TIGA PULUH EMPAT

1.9K 95 0
                                    

Fara dan Kevin tengah duduk berdua di salah satu kursi disebuah Cafe. Mereka berniat untuk belajar disana. Agar ada suasana baru dan agar bisa membuat hati Fara sedikit lega.

"Ini tuh rumusnya apasih?" Tanya Kevin bingung. Namun yang ditanya tak menyautnya. Fara melamun menatap rintikan hujan dari dalam.

"Ternyata langit juga rasain apa yang gue rasain." Batin Fara sambil menarik nafas panjangnya.

Kevin pun mulai kesal. Karna ocehannya dari tadi tak digubris oleh Fara. Kemudian Kevin punya ide untuk mendapat perhatian Fara.

"Kak Ari Far." Ucap Kevin sambil megoyangkan lengan Fara. Dan Fara yang mendengar itupun langsung tersadar dari lamunannya dan menoleh kebelakangnya.

*krik krik*

"Hehe, canda doang Far. Biar gak bosen." Ucap Kevin sambil terkekeh.

Fara pun hanya memutar bola matanya malas. Kemudian ia meraih dan meminum minuman yang ia pesan tadi.

"Ari berarti bat ya buat lo?" Tanya Kevin tiba-tiba yang membuat Fara tersedak.

^uhuk uhuk^

"Lo gak papa?" Tanya Kevin khawatir.

Fara tersenyum dan menggeleng.

"Maaf ya kalo pertanyaan gue bikin lo gak nyaman." Ucap Kevin.

"Gapapa kali. Santai aja." Ucap Fara.

"Tapi bener kan? Kalo Ari itu berarti banget buat lo." Tanya Kevin sekali lagi.

Fara tersenyum pedih. "Maybe." Ucap Fara bergetar. Air matanya sudah menusuk-nusuk kantung matanya untuk bebas.

"Lo lagi ada masalah ya?" Tanya Kevin.

Tes

Tes

Air mata Fara sudah bebas berkeliaran dipipinya. Ya, Fara menangis. Dan itulah jawaban dari pertanyaan Kevin tadi.

Kevin yang melihat Fara menangispun langsung duduk disebelah Fara dan membawa Fara kedalam dekapannya.

"Cintai seseorang seperlunya, biar sakitnya juga gak overdose." Ucap Kevin menenangkan hati Fara.

Sedangkan Fara makin terisak didalam pelukan Kevin.

Dan Kevin pun tak hanya diam saat mendapat kesempatan ini. Ia langsung mengambil benda pipih dari saku celananya. Dan ia langsung memotret Fara yang sedang ia peluk.

Kevin tersenyum licik.

"Sakit lo bakal ilang Far." Batin Kevin.

₩₩₩₩

Ari memasuki rumahnya dengan malas. Ya, ia baru pulang. Karna semalam ia lebih memilih untuk menginap dirumah Fandi.

^cklek^

"Ari." Ucap Putri lega. Ya, karna Putri telah memikirkan Ari terus sejak kepergian Ari malam itu.

Ari yang mendengar panggilan Putri pun hanya menoleh sekilas dan langsung melenggang kekamarnya.

"Semalam habis dari mana kamu?" Tanya seseorang yang berhasil membuat langkah kaki Ari terhenti.

Anne menatap Ari dengan tajam. Sedangkan Ari membalas tatapan Anne dengan tatapan sinisnya.

"Gak usah sok peduli." Ucap Ari sinis.

Sedangkan Anne nampak menahan emosinya. Ia tau kalau ia salah. Anne telah mengorbankan kebahagiaan anaknya hanya demi kebahagiaannya sendiri.

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang