LIMA BELAS

2.6K 116 0
                                    

Putri memainkan gitarnya dengan nada yang lembut. Dengan sesekali ia meneteskan air matanya.

🎵Bila rasaku ini rasamu.
Sanggupkah engkau, menahan sakitnya terhianati cinta yang kau jaga.🎵

"Gue suka sama lo Ari, gue cinta." Gumam Putri sambil terisak. "Maafin gue kalo saat itu gue udah ninggalin lo. Karna saat itu gue terpaksa Ri. Demi keberlangsungan hidup keluarga gue." Gumam Fara semakin terisak.

Flashback ON

Putri duduk dikursi dekat kolam renang rumahnya. Ia tersenyum sambil memegang gitarnya. Karna siang tadi Ari mendatangi rumahnya dan memberikannya kado gitar yang sekarang ia pegang itu.

Putri terkekeh saat membayangkan bagaimana canggungnya ekspresi Ari tadi.

"Bahagia banget anak papa." Ucap Adi sambil duduk disebelah Putri.

Putri terkejut akan kehadiran papanya itu. Kemudian Putri memeluk Adi dengan erat.

"Kenapa sih kok bahagia banget?" Tanya Adi.

Putri melepaskan pelukannya dan memasang mata berbinarnya.

"Ari ngasih aku gitar ini pa." Ucap Putri yang membuat Adi merasakan sesak.

"Kamu masih ada hubungan sama Ari?" Tanya Adi tegas.

Senyum dibibir Putri pun memudar. "Emang kenapa sih pa? Bukannya kata papa kalau kebahagiaan Putri adalah prioritas papa ya?" Tanya Putri sambil sedikit bergetar menahan air mata.

Adi mengambil nafas panjang. Karna sebenarnya ia tidak tega untuk melarang hubungan anaknya ini.

"Bukannya papa gak mau kalo kamu bahagia. Tapi, ini demi keberlangsungan usaha papa Put. Kamu mau hidup kamu gak terpenuhi? Kamu mau kalo kamu dan papa jadi luntang-lantung dijalanan? Gak mau kan? Makanya, kamu harus ngertiin papa dong sayang. Papa pengen liat kamu bahagia sayang." Ucap Adi sambil menari Putri kedalam dekapannya.

Putri terisak didekapan Adi. Ingin sekali ia mengubah takdir, agar ia bisa bersama Ari terus tanpa ada pengganggunya.

Flashback OFF

*tik tik*

Rintik hujan telah turun. Putri pun berlari menyelamatkan gitarnya memasuki rumah.

Setelah ia berada didalam rumah dan terlindungi dari hujan. Putri langsung mengelap bajunya dan rambutnya yang basah.

Setelah ia rasa selesai. Putri mendongakkan wajahnya dan hendak berjalan kekamarnya.

Namun, langkahnya terhenti karna ia mendapati sosok pria paru baya tengah berdiri tegap dengan memasang rahang yang kokoh.

"Papa." Lirih Putri.

Kemudian Adi menghampiring putri kesayangannya itu dan langsung memeluk Putri.

"Papa kangen banget sama kamu sayang." Ucap Adi.

"Me too."

Kemudian Adi melepas pelukannya dengan putri.

"Nanti malam dirumah almarhum Oki bakal ada pengajian. Kamu ikut ya." Ucap Adi lembut. Putri pun mengangguk dan tersenyum tipis. Meskipun ia tidak pernah mencintai Oki sama sekali, tapi ia sangat merasa kehilangan Oki. Putri merasa sepi saat Oki yang selalu perhatian kedirinya telah meninggalkannya untuk selamanya.

¤¤¤¤¤ ¤¤¤¤¤¤

Pagi harinya diSMAN 1 menampakkan keramaian siswa-siswinya yanh baru sampai disekolah. Sama hal nya seperti Fara dan Farel, mereka berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya dengan senyuman yang selalu terukir dibibirnya.

Fara melihat ada teman-temannya yang tengah bercanda ria dikursi panjang dekat lapangan basket.

"Kak, Fara nyamperin mereka dulu ya." Ucap Fara dan dibalas anggukan oleh Farel. Kemudian Fara berlari menghampiri teman-temannya itu.

"Hai semua." Sapa Fara dengan semangat sambil memamerkan deretan gigi putih nan rapi miliknya.

Billy dan teman-temannya pun membalas sapaannya dengan lebih semangat dan senyuman yang lebih lebar.

"Pada ngapain sih disini? Udah mau bel nih. Kekelas aja yuk." Ajak Fara sambil melirik arloji ditangannya.

"Aduh Far. Lo tuh gimana sih? Hari ini tuh kita gak bakal ada pelajaran kali." Ucap Devi.

Fara mengernyit bingung.

"Iya, Far. Hari ini kan guru ada rapat. Dan yang terpenting, bakal ada pertandingan bola basket antara kelas kita dengan kelas XII IPA 1." Sambung Billy dengan heboh.

"Kelas kita? Sama kelas XII IPA 1? Berarti kelasnya kak Ari dong?" Tanya Fara dengan spontan.

Angel, Devi dan Billy pun melongo saat mendapati Fara yang begitu senang kalau hari ini yang bertanding adalah kelasnya Ari.

"Lo beneran suka sama kak Ari ya Far?" Tanya Devi penuh selidik.

Wajah Fara memerah menahan malu. Karna mulutnya yang terlalu jujur tak bisa ia ajak kompromi ini.

Fara pun menggeleng dengan cepat ambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Udah ah. Sini Fara duduk samping gue. Tapi nanti lo bakal jadi musuh gue, karna gue dukung kesayangan gue dan lo dukung kesayangan lo itu." Ucap Angel karna memang Bagas, kekasihnya itu akan ikut bertanding kali ini.

Fara pun hanya terkekeh dan langsung duduk disebelah Angel.

"Eh, tapi gue taroh tas gue kekelas dulu aja deh." Ucap Fara dan dibalas anggukan oleh teman-temannya.

Farapun berjalan menuju kelasnya. Disepanjang koridor sangat sepi, karna kebanyakan siswa-siswi disekolah ini tengah berkumpul dilapangan untuk menonton pertandingan basket nanti.

Setelah sampai didepan kelasnya, Fara langsung memasuki kelasnya yang tanpa penghununi itu. Namun, ternyata dikelas masih ada Kevin yang tengah memakai sepatunya.

"Fara?" Ucap Kevin pelan. Fara hanya tersenyum sekilas dan menaruh tasnya.

Kemudian Fara hendak berjalan keluar dari kelas itu menuju lapangan basket lagi.

"Far tunggu." Ucap Kevin sesaat setelah ia selesai mengikat tali sepatunya.

Fara yang mendengar itu pun langsung berhenti melangkah dan membalik badannya ke Kevin.

"Kenapa?" Tanya Fara berusaha tenang. Karna ia sebenarnya masih sedikit kesal saat kemarin Kevin meninggalkannya di Cafe. Namun Fara juga senang, karna berkat Kevin meninggalkannya, ia dapat berduaan dengan Ari.

"Maafin gue kemarin ya. Gue ada urusan mendadak, makanya gue ninggalin lo. Plisss maafin ya Far." Ucap Kevin sambil memegang kedua telapak tangan Fara.

Tubuh Fara kaku saat tangannya tiba-tiba digenggam Kevin. Kemudian Fara melepaskan genggaman Kevin perlahan dan langsung tersenyum simpul.

"Iya, gapapa kali Vin. Lagian juga lo kan ada urusan yang penting, jadi gapapa kok. Santai aja." Ucap Fara sambil tersenyum manis.

Kevin pun tersenyum. "Makasih Fara. Oh iya, nanti dukung gue ya, gue mau main basket nih. Nanti kalo lo dukung gue pasti bakal menangin." Ucap Kevin sambil mencubit hidung Fara kemudian ia berlari karna teman-temannya sudah berkumpul dilapangan.

Fara tersenyum dan mengangguk, sebenarnya hatinya ingin mendukung Ari bukan Kevin.

Setelah Fara sadar dari lamunannya, Fara langsung keluar dari kelasnya.

Deg

Jantungnya berhenti berdetak saat ia mendapati segerombol tim basket kelas XII IPA 1 yang tengah berjalan didepannya.

Dan Fara juga melihat Ari yang sekarang juga bertatapan dengan Fara.

*&&&&*

VOTE
COMMENT
FOLLOW



SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang