TIGA PULUH LIMA

1.9K 97 0
                                    

Ari berjalan menuju garasi rumahnya sambil menggendong tas sekolahnya. Namun sebelum ia sampai digarasi, mamanya sudah memanggilnya dari dapur.

"Sayang. Sarapan dulu yuk." Ajak Anne yang tengah duduk dimeja makan bersama Putri.

Ari melirik sekilas dan menggelengkan kepalanya pelan. "Ari berangkat." Ucap Ari langsung melanjutkan berjalan lagi.

"Putri bareng kamu lagi loh, tungguin dia." Ucap Anne.

"Gapapa tan. Aku naik taksi aja." Ucap Putri.

"Ayo." Ucap Ari yang memberhentikan langkahnya. Namun ia tak menoleh sedikitpun.

Putri yang mendengar ucapan Ari pun hanya diam terpaku. Sedangkan Anne tersenyum girang.

"Udah sana sayang. Kamu sama Ari aja, biar lebih terjamin keamanannya ya sayang." Ucap Anne sambil tersenyum lebar kearah Putri.

Putri tersenyum dan langsung mengambil tasnya. Dan ia bersalaman dengan Anne.

🍏🍏🍏

Keheningan menyelimuti Putri dan Ari didalam mobil berwarna merah tersebut. Ya, Ari memilih membawa mobil agar ia tidak kelihatan mesra seperti kalau naik motor ninjanya.

Putri yang merasa aneh saat Ari mengajaknya untuk berangkat barengpun berusaha untuk bertanya.

"Ehm. Ri." Ucap Putri pelan.

Ari hanya berdeham dengan tatapan yang masih terfokus kejalanan.

"Kamu ngapain ngajak aku bareng? Kalo, Fara tau kan kamu entar bisa kena marah." Ucap Putri dengan nada sedikit takut kalau Ari membentaknya.

Ari tak menjawabnya. Karna sebenarnya Ari bingung dengan keputusannys itu. Atau lebih tepatnya dengan saran yang diberikan Fandi padanya itu.

Flashback ON

"Lo harus cari tau. Mana mungkin nyokap lo bisa sebegitu berubahnya." Ucap Fandi.

Ari menatap Fandi dengan penuh tanda tanya.

"Maksud lo?" Tanya Ari.

"Gue cuma curiga kalo ada sesuatu yang buat mama lo kej gitu. Kita harus selidiki ini." Ucap Fandi.

Ari menatap Fandi dengan tatapan faham. Kemudian ia mengangguk setuju.

"Tapi gimana caranya?" Tanya Ari bingung.

Fandi juga sebenarnya bingung. Kemudian mereka memasang wajah berfikirnya.

*clik*

Fandi menjentikkan jarinya, pertanda ia telah mendapatkan ide.

"Gimana kalau lo baikin aja si Putri. Karna dengan lo baikin Putri, lo bisa lebih mudah buat cari tau ke nyokap lo." Ucap Fandi.

Ari mengernyit. Ia sangat malas jika ia harus berpura-pura bersikap baik ke Putri.

"Dan yang lebih penting. Lo jauhin dulu aja si Fara. Biar nyokap lo percaya kalau lo udah mau nerima Putri lagi." Ucap Fandi yang membuat Ari membelalakkan matanya tak percaya.

"Lo gila? Mana mungkin gue bisa jauhin Fara?" Ucap Ari dengan nada sedikit tinggi.

"Sabar bro. Karna cuma dengan cara ini lo bisa mendapat kepercayaan nyokap lo lagi. Dan lo bisa dengan mudah cari tau alasan nyokap lo buat jodohin lo sama Putri lagi." Ucap Fandi.

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang