EPILOG

2.8K 101 3
                                    

"Cepetan kak.... entar telat nih." Gerutu Fara pada Farel yang tengah menyetir mobil.

Farel berdesis kesa, karna sedari tadi Fara terus meminta Farel untuk ngebut, padahal ini sudah ngebut banget.

"Yaah. Macet. Aduuuh." Ucap Fara kesal campuru bingung.

"Sabar dong." Ucap Farel kesal.

Fara terus menatap arlojinya. Jika dalam lima belas menit lagi ia belum sampai, ia akan kehilangan moment terindahnya yang dapat ia kenang.

"Ini udah hampir sampe ya?" Tanya Fara.

Farel mengangguk.

Fara membuka pintu mobilnya.

"MAU KEMANA?" Teriak Farel dari dalam mobil.

"LARI." Teriak Fara sambil berlari melewati mobil-mobil yang berjejer rapi dikemancetan.

Fara berlari dengan tergesa. Ia tak peduli dengan tatapan aneh dari orang sekitarnya. Karna yang ia inginkan sekarang adalah ia datang kebandara dengan tepat waktu.

Ya, Ari hari ini akan berangkat ke London untuk pindah bersama papanya.

Karna Fara tadi terlambat bangun, jadi Fara harus terburu-buru ke bandara.

*kling-kling*

Ponsel Fara berbunyi. Kemudian Fara langsung mengambilnya dari slingbag nya dan melanjutkan berlari.

"Halooo." Ucap Fara dengan nafas yang tersenggal-senggal karna berlari.

"Kamu dimana?" Ya, dia adalah Ari.

"Jalan. Bentar lagi nyampe, tunggu yaaa." Ucap Fara dan langsung mematikan ponselnya.

Fara terus berlari dengan kekuatan seadanya. Kakinya sudah mulai melemas, dan nafasnya sudah mulai habis.

"Fuuh, akhirnya." Gumam Fara saat ia sampai didepan pintu masuk bandara.

Kemudian Fara langsung memasukinya dengan memasang mata yang mencari-cari.

Fara berjalan menyusuri tempat itu. Kemudian ia melihat arloji ditangannya.

Deg

"Gue telat?" Gumam Fara bergetar.

Mata Fara tak lagi dapat membendung air matanya. Ya, ia menangis dengan keras. Ia tak peduli dengan tatapan aneh dari orang yang berlalu lalang disana. Karna raa malunya sekarang sudah hilang, terganti dengan rasa sedih dan penyesalan.

"Kok lo tinggalin gue sih?" Gumam Fara sambil menutup matanya yang terus mengeluarkan air mata dan bibir yang terus terisak.

🎵Tuk menangkan hatiku bukanlah suatu hal yang mudah..
Kau berhasil membuat kutak bisa hidup tanpamu..
Menjaga cinta itu bukanlah suatu hal yang mudah..
Namun sedetikpun tak pernah kau berpaling dariku🎵

Tiba-tiba ada suara yang berasal dari pengeras suara bandara. Fara yang mendengar itupun semakin terisak. Ia teringat betapa romantisnya Ari saat itu. Saat ia menyanyikan lagu itu dihadapannya dengn menyebut namanya dihadapan banyak orang.

"Kenapa harus lagu ini sih?" Gerutu Fara kesal.

Air matanya semakin tumpah tak beraturan.

"Beruntungnya aku dimiliki kamu
Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini" Suara dari seseorang dibelakang Fara.

Seakan semua orang disana tengah menyanyikan lagu itu. Fara semakin kesal dan sedih. Mengapa situasi tak pernah mendukung Fara? Tadi macet, sekarang semua orang seakan bahagia nelihat Fara yang sedih karna mendengar lagu ini.

Fara menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Kemudian ia membalik badannya dan hendak berjalan keluar dari tempat itu.

*Bruk*

Fara menabrak dada seseorang.

"Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu."  Suara nyanyian yang terdengar khas ditelinga Fara yang membuat Fara memberanikan diri membuka kedua matanya.

Fara menatap dengan tatapan berbinar. Ya, dia adalah Ari. Fara langsung memeluk Ari dengan erat.

"Kangen ya?" Tanya Ari dengan nada menggoda.

Fara tak bergeming.

Kemudian Fara melepaskan pelukannya dan menatap Ari penuh tanya.

"Kamu kok masih disini. Bukannya pesawat kamu berangkatnya udah 10 menit yang lalu?" Tanya Fara bingung.

Ari terkekeh dan langsung mencubit hidung Fara.

"Pesawat aku delay, tadi aku mau bilang, kamu udah matiin duluan telfon nya." Ucap Ari.

Fara ber'oh'ria.

"Dan ini semua kerjaan kamu?" Tanya Fara saat melihat orang-orang yang terus menyanyikan lagu Bukti-Virgoun.

Ari mengangguk.

"Tadi kata Farel kamu lari kesini. Ya, aku pengen buat kejutan aja ke kamu, biar ngilangin rasa capek kamu."

Fara tersenyum dan memeluk Ari lagi.

"Thanks for all." Bisik Fara.

Ari berdeham. "Hmm"

"And I Love You." Bisik Fara lagi.

"I always Love You." Balas Ari.

%%%%%%

Epilog udah selesai nih.
Kalo sequelnya masih mikir-mikir nih. Hehe

Maaf ya aku buat endingnya mereka bakal ldr an. Biar ada gregetnya aja hubungan mereka kalo ldr. Karna nahan rindu itu kan sulit. Hehe

Jangan lupa buat

Vote
Comment
And
Follow

Baca cerita aku yang lain:

Ketua osis or ketua kelas
Quotes kecewa
Dari hati
Pakilla

Find me on:
Ig - dilaa_april

Bye-bye all

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang