TIGA PULUH ENAM (ternyata)

1.9K 106 2
                                    

Fara duduk dibawah pohon beringin yang berada dibelakang sekolahnya. Enntah apa yang membawanya berlari kesini. Karna yang ia fikirkan, ia hanya ingin untuk tidak bertemu dengan Ari.

Matanya meneteskan air mata sejak ia berlari tadi. Hatinya sangat sakit saat mendapati sikap acuh dari Ari.

"Aku kira kamu beda dari laki-laki lain. Tapi apa, nyatanya kamu tak ada bedanya dengan laki-laki yang pernah aku kenal dulu. Semua laki-laki itu sama." Ucap Fara sambil terisak.

"Jangan anggap semua lelaki sama, cuma karna lo disakiti oleh satu lelaki." Sanggah Kevin yang tiba-tiba datang dan duduk disebelah Fara yang membuat Fara terkejut.

Fara menoleh kearah Kevin sambil memasang wajah penuh tanda tanyanya. Sedangkan Kevin malah membalas tatapan Fara tersebut dengan senyuman manisnya.

"Gue juga pernah mengira kalo semua orang didunia ini egois dan gak peduli dengan perasaan orang lain. Mereka cuma mentingin kebahagiaan mereka sendiri. Tapi, ternyata gue salah." Ucap Kevin yang membuat Fara mengernyit heran.

"Semua orang itu punya sifat masing-masing. Ada yang baik dan ada juga yang jahat. Sifat itu tergantung individu itu sendiri, jadi jangan lo nganggep semua orang itu sama karna lo udah dikecewain oleh satu orang." Ucap Kevin yang super bijak.

Fara melongo mendengar ucapan Kevin tadi. Ia tak percaya kalau Kevin yang sangat jahil bisa berbicara sebijak itu.

Kevin tertawa hambar, hatinya juga serasa ingin menangis saat ini. Ia tak kalah sedih dari yang Fara rasakan saat ini.

"Gue pernah berfikir kalo dunia ini kejam. Dan Tuhan itu gak adil. Karna Tuhan udah buat bahagia sama orang yang jelas-jelas udah nyakitin orang yang gak sama sekali bersalah. Tapi apa? Orang yang disakitin malah diberuli cobaan yang sangat luar biasa berat." Ucap Kevin yang sekarang nadanya menjadi bergetar.

Fara semakin terperanjat. Rasa sakitnya saat ini sudah hilang saat mendengar ucapan Kevin yang penuh dengan tanda tanya ini.

"Vin--." Ucap Fara yang terpotong dengan ucapan Kevin.

"Gue benci sama lo Far. Benci banget." Ucap Kevin dengan nada sedikit menaik.

Fara terkejut dan mengernyit bingung. Matanya terbelalak tak percaya dengan ucapan Kevin barusan.

"Maksud lo?" Tanya Fara bingung.

Kevin menatap Fara dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue juga benci sama diri gue sendiri. Karna gue udah ingkarin janji gue pada diri gue." Ucap kevin dengan nada semakin bergetar.

"Vin, maksud apa? G-gue gak ngerti." Tanya Fara yang semakin bingung.

"Farel udah buat kakak gue satu-satunya gila. Gue sempet berfikir dan berjanji pada diri gue untuk balas dendam atas perbuatan Farel itu. Tapi apa? Nyatanya sekarang gue gak sanggup ngelakuin janji gue tersebut. Gue ngingkarin janji gue. Gue pengecut." Ucap Kevin dengan nada penyesalan.

Sedangkan Fara masih mencerna ucapan Kevin. "Maksud lo?" Tanya Fara bingung.

"Gue sempet berfikir buat balesin dendam kakak gue ke lo. Tapi, gue gak bisa." Ucapan Kevin sambil memendam isakannya, ia tak mau kelihatan lemah.

"Jujur, gue suka sama lo. Dan gue gak mungkin ngebuat orang yang gue sayang itu menderita." Ucap Kevin.

*deg*

Fara membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Kevin itu. Jujur, ia belum paham dengan apa yang dikatakan Kevin saat ini.

Fara memengang bahu Kevin lembut. Ia menatap mata Kevin dalam.

"Gue gak ngerti apa yang lo omongin. Apa maksud dari semua ini Vin?" Tanya Fara lembut dengan tatapan mata yang saling mengunci.

"Fitri, kakak gue jadi gila karna Farel." Ucap Kevin.

Deg

Fara teringat dengan cerita yang pernah Farel ceritakan padanya waktu itu. Mulut Fara langsung terbungkam tak percaya.

"Gue merasa jadi pecundang karna gak bisa balesin dendam kak Fitri. Karena gue suka sama lo." Ucap Kevin sambil meneteskan setetes air matanya. Karna saat ini ia teringat dengan kakaknya yang tengah sakit dan dikurung disebuah ruangan sempit.

"Vin--" Ucap Fara lembut yang dipotong lagi oleh Kevin.

"Gue tau Far, kalo lo cuma cinta sama Ari. Makanya gue pernah berfikir buat hancurin hubungan kalian agar lo ngerasain apa yang kak Fitri dulu rasain pas dia sama kakak lo, Farel." Ucap Kevin.

"Kak Fitri dulu cinta banget sama Farel. Tapi apa? Farel malah mainin perasaan tulus kakak gue. Sampe ngebuat kak Fitri gila." Ucap Kevin sambil menangis.

Fara pun tak kuasa menahan air matanya, ia juga menangis tapi ia berusaha untuk tegar.

"Tapi Vin, lo gak seharusnya mendem semua ini sendirian. Gue tau kalo lo sangat benci sama kak Farel. Tapi lo juga harus ingat, kalo lo gak sendirian disini. Dan balas dendam itu gak nyelesaiin masalah. Tapi malah menambah masalah." Ucap Fara.

"Gue bakal temenin lo buat nyelesaiin semua ini. Karna gue tau kalo kak Farel itu sebenernya gak berniat buat nyakitin kak Fitri. Dan kak Farel juga pasti nyesel banget kalo dia tau telah buat kak Fitri kayak gitu." Ucap Fara sambil memegang tangan Kevin.

Kevin tersenyum disela isakannya. Ia membalas genggaman tangan Fara.

"Maafin gue Far." Ucap Kevin lembut.

Fara menggeleng sambil tersenyum pedih.

"Yang seharusnya minta maaf itu gue Vin. Bukan lo." Ucap Fara sambil memeluk Kevin.

"I'm sorry." Bisik Fara ditelinga Kevin.

Sedangkan dari kejauhan, nampaklah Ari yang tengah mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras, dan wajahnya memerah padam.

"Shit, maafin gue Far, udah buat lo nangis. Dan seharusnya gue yang lo peluk, bukan cowok bajingan kek dia." Gumam Ari sambil memukul tembok disebelahnya.

&&&&

Wah, penuh dengan drama kek disinetron nih  wkwk

Tapi tetep jangan lupa buat:
Vote
Comment
Follow

Cerita lain:
Quotes kecewa
Ketua osis or ketua kelas
Dari hati

Ig: dilaa_april

See you......

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang