TIGA PULUH DUA

1.9K 89 0
                                    

Ari duduk dibalkon kamarnya sambil membawa gitarnya. Ia memainkan gitarnya asal.

*jreeng jreeeng jrrreeeeng*

"ARGH." Teriak Ari sambil mengacak rambutnya kasar.

Ia saat ini merasa sangat kesal. Karna ia belum bisa memberi penjelasan ke Fara. Saat pulang sekolah tadi, Ari menuju kekelas Fara. Namun Fara tidak ada kekelas. Kemudian Ari keparkiran, karna ia menduga kalau Fara tengah menunggu Farel seperti biasa. Namun dugaannya salah. Fara telah pulang duluan, bahkan meninggalkan Farel. Hingga Farel pulangnya dianterin Anisa dan Miko.

Ari tak bisa melakukan apa-apa saat ini. Ingin sekali ia kerumah Fara untuk menjelaskannya, namun apa daya Ari. Fara pasti marah kalau Ari datang kerumahnya, karna nanti hubungan mereka bisa ketahuan Farel.

Dan Ari juga tak bisa menghubungi Fara lewat hp. Karna sejak semalam, hp Ari disita oleh mamanya.

Flashback on

Ari tersenyum bahagia saat ia melihat roomchatnya dengan Fara. Menurutnya balasan Fara saat mereka tengah saling mengirim pesan, Fara sangat lucu dan menggemaskan.

Kemudian ia menutup roomchat Fara dan ia juga menutup aplikasi wa nya itu. Ari memilih untuk membuka aplikasi instagramnya dan ia ingin menjadi stalkernya Fara.

Namun saat ia baru membuka aplikasi tersebut. Ari terkejut saat melihat postingan Miko, salah satu teman Fara.

Ari memincingkan matanya mengamati cewek yang berfoto dengan Miko tersebut.

"Mirip Fara." Batin Ari.

Kemudian ia mengetik komentar dipostingan tersebut. Dan tak lama kemudian, Kevin mengomentari foto itu dan ia mengatakan kalau itu adalah Fara.

Deg

"Katanya belajar?" Gumam Ari kecewa.

Kemudian ia menutup aplikasi ig dan membuka aplikasi wa nya.

Saat ia baru saja mengirim pesan ke Fara. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, Anne datang sambil membawa nampan yang berisikan beberapa makanan.

Aripun mengantongi hp nya dan langsung menghampiri Anne.

"Makan dulu nak." Ucap Anne.

Ari tersenyum. "Belum laper ma." Ucap Ari.

"Kamu tuh selalu deh, lebih mentingin hp kamu dibandingkan diri kamu sendiri. Mana hp kamu?" Bentak Anne.

Ari mengernyit. Kemudian ia mengambil hp nya dari saku celananya. Dan Anne langsung merebut hp Ari tersebut.

"Balikin ma." Ucap Ari kesal.

"Mama gak bakal balikin hp kamu ini kalau kamu masih saja terus main hp gak penting." Ucap Anne.

"Mama tuh apa-apaan sih? Ari itu udah gede ma. Jadi gak usah ngelarang Ari kek gitu dong." Ucap Ari kesal.

"Udah kamu diam. Yuk keluar temuin Putri. Dia bakal nginep disini, karna papanya lagi ngambil barang-barangnya di london." Ucap Anne sambil menarik tangan Ari.

Ari menghempeskan cekalan mamanya tersebut.

"Ngomong aja kalau alasan mama sebenarnya ngambil hp Ari itu cuma biar Ari gak fokus ke hp dan biar deket sama Putri?." Ucap Ari kesal. "Tapi inget Ma. Ari dan Putri gak bakal bisa seperti dulu." Ucap Ari dengan bergetar.

Anne terdiam.

"Mama tau sendiri kan gimana terpuruknya Ari saat Putri dulu lebih milih cowok lain daripada Ari?." Ucap Ari dengan wajah yang memerah padam.

"Dulu malah mama yang nyemangatin Ari supaya Ari bisa ngelupain Putri dan bisa dapet pengganti Putri. Tapi sekarang mama malah menjilat ludah mama sendiri. Ari kecewa sama mama." Ucap Ari meluapkan segala kekecewaannya.

Flashback on

*cklek*

Pintu kamar Ari terbuka. Ari menolehkan kepalanya guna melihat siapa yang datang. Dan ternyata itu adalah Putri.

Ari mendegus kesal. Ia tak berniat untuk menghampirinya, ia tetap menatap kosong kearah perumahan didekat rumahnya tersebut.

Putri berjalan menghampiri Ari dengan ragu. Ia menuju kebalkon kamar Ari.

"Hmm." Putri berdeham agar Ari bisa menyadari kehadirannya. Yang sebenarnya Ari sudah ketahui.

"Keluar." Ketus Ari.

"Aku cuma mau ngembaliin hp kamu. Tadi aku nemuin ini di meja kamar tante Anne." Ucap Putri dengan nada takut. Karna ia sadar kalau ia tengah berdekatan dengan harimau yang lagi datang bulan. (Wkwk)

Ari tak menatap Putri sedikitpun. Meskipun ia sangat butuh hpnya, namun ia sangat malas kalau harus melihat wajah Putri, yang menurut Ari tampang sok polos.

"Aku minta maaf, karna aku gak sengaja baca chat kamu dari pacar kamu, Fara. Aku tau kalau kalian udah pacaran. Jadi, selamat ya." Ucap Putri sambil menahan air matanya yang sudah membendung ingin keluar.

Ari mendegus kesal, ia sudah tak tahan mendengar drama dari Putri. Kemudian ia berdiri menghadap Putri, tapi matanya sama sekali tak menatap Putri.

"Gue gak butuh hp itu. Buang aja." Ucap Ari. Kemudian Ari berjalan melewati tubuh Putri begitu saja.

Ia tak tau harus kemana sekarang, namun yang penting. Ari ingin sekali jauh dari rumah itu. Ia sangat kesal dengan Putri, apalagi dengan Anne.

Sedangkan Putri yang ditinggal Ari itupun langsung meneteskan air matanya.

"Aku tau aku layak buat rasain ini. Karna kamu dulu juga udah rasain ini Ri. Maafin aku." Gumam Putri dalam isakannya.

Kemudian Putri berjalan kekamar Ari dan menaruh hp Ari kenakas yang berada disebelah kasur Ari.

🐣🐣🐣

Ari tiduran dikasur kamarnya Fandi. Ari tak tau harus kemana lagi, dan disini lah tempat nyamannya yang ketiga. Ya, yang pertama adalah rumahnya Farel dan yang kedua adalah rumahnya sendiri.

"Lo kok kayak kesel banget dah." Tanya Fandi heran. Karna sejak Ari datang kerumahnya Ari belum bercerita apapun, Ari malah langsung tidur dikasurnya.

"B aja." Ucap Ari dengan mata yang masih terpejam.

"Oh iya. Lo kok gak ngomong dulu sih kalo mau kesini?" Tanya Fandi.

Ari sangat malas mendengar pertanyaan Fandi yang super duper kepo tersebut. Kemudian Ari membuka matanya dengan malas dan menduduk kan tubuhnya.

"Hp gue disita nyokap." Ucap Ari kesal.

Fandi terbahak saat mendengar ucapan Ari tersebut.

"Njing, kek bocah aja lu. Hp masih sita-sitaan." Ledek Fandi sambil terkekeh.

"Anjing lo." Umpat Ari kesal sambil melemparkan bantal kewajah Fandi.

Fandi malah terus terkekeh.

"Pinjem hp lo dong." Ucap Ari.

Fandi berhenti tertawa dan malah menyeringai.

"Wani piro?" Tanya Fandi sambil kembali terbahak.

"Pelit lo." Ucap Ari kesal.

"Nih." Ucap Fandi sambil menyodorkan hp nya.

Ari langsung tersenyum dan langsung refleks memeluk Fandi.

"Lepasin coeg, maho lo ya." Ucap Fandi geli. Sedangkan Ari masih terus tertawa.

Kemudian Ari melepaskan pelukannya dan berlari menuju balkon kamar Fandi. Ia langsung memencet nomor hp Fara dan langsung meneleponnya.

######

Vote
Comment
Follow

Ig: dilaa_april

SenjaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang