SEMBILAN BELAS

2.1K 103 2
                                    

Fara dan Farel tengah duduk bersantai diruang keluarga rumahnya sambil menonton televisi.

*kres kres*

Hanya suara televisi dan suara dari Fara dan Farel yang sedang memakan kripik singkong cemilan kesukaan mereka itulah sekarang yang ada.

Kemudian Fara membuka pembicaraan mereka.

"Kak." Ucap Fara. Farel hanya membalas ucapa Fara dengan berdeham.

"Kak Anisa kok bisa suka sama kakak sih? Padahal kalian kan baru kenal sebentar." Tanya Fara, karna Fara heran mengapa kakaknya bisa sangat cepat meluluhkan hati Anisa yang cantik dan sholehah itu.

"Gue pelet." Ucap Farel sambil terkekeh yang membuat Fara memukul bahunya pelan.

"Serius ah." Ucap Fara kesal. Kemudian Farel berhenti tertawa dan kembali memakan cemilannya.

"Kita kenal udah lama. Udah dari smp, dan kita juga udah hampir pacaran pas smp." Ucap Farel.

Fara sedikit lama dalam mencerna ucapan Farel.

"Maksudnya kak Farel udah deket sama kak Anisa dari smp?" Tanya Fara dan dibalas anggukan oleh Farel.

"Kenapa gak pacaran aja?" Tanya Faar lagi.

"Mau nya sih gitu. Tapi karna abangmu ini ganteng dan banyak yang suka sama abangmu. Jadi, Anisa mengalah karna sahabatnya si Fitri juga suka sama kakak." Jelas Farel.

"Lah, kalo kalian sama-sama suka terus kenapa gak jadian aja. Ya biarin aja si Fitri nya tadi, yang penting kak Farel sama kak Anisa bahagia." Ucap Fara tanpa dosa.

"Ya gak enaklah. Soalnya Anisa sama Fitri itu dulu deket banget. Malah Anisa pernah jodohin gue sama Fitri." Ucap Farel sambil sedikit memasang wajahnya yang sedang bernostalgia.

"Terus lo mau dijodohin?" Tanya Fara yang sekarang mulai kepo.

"Sebenarnya sih gue gak mau. Tapi karna Anisa maksa gue, dan karna gue sayang sama Anisa, jadi gue jadian sama Fitri dan itu karna terpaksa." Ucap Farel.

"Lah, jadi kalian jadian?"

"Iya, tapi gak ada 2 bulanan. Karna sehabis itu kita kan pindahan ke Surabaya. Jadi gue putusin deh si Fitri dengan alasan gue gak mau ldr an. Tapi si Fitri tetep kekeh gak mau gue putusin. Bahkan dia mau ikutan pindah ke Surabaya cuma demi gue." Terang Farel.

"Iih, setia banget sih kak Fitri. Terus gimana jadinya kalau kalian gak putus?" Tanya Fara.

"Ya, dengan terpaksa gue bilang apa alasan gue jadian sama dia dan gue ngakuin perasaan gue kalo gue gak suka sama dia, tapi suka sama sahabatnya si Anisa." Ucap Farel.

"Waah kak Farel parah nih. Nyesek banget loh kak kalo jadi kak Fitri." Ucap Fara sambil memasang ekspresi seakan-akan dia merasakan kalau dia jadi Fitri.

"Ya sakitan gue bego. Gue harus pacaran sama orang yang gak gue suka. Dan gue juga harus liat orang yang gue suka merasakan cemburu karna gue pacaran sama sahabaynya itu." Jelas Farel lagi.

"Terus sekarang kak Fitri kemana?"

"Gak tau. Karna semenjak gue putusin dia. Fitri jadi musuhin Anisa dan dia katanya pindah ke luar negeri." Ucap Farel dan dibalas anggukan oleh Fara.

"Cinta segitiga itu ribet deh. Kita harus bisa milih seseorang tanpa menyakiti hati seseorang yang lainnya." Ucap Fara berlagak sok puitis dan mendapat jitakan keras yang mendarap pas diubun-ubun kepalanya.

"AWWWW."  Ringis kesakitan Fara.

"Gaya bat deh omongan lo. Udah kek Mario Teguh ae." Ucap Farel sambil terkekeh.

~'~'~'~

Ari duduk bersantai dibalkon kamarnya sambil memainkam giyar kesayangannya. Ia memainkan sebuah lagu yang berjudul "all of me."

Genjrengan gitar Ari tiba-tiba berhenti saat tiba-tiba adanya kedatangan Putri sambil memasang senyum lebarnya. Namun kali ini tampilan Putri tampak berbeda karna ia habis keacara pengajian atas kematian mantan tunangannya.

"Hai Ari." Ucap Putri.

Ari hanya menatap sekilas Putri dan langsung kembali terfokus dengan acara gitarannya.

"Aku bawain makanan kesukaan kamu nih." Ucap Putri sambil meletakkan semangkuk sup buntut dikeja dekat ranjang nya Ari.

Sedangkan Ari mendegus kesal dan langsung menghampiri Putri.

"Pergi. Dan bawa itu." Ucap Aribdingin sambil menunjuk semangkuk sup yang Putri bawa tadi.

Putri yang awalnya senang saat Ari mau menghampirinya menjadi bingung saat Ari tiba-tiba mengusirnya. Dan menyuruhnya membawa lagi sup buntutnya, padahal sup itu ialah makanan kesukaan Ari dan kalo mereka lagi marahan dulu saat Putri membawakan sup, Ari selalu tidak bisa menolaknya dan langsung baikan.

"Yaudah aku pergi. Tapi makan sup nya ya." Ucap Putri sambil membalikkan badannya.

"Lo budek? Bawa supnya sekalian." Ucap Ari yang penuh penekanan.

Putri memutar badannya kearah Ari. "Aku tau lo gak mau kan makan hasil masakan gue. Tapi tenang aja, itu tadi aku beli ditempat kesukaan kita dulu. Jadi kamu bisa makan sepuasnya." Ucap Putri.

"Lo gak tau Put. Sejak kepergian lo itu, semua kesukaan gue dulu, sekarang menjadi hal yang oaling gue benci. Apalagi, pertemuan dengan lo lagi. Gue benci itu, karna saat gue udah susah-susah lupain lo. Lo malah balik lagi dengan tampang tanpa dosa." Ucap Ari yang berhasil lolos dari mulutnya. Padahal ia berusaha untuk tidak keceplosan.

"Tapi Ri---." Ucap Putri dipotong oleh Ari.

"Jangan paksa gue buat berlaku kasar sama lo." Tukas Ari dingin dan langsung kembali kebalkom kamarnya. Sedangkan Putri dengan terisak kembali mengambil sup yang ia bawakan tadi.

"Gue tau, lo masih suka sama gue kan Ri?" Batin Putri.



#######

Vote
Comment
Follow

Alhamdulillah masih bisa post lagi nih. Paketan masih cukup ternyata. Wkwk

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang