Bab 20

11.4K 457 1
                                    

***

Aku tertidur pulas tadi malam setelah si cabe nganterin sampai rumah.

Wait, jam berapa sekarang? Refleks aku terduduk.

What!?jam 7.15? Aku telat.

Terkutuklah Wahai engkau manusia cabe!.

Awas saja sampe aku terlambat dan kena hukum! Ku pastikan kamu tidak akan berjalan normal!!!!.

Aku bersiap-siap.

Aku menatap penampilanku di depan cermin.

Atribut cek
( kaos kaki?oke clear)

Wajah cek

Aku menatap jam, sudah pukul 7.30. Aku berlari menuruni tangga dan ingin ke halte secepatnya.

Tiba-tiba langkahku terhenti.

"Non," aku membalikkan badan ''stop it, aku telat." Aku menyentuh bibirku dengan jari menyuruhnya untuk diam.

"Non, lagi ngapain?ini hari libur Non," Kata juminten dengan wajah kebingungan.

Are you kidding me? Aku rasa, aku geger otak karena semalam habis di bonceng ugal-ugalan di lapangan balap.sue!

Bagaimana ceritanya, aku bisa melupakan hal itu.

Kulihat kak abel datang, pasti dia akan menertawaiku. Awalnya kak abel diam dan aku menghitung mundur tiga........dua...........sa....

Hitunganku belum selesai dan dia sudah tertawa terpingkal-pingkal bersama juminten.

Apa aku bilang!dia mak lampir. Senang saat aku susah.

"Ya ampun dek, hari ini tanggal merah, ngapain pakaian lengkap?" katanya masih menahan tawa.

"Sudah ketawanya?" ucapku kesal.

"Sudah." dia menormalkan sisa ketawanya. "Oh iya, kakak mau nitip tugas kelompok boleh khan?kakak gak bisa anterin, kakak buru-buru mau ke rumah omah, omah sedang sakit, kakak pergi cuman 2 hari saja, oh ya, jangan pulang malem seperti kemarin," kata kak abel panjang lebar.

"Kak, aku boleh ikut?" kataku pelan.

"Gausah kamu di rumah saja, siapa yang bakal ngejaga rumah." dia mengelus rambutku.

Selalu saja begini. Aku tau keluarga mama tidak ada yang menyukaiku entah karena apa, aku juga bingung. Apa karena aku tidak lebih baik dari kak abel?

Kurasa bukan karena hal itu.aku rasa sesuatu hal yang lain dan aku belum bisa memastikannya.

Aku mengangguk mengerti, aku tau kak abel pasti mengetahui kalo keluarga mama tidak ada yang menyukaiku maka dari itu , dia menjaga perasaanku.

Mama dan papa, sudah pasti disana, mereka tidak mengabariku, karena aku tau, mereka akan sulit mencari alasan agar aku tidak ikut, orang tuaku sangat menjaga perasaanku.

Tapi entah mengapa aku berfikir seperti berada di keluarga asing. Aku menggeleng "postif thinking laura!"

''Kakak pergi." aku hanya menatap kepergian kak abel.

Sebenarnya aku sangat ingin pergi, aku ingat waktu kecil saat umurku 5 tahun, saat itu kak abel menangis karena jatuh dan omah sangat khawatir dia menggendong kak abel dan mengelus rambutnya perlahan.

Memberikan mantra ajaib agar tidak menangis lagi. Ya, mantra janji manis.

Karena aku ingin merasakan hal yang sama aku sengaja terjatuh dan berdarah.

Dan kalian tau apa yang terjadi? Omah tidak peduli. Hanya mama yang begitu khawatir dan menggendongku.

Aku Laura Pratiwi Dewi terbiasa tidak dipedulikan.

Sudahlah yang penting mama menyayangiku, aku yakin suatu saat omah bakal menyayangiku, dan aku tidak tau kapan itu terjadi!semoga saja ada keajaiban.

Aku harus mengantarkan tugas yang di titip kak abel.

Aku mengambilnya. Dan melangkah menuju ke rumah si chameleon.

***

Ting tong....

Ku bunyikan bel berulang kali, ahh lama deh.

Kubunyikan sekali. Kemana sih?!.

Aku memegang handle pintu, ternyata tidak terkunci. Dasar CEROBOH.

Aku berjalan masuk, masa bodoh dengan tidak sopan memasuki rumah orang, salahkan dia sudah kubunyikan berulang kali dan dia tidak mendengarnya.

Ku edarkan pandanganku di ruang tamu. Dan kalian tau? Dia sedang terbaring seperti mayat hidup dengan mata terpejam. Dia sekarat atau bagaimana sih?

Aku buru-buru menghampirinya.

CGC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang