Bab 69

10K 405 1
                                    

***

Aku mengetuk pintu setelah tiba di depan kamar Kak Abel, Aku ingin Tau apa yang dimaksudnya, sudah kukatakan sejak Awal aku typikal orang yang memiliki penasaran yang lebih tinggi.

"Kak Abel," Ucapku memanggil namanya, Ini sudah Ketukan Ketiga.

"Kak, Aku ingin bicara, Jangan seperti ini, Kak."

Tiba-Tiba pintu Kamar Kak Abel terbuka, Aku mengikutinya Dari belakang.

"Kebohongan Apa yang kulakukan, kak? Dan Kenapa Kak Abel menjadi pendiam sekarang? Apa karena Dia?" Ucapku menuntut jawaban setelah kak abel duduk dikursi belajarnya, aku berdiri diSampingnya, menunggu jawaban dari Kak Abel.

Kulihat Kak Abel menghela Napas Keras-keras.

"Kamu bohong mengatakan ingin memikirkannya, Ra!" Kulihat kak abel menundukkan wajahnya.

Astaga Kak! Ini Hatiku, Mana bisa aku menguburnya secepat itu! Aku bilang aku akan memikirkannya, bukan berarti akan Segampang itu menjauh! aku melihat orang lain sekarang di diri kak Abel, ini bukan kak Abel yang kukenal.

"Hanya 15 Hari Kak, Biarkan aku bersamanya, Setelah itu, Aku akan mengakhiri semuanya," Ucapku dengan raut wajah kecewa akan sikap Kak Abel yang berubah.

Saat Aku ingin melangkah keluar dari kamar kak Abel, Kulihat Tante dina berdiri diambang pintu kamarku.

"Omah Ingin berbicara denganmu  Dibawah," Ucap Tante dina dengan pandangan tidak sukanya, lalu beranjak ke kamar Kak Abel.

Aku menghembuskan Napas.

"Ada apa, Omah?" Tuturku setelah tiba diruang tamu, sekarang aku Berdiri di depan omah.

"Apa yang kamu lakukan pada Abel? Kenapa Akhir-Akhir ini dia menjadi kurang ceria?" Omah Menatapku tajam.

"Laura, Tidak melakukan apapun Omah, Kenapa Tante Dina dan omah selalu menyalahkan laura?" Aku menatap Omah dengan pandangan terluka.

"Sudahlah, Kamu jangan bersikap seperti orang yang disalahkan disini," Ucap Omah Sarkasme.

Aku menghela Napas lelah.

"Aku mohon beri aku 15 Hari, aku akan menyelesaikan Masalahku dengan Kak Abel, Tapi sampai Hari itu tiba, Baik Omah dan Tante dina, Jangan terus menuduhku dan menyalahkanku," Ucapku mulai Berani mengeluarkan isi Hatiku.

"Oke, 15 hari, jika kamu mengingkarinya, Omah akan mengirimmu ke luar Negeri untuk sekolah, Bagaimana?" Ucap Omah Memberi penawaran.

"Baik, Laura setuju," Aku menganggukkan kepala, Lalu melangkah menuju kamar.

Aku menjejakkan kaki disatu persatu anak tangga, dengan kepala menunduk diikuti Setetes demi setetes Cairan Berjatuhan Dari mataku, Aku bahkan belum memulai, Aku bahkan belum mengetahui Bagaimana perasaannya terhadapku, Tapi mereka sudah menyuruhku menjauhinya, Kak abel salah jika dia menyukaiku, dia hanya menjadikanku bahan Becandaan.

Aku membuka Handle pintu, masuk kedalam kamar,  merebahkan Tubuhku, Lalu menyumbat telingaku dengan Earphone, tidak! aku tidak ingin berakhir dengan mata bengkak lagi, aku harus menahannya kali ini.

***
Esoknya, Sial! Yang benar saja, Saat aku keluar dari pintu rumah, Kulihat Si Cabe Sudah stay berdiri di depan Pagar dengan Gaya coolnya, dia mengenakan Jaket bomber warna Merah maroon yang membaluti Seragam sekolahnya.

Saat aku ingin melangkah, tak kusangka Kak Abel berjalan mendahuluiku kedepan Pagar, Aku menghentikan Langkahku.

Aku ragu berjalan ke Arah mereka, aku takut semuanya akan berubah.

CGC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang