DUA PULUH TUJUH

2K 102 3
                                    

Putri duduk dibangkunya dengan wajah yang agak pucat. Ia selalu datang paling pagi diantara teman sekelasnya yang lain.

Saat ia hendak berdiri, Putri melihat ada sebuah gitar dipojok belakang kelasnya itu.

Putri tersenyum dan langsung melangkah mengambil gitar itu.

Jreng...

🎵Ku akui ku sangat-sangat menginginkanmu.
Tapi kini kusadar ku tak akan bisa.
Oooo, aku....
Tak mengerti ini semua harus terjadi.🎵

Putri menghentikan nyanyiannya saat ia melihat ada sosok Ari yang tengah berdiri diambang pintu kelasnya.

"Ari." Ucap Putri pelan sambil berdiri dan menaruh gitarnya. Ari tak menggubrisnya, Ari malah ingin membalikkan tubuhnya. Namun saat ia membalikkan tubuhnya tiba-tiba Putri tergeletak lemas.

Bruk

"Putri." Ucap Ari cemas. Kemudian dengan sigap Ari langsung mengangkat tubuh Putri dan menggendongnya ke uks.

"Lo apain anak orang?" Ucap Dody saat ia berpapasan dengan Ari yang tengah menggendong Putri.

Sedangkan Ari tak menghiraukan ucapan Dody, ia terus melangkahkan kakinya dengan cepat ke uks. Tapi, langkah kakinya terhenti saat ia berpapasan dengan Fara dan Farel.

"Dia kenapa?" Tanya Farel.

"Pingsan." Jawab Ari singkat. Kemudian ia menatap mata Fara. Dan Fara hanya diam dengan ekspresi yang tak dapat didefinisikan.

"Semoga aja gak marah." Batin Ari dan langsung kembali melangkah ke uks.

👣👣👣

Fara duduk dibangkunya dengan kesal. Karna ia melihat Ari yang begitu kelihatan khawatir saat menggendong anak baru tadi.

"Kenapa lo?" Tanya Miko yang baru dateng.

Fara menatap Miko sekilas dan langsung menekuk tangannya dimeja dan menaruh kepalanya diantara tekukan tangannya tadi.

"Eh bocah. Kalo ditanya itu dijawab, bukan malah dikacangin." Ucap Miko kesal sambil memukul pelan kepala Fara.

Fara mendongakkan kepalanya dan menatap Miko kesal. "Gue gak papa." Ucap Fara dengan nada penuh penekanan.

Miko hanya mendegus kesal dan langsung berdiri. "Gue mau keperpus. Lo ikut kagak?" Tanya Miko.

"Ngapain kesana?" Tanya Fara.

"Mau makan." Celetuk Miko yang membuat Fara membelalakkan matanya.

"Ya mau pinjem buku bego." Ucap Miko.

Fara pun hanya terkekeh dan langsung berdiri. Daripada ia bosen disini mendingan ia ikut Miko saja.

👣👣👣

Fara berjalan diantara rak-rak buku yang tinggi-tinggi. Matanya terus menelusuri rak buku tersebut untuk mencari buku yang ia cari. Bibirnya yang komat-kamit membaca judul buku dan jari telunjuknya yang menunjuk buku.

Akhirnya ia menemukan buku yang ia inginkan. Tubuhnya ia jinjitkan agar ia dapat meraih buku itu. Namun tiba-tiba ada sebuah tangan yang meraih buku itu terlebih dulu. Fara membelalakkan matanya dan siap untuk memaki orang itu. Namun saat ia menoleh, ternyata orang itu adalah Ari.

Deg

Jantung Fara berdegup kencang. Ia hanya diam sambil menatap Ari.

"Nih." Ucap Ari sambil menyodorkan buku yang Fara inginkan tadi.

Fara mengambil buku itu dengan perlahan. "Thanks." Ucap Fara.

"Marah ya?" Tanya Ari to the point.

"Enggak. Kok kamu bisa disini?" Tanya Fara.

"Tadi aku gak sengaja liat kamu masuk kesini, jadi aku ikutin aja deh." Jelas Ari.

Fara ber'oh'ria. "Udah sembuh?" Tanya Fara.

Ari mengernyitkan dahinya karna tak paham dengan ucapan Fara.

"Siapa yang sakit?" Tanya Ari bingung.

"Tadi." Ucap Fara dengan ekspresi datarnya.

"Oh, Putri? Aku gak tau, aku cuma bawa ke uks, habis itu yang ngurusin ya petugasnya uks lah." Ucap Ari.

Fara kembali hanya ber'oh'ria. Kemudian Fara hendak pergi dari tempat itu, namun Ari berhasil mencekal tangannya.

"Kamu marah liat aku gendong Putri?" Tanya Ari memastikan.

Fara memutar tubuhnya dan berhadapan dengan Ari lagi. Kemudian Fara menggeleng.

"Beneran?" Tanya Ari.

Fara hanya mengangguk.

"Aku gak percaya." Ucap Ari.

"Lepasin kak, aku mau kekelas udah mau bel nih." Ucap Fara sambil berusaha melepaskan cekalan dari Ari.

Setelah itu Ari melepaskan tangan Fara.

"Fara balik kekelas dulu. Kalo kak Ari mau disini terus juga gapapa. Atau ke uks aja yang adem." Ucap Fara yang nge jleb banget.

Kemudian Fara berlari kepetugas perpus buat mencatat buku yang ia pinjam.

"Lo dari mana aja sih? Lama bat milih buku gitu aja." Ucap Miko. Karna Miko dari tadi hanya duduk dikursi perpus buat nungguin Fara.

Fara hanya cengengesan. "Maap. Yaudah ayok." Ucap Fara sambil menarik tangan Miko.

👣👣👣

Menunggu Farel dikursi dekat parkiran sekolah adalah menjadi kebiasaan Fara. Karna Farel selalu telat pulang, demi bisa pacaran dengan Anisa dulu.

"Belom pulang Far?" Tanya Kevin yang tiba-tiba muncul.

"Belom nih." Jawab Fara.

Kemudian Kevin duduk diikursi sebelah Fara. Yang membuat Fara mengernyit kaget.

"Duh, kalo kak Ari tau bisa dimarahin seharian lagi nih." Batin Fara.

"Lo gak pulang Vin?" Tanya Fara berusaha agar Kevin mau pulang.

"Mau nungguin lo. Oh iya, kapan lo mau ngajarin gue?" Ucap Kevin yang membuat Fara terkejut. Karna Fara lupa kalau ia punya tugas buat ngajarin Kevin matematika.

"Ee kapan ya?" Ucap Fara berfikir.

"Gimana kalo nanti aja? Biar gue nanti kerumah lo ya." Ucap Kevin.

Sedangkan Fara hanya membelalakkan matanya.

"Terserah deh." Ucap Fara kikuk.

Dari kejauhan, sepasang bola mata tengah mengawasi mereka. Ya, dia adalah Ari. Ingin sekali ia memukul wajah Kevin agar topeng yang ia kenakan jatuh.

"Shit." Gumam Ari sambil memukul tembok didepannya.

¥¥¥¥

Vote
Comment
Follow

Ikuti cerita aku yang lain juga yaaa

Ig: dilaa_april

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang