***
"Hello, jiwa lu masih ada khan ,ra?" Adenna mengibas-ibaskan tangannya di depanku.
"Hah? eh, iya?"
Sejak tadi aku tidak fokus mendengarkan Adenna dan dania yang berceloteh di hadapanku, aku masih mengingat kejadian kemarin malam,omah yang tiba-tiba pingsan karenaku,Dan tadi pagi aku juga berangkat ke sekolah tanpa berpamitan pada mereka.
Aku menghindar, aku takut penyakit omah kambuh lagi karenaku, aku tidak mau membuat masalah lagi di keluarga itu.
Tapi mau sampai kapan aku menghindar dari mereka?
Aku juga tidak tau, hal yang terpikirkan untuk saat ini, hanya itu.
Huft, aku harus fokus pada dania dan adenna sekarang sebelum mereka curiga, kenapa aku sejak tadi tidak mendengarkan mereka.
"Astaga! tadi dania ngomong kenapa lu gak ke ruang latihan band hari ini?" adenna menepuk jidatnya.
"Udah ada kak abel, ngapain lagi gue kesana?" aku mengangkat bahu cuek.
"Btw gue kangen bebebs gue, kesana yuk?" Adenna menarik aku berdiri dari tempat dudukku.
"Aiss, jangan!, tau gak?...."
"Nggak" adenna menggelengkan kepalanya.
"Gue belum selesai ngomong weh, lu main asal potong aja." adenna seketika cemberut dan dania tertawa.
"Si chameleon kemarin berpesan pada gue, lu jangan ganggu dia terus seperti kutu." ucapku menatapnya adenna kesal.
"Yaelah, gue cuman pengen lihat ruangan latihan mereka seperti apa? yaudah kalo lu gak mau nganterin." ucap adenna dengan raut wajah ditekuk sembari menuju tempat duduknya kembali.
Aku memegang pergelangan tangannya sebelum dia kembali ke bangkunya.
"Cup cup cup, yaudah kalo lu antusias banget kesana, gue anterin, tapi kita cuman intipin dari jendela, jangan sampai ada yang bersuara, oke?gue gak mau mereka sampai tau kita kesana." Adenna dan Dania mengangguk patuh.
Kami berjalan menuju ruang latihan band.
Aku bersandar di dinding, tidak berminat melihat apa yang terjadi di dalam sana.
"Ra, Ra, Ra." dania memanggilku dengan suara berbisik.
"Apa?"
"Sini deh lihat?"
Oke! aku mulai penasaran apalagi sejak tadi, adenna tidak bergeming dari tempatnya.
Aku menjinjit sedikit, karena kaca jendela sangatlah tinggi.
Aku melihat kak abel duduk di kursi, dan si cabe berjongkok di depannya, dia sedang mengajari kak abel main gitar.
Cih! si tengil cabe itu, apa semua cewek dia ajarin main gitar???? modus banget jadi orang!
Aku menghentakkan kakiku kesal melihat dia yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Lihatlah, dia tertawa ketika kak abel salah meletakkan senar gitarnya. hello bang! segitu bahagianya dirimu? sungguh menyebalkan!.
"Sudahlah, Dania, denna, kalau kalian masih betah melihat mereka silahkan, gue balik ke kelas duluan." aku beranjak menuju kelas.
Dania dan adenna ternyata mengekoriku dari belakang.
"Hey, lu kenapa? cemburu melihat mereka?" adenna menyipitkan matanya curiga melihatku.
"Enak aja, gue kesel! cowok itu tuh, selalu mengambil keuntungan ketika ngajarin orang!" dania dan adenna memperlihatkan raut wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CGC [END]
Teen FictionLaura Pratiwi Dewi. di hadapkan pada 3 Pintu yang dinamai CGC, ke 3 pintu memiliki gembok. Dan laura memiliki kunci berbentuk bintang yang berbeda dari pemilik lain. Ada apa dengan pintu CGC?dan bagaimana misi laura terhadap pintu CGC?serta ada apa...