Fara duduk dibangku kantin bersama 5 temannya. Mereka tertawa cekikikan mendengar celotehan lucu dari Billy.
"Lo semua tau gak?" Ucap Billy dengan cekikikan yang membuat teman-temannya penasaran.
"Ya kagak lah. Orang lo aja belom kasih tau ke kita-kita." Jawab Miko sambil menjitak kepala Billy.
"Ini tentang lo Mik." Ucap Billy sambil memberikan ekspresi menahan tawanya.
"Apaan sih Bil. Kok gue sih?" Tanya Miko bingung.
"Miko, bhaks. Pernah BAB dicelana, BHAKS." Ucap Billy sambil tertawa terbahak yang membuat teman-temannya juga tertawa terbahak. Hingga mereka menjadi sorotan dikantin itu.
"Njing. Itu pas sd kampret." Ucap Miko kesal sambil memukul kepala Billy sedikit keras. Namun Billy dan teman-temannya masih tetap tertawa terbahak.
"Sumpah ngakak berjamaah." Ucap Angel sambil terus tertawa hingga perut mereka sakit.
"Miko yang keren kek gini pernah BAB dicelana? Ngakak njir." Ucap Devi sambil terus tertawa.
"Jadi lo ngakuin dong kalo gue keren." Goda Miko sambil berusaha untuk mengalihkan topik dari mereka.
"Iih apaan sih? Kagak juga kali" Ucap Devi dengan pipi yang memerah.
"Tapi pipinya gak usah merah juga kali." Ucap Miko yang membuat semua terdiam dan menatap wajah Devi intens.
"Haduh Miko mau modus nih. Kabur semua." Ucap Billy sambil menarik tangan Fara, Angel dan Bagas untuk berlari. Yang membuat Devi dan Miko kini hanya duduk berduaan.
"Woe. Tungguin gue njing." Ucap Devi dan langsung berlari mengejar mereka.
"Yah gue sendiri deh. Tapi gapapa lah, yang penting gue gak dibully aja tuh sama si permen gentong." Ucap Miko lega.
Kemudian Miko berjalan menuju kelasnya buat mengejar teman-temannya tadi dengan santai.
Miko bersiul santai disepanjang koridor. Namun tiba-tiba matanya menangkap sosok gadis yang sedikit asing dimatanya.
"Siapa tuh? Samperin ah. Siapa tau nyangkut sama jomblo ganteng kek gue gini." Ucap Miko sambil membenarkan jambulnya yang berpomade.
Kemudian Miko berjalan dengan berlagak cool menghampiri gadis tadi.
Miko berdeham dan membuat gadis tadi menoleh kearahnya dan menampilkan senyum manisnya.
"Hai." Sapa gadis itu.
"Hai." Balas Miko.
"Kenalin, gue Putri. Gue anak baru disini." Ya, dia adalah Putri, mantan kekasih Ari.
"Gue Miko." Ucap Miko sambil menjabat tangan Putri.
"Oh iya. Lo bisa anterin gue ke ruang kepala sekolah gak? Gue nyasar nih. Dari tadi cuma muter-muter doang gak ketemu-ketemu." Ucap Putri sambil menunjukkan wajah memohonnya.
Miko pun tersenyum dengan senang hati. Karna tak perlu lama ia menawarkan tapi Putri malah memintanya.
"Dengan senang hati." Ucap Miko. Kemudian mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah.
💕💕💕
Putri keluar dari ruang kepala sekolah. Ia akan menjadi siswi resmi di sekolah ini mulai besok.
Ya, itu adalah hal yang sangat Putri inginkan. Karna ia bisa satu sekolah lagi dengan Ari.
Tak lama kemudian Putri menangkap sosok yang sedang ia pikirkan. Ya, itu adalah Ari. Ari sedang bermain basket dengan teman-temannya dilapangan basket.
Kemudian Putri melangkahkan kakinya menghampiri Ari.
Putri berdiri dipinggir lapangan basket dengan senyum yang mengembang dibibirnya.
Putri sangat senang sekali karna ia bisa melihat betapa kerennya Ari saat bermain basket. Karna terakhir kali Putri melihatnya saat mereka masih kelas 2 smp dulu. Dengan adanya Putri yang selalu setia mendampingi Ari disampingnya.
Ari yang tengah mendribel bola basketnya pun akhirnya tersadar dengan hadirnya sosok Putri dipinggir lapangan.
Fandi juga menyadari sosok gadis yang baru disekolahnya. Fandi menatap Ari yang tengah terdiam menatap gadis itu.
"Naksir ya?." Ucap Fandi sambil menyenggol bahu Ari.
Ari memutar bola mata nya kesal dan langsung berjalan keluar lapangan.
"Kemana lo?" Teriak Dody dari tengah lapangan yang masih bermain bola basket.
"Balik. Lagi gak mood gue." Ucap Ari dan langsung berjalan keluar lapangan dan hendak menuju ke kelasnya. Namun tiba-tiba tangannya dicekal seseorang dari belakang. Ya, itu adalah Putri.
"Ri, tunggu." Ucap Putri.
Ari menghempaskan tangan Putri dengan kasar. "Lepasin gue." Bentak Ari dan Putri pun langsung melepaskan genggaman tangannya.
"Gue sekolah disini Ri. Dan kita sekelas lagi kek dulu." Ucap Putri sambil menampakkan wajah gembiranya.
"Oh." Acuh Ari dan langsung meninggalkan Putri disana sendiri. Putri merasa senang karna bisa dekat dengan Ari lagi dan merasa sedih karna sikap Ari yang masih saja dingin.
Ditempat lain.
Fara dan teman-temannya hanya menatap datar kearah Ari dan Putri. Entah perssaan apa ini, tapi Fara merasa hatinya sangat sesak saat melihat Ari lebih akrab dengan gadis lain.
"Siapa sih tuh cewek? Kok ganjen banget sih. Yang sabar ya Far." Ucap Angel kesal sambil mengelus bahu Fara.
"Ih apaan sih? Kekelas aja yuk, udah mau bel nih." Ajak Fara. Ya, mereka tadi habis dari perpustakaan setelah dari kantin.
"Kek itu anak baru deh. Namanya Putri." Ucap Miko yang tiba-tiba muncul dan membuat teman-temannya mengernyit bingung.
"Sotoy lu." Ucap Devi.
Miko mendegus kesal dan memutar bola matanya kesal. "Gue tadi yang nganterin dia ke ruangannya pak Syamsul tau." Ucap Miko kesal dan dibalas oh ria dari teman-temannya.
"Udah ah. Gak usah bahas dia. Yuk kekelas aja." Ucap Fara langsung menarik tangan teman-temannya. Kemudian mereka berjalan menuju kekelasnya.
Sedangkan Ari yang tengah berjalan santai kekelasnya langsung dikagetkan oleh kehadiran sahabat-sahabatnya.
"Itu tadi siapa Ri?" Tanya Dody.
"Cantik juga sih." Ucap Fandi sambil terkekeh.
"Temen." Ucap Ari.
"Temen apa temen? Kok kayak deket gitu? Nyakitin adek gue, tamat riwayat lo." Ucap Farel sambil terkekeh dan langsung berjalan mendahului mereka.
"Mati lo. Udah gak direstuin lagi sama calon kakak ipar lo tuh." Ledek Fandi. Ari hanya mendegus kesal dan langsung berkalan meninggalkan Fandi dan Dody yang masih terkekeh.
"Ngapain lo nyamperin gue sih Put? Bakal banyak yang salah paham nih." Batin Ari kesal.
^^^^^^////^^^^^^
Vote
Comment
FollowIg: dilaa_april
KAMU SEDANG MEMBACA
SenjaKu
Teen FictionCover by: @cupusquad COMPLETED ** ** ** Ketika senja mempertemukan dua hati. ** ** ** ARI YOHANA SENJA ARINDRA "Lo itu cuma senja gue, dan gue gak mau kalo ada yang rebut lo dari gue." FARA SENJA SHAPIRA "Jangan terus buat berharap, kalau ujungnya...