erat. Air matanya juga ikut jatuh membasahi pipi tembemnya.

"Kangen ya?" Ucap Ari saat mendapati pelukan yang begitu erat dari Fara.

Farapun akhirnya melepaskan pelukannya. Ia tak malu, meskipun mendapat berbagai pandangan dari siswa siswi yang berlalu lalang dikoridor tersebut.

"Kamu kemana aja selama seminggu ini? Dihubungin hpnya mati." Ucap Fara kesal.

Ari terkekeh. "Kenapa? Khawatir sama aku?" Tanya Ari.

"Iya. Khawatir banget." Ucap Fara tanpa ada rasa malu dan gengsi.

"Maaf aku gak ngehubungin kamu. Lagipula kita kan udah gak ada hubungan apa-apa lagi." Ucap Ari sambil tersenyum pedih.

Mata Fara melotot. Ia baru teringat kalau sekarang hubungan mereka memang bukan pacar seperti dulu lagi.

"Aku kekelas dulu ya." Ucap Ari sambil membalikkan tubuhnya dan melangkah.

"KAK ARI." Teriak Fara.

Ari berhenti. Ia menoleh sedikit.

"Kakak mau gak balikan sama aku? Aku gak peduli mereka mau bilang aku apa? Mau bilang aku cewek murahan ato apapun aku gak peduli. Karna aku gak bisa jauh-jauh dari kak Ari. Aku sayang sama kakak." Celetuk Fara dengan sorot mata yang serius.

Deg

Ari membelalakkan matanya kaget. Ia begitu terkejut saat mendapati Fara yang mengatakan seperti itu.

Ari membalikkan tubuhnya dan menatap Fara dalam-dalam.

"Ra--"

"Waktu itu aku dalam keadaan emosi kak. Jadi aku gak bisa berfikir panjang. Dan kalo kak Ari gak mau juga gapapa. Ini semua kan emang salah aku. Jadi aku juga harus tanggung resikonya." Ucap Fara sambil terisak.

Ari memajukan langkahnya hingga membuat Fara dan dirinya berhadapan.

"Aku juga sayang sama kamu. Tapi apa kamu sanggup kalo harus ldr sama aku?" Ucap Ari yang membuat Fara terkejut.

"Maksud kak Ari?"

"Aku bakalan pindah ke London ikut papa minggi depan." Ucap Ari.

Fara menarik nafasnya panjang.

"Aku tau ldr itu berat. Tapi kalau kita sama-sama percaya. Kita pasti bisa kok kak." Ucap Fara yang seperti memohon agar Ari mau menjadi kekasihnya lagi.

Fara tak memperdulikan tatapan-tatapan dari siswa siswi disana. Yang Fara butuhkan hanyalah Ari yang selalu ada.

"Kalo gitu, aku mau jadi pacar kamu lagi." Ucap Ari sambil memeluk Fara.

🍃🍃🍃

*tet tet tet*

Bel pertanda pulang sekolahpun telah berbunyi. Fara dan teman-temannya pun bergegas merapikan buku-buku yang semula berserakan dimeja.

"Gue duluan." Ucap Fara pada teman-temannya.

"Cie elah yang baru balikan sama babang Ari." Goda Angel yang membuat semua terkekeh.

Fara hanya tersenyum lalu ia berjalan menuju pintu kelasnya. Karna disana udah ada pangerannya menunggu.

"Yuk." Ajak Ari sambil menggandeng tangan Fara.

"Ikut aku dulu yuk. Bentar aja. Sama kak Farel juga kok." Ajak Fara.

Ari mengernyit bingung.

"Udah gak usah mikir. Ayo." Ucap Fara langsung menarik tangan Ari.

Mereka sampai diparkiran. Nampak Farel dan Anisa yang sudah berada dimobil Farel. Kemudian Fara memasuki mobilnya sendiri dan Ari juga memasuki mobilnya.

Ari masih bingung ia mau diajak kemana. Namun, karna ini permintaan Fara. Ia tak bisa menolaknya.

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka telah sampai disuatu tempat.

Fara turun dari mobil. Ari, Farel dan Anisa pun juga turun dari mobil masing-masing.

"Yuk ikutin Fara." Ucap Fara.

Kemudian mereka memasuki tempat itu. Ari nampak bingung. Apalagi saat ia melihat tampilan semua orang yang ada disana.

Fara berhenti didepan sebuah pintu berwarna putih.

*cklek*

"Fara." Ucap Kevin yang telah ada disana terlebih dahulu.

Ya, Kevin sekarang jarang sekolah. Entah kemana ia pergi.

Ari mengernyit dan mengepalkan tangannya. Namun Fara langsung memegangnya menenangkan.

"Kak Farel sama kak Anisa pengen ketemu sahabat lama mereka." Ucap Fara. Ya, yang ia maksud adalah Fitri.

Farel dan Anisa merasa sangat terharu saat melihat keadaan Fitri saat ini. Tampilan yang acak-acakan dan masih setia menegangi foto Farel.

"Ra." Panggil Ari bingung.

"Gue bisa ngomong sama kalian berdua?" Tanya Kevin pada Fara dan Ari.

Kemudian mereka memilih tempat ditaman rumahsakit jiwa tersebut.

"Maafin gue yang saat itu berniat buat hancurin hubungan kalian. Dan sekarang gue sadar kalau balas dendam itu salah." Ucap Kevin.

Ari diam. Fara tersenyum.

"Besok gue bakal pindah sekolah ke Singapura. Sekalian biar disana pengobatan kak Fitri biar makin lancar." Jelas Kevin.

"Lo bakal pindah kesana?" Tanya Fara kaget.

Kevin mengangguk.

"Semoga pengobatan kak Fitri bisa berjalan lancar ya." Ucap Fara sambil mengelus pundak Kevin.

Kevin tersenyum.

Ari masih diam. Hingga Fara menyodok pinggang Ari berisyarat agar Ari memaafkan Kevin.

"Maaf." Ucap Ari.

$$$$

Vote
Comment
Follow

Ada kesannya gak kalian baca cerita ini?
Jawab ya....

Ig: dilaa_april

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang