***
Ternyata asal sumber suara itu adalah si chameleon, dia bersama si gagu dan si cabe.
CGC, menghampiriku yang sedang dicekal oleh kak alvan. mereka berdiri tepat di sampingku.
Si chameleon melepas cekalan tanganku, lalu kak alvan mendelik seakan tidak suka dengan kehadiran CGC.
"Jangan ikut campur urusan gue sama laura," ucap kak alvan menekankan setiap katanya.
"Westt, gimana kita gak ikut campur, kalo sejak tadi, kita mendengar dia sendiri menolak bicara sama lu." si cabe maju tepat di depan kak alvan. dia menggeser tubuhku ke samping chameleon.
"Gue gak mau nyari masalah sama lu, so, lu pergi dengan tenang dan jangan sok jadi pahlawan disiang bolong karena gue cuman pengen bicara sama laura." ucap alvan mulai emosi.
"Siapa juga yang pengen cari masalah sama lu, gini ya, pakai logika lu, lu berdiri di gerbang sekolah kami, bikin keributan padahal jelas-jelas laura menolak, kalo lu merasa diri lu lelaki, lu harusnya mengerti dengan keputusan dia, bukan malah memaksa." ucap si cabe berdecih.
Aku melihat kak alvan menghela napas.
"Aku kalah, ra, bahkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku dimasa lalu tidak kamu berikan, kamu bahkan memiliki 3 penjaga sekarang." ucap kak alvan yang memperlihatkan wajah tanpa ekspresi.
Si cabe ingin berbicara namun aku menahan lengannya, dia memalingkan wajah kearahku dengan dahi mengkerut , lalu aku menggelengkan kepala.
Aku maju, dan si cabe mundur ke belakang.
"Kak, please, berhenti bersifat kekanakan, aku bilang semuanya udah selesai, dulu adalah masa lalu, apa untungnya kakak mengajakku membicarakan masa lalu lagi?" aku mencoba mengatur napasku agar tidak terpancing emosi.
"Aku ingin seperti dulu lagi, ra. apa itu salah?" ucap kak alvan mulai berekspresi putus asa.
"Maaf kak, bagiku masa lalu, ya masa lalu, sekarang semuanya berbeda, cukup masa lalu jadi pelajaran agar dimasa ini, kita nggak mengulang kesalahan seperti dulu."
"Tapi, ra, saat kamu menjauh aku baru sadar, jika kesempurnaan abel, menutupi rasa kenyamananku terhadapmu, aku pikir dulu karena kamu adalah adik abel, semua jalanku akan semakin mulus untuk mendekati kakakmu, namun, aku salah, kamu adalah seseorang yang sangat tulus buatku, kehilanganmu menyadarkan arti keberadaanmu selama ini disisiku, aku ingin kamu menjadi laura si gadis kecilku lagi, ra." Kak alvan masih mempertahankan raut putus asanya.
"Maaf kak, aku tidak bisa, kak alvan pasti mendapat orang yang lebih tulus dibandingku." aku tersenyum ke arahnya.
Aku menolak karena aku sudah mengerti seperti apa perasaan itu sebenarnya, adenna benar, dulu aku salah mengartikan perasaanku, aku hanya kagum pada kak alvan dan itu bukan perasaan sesungguhnya, aku belum bisa membedakan hingga mama dan adenna menjabarkannya, sekarang aku tau kemana peta ini membawaku menuju lokasi ternyamanku.
Kak alvan mengangguk pasrah, "aku harap kamu bahagia." aku tersenyum dan menganggukan kepala.
Pasti, kak.
Kak alvan menaiki motornya, dia menyalakan mesin motornya, dan melajukannya meninggalkan gerbang sekolah.
Selamat tinggal masa lalu, selamat datang masa depan. aku membatin lega.
Si cabe merangkul pundakku. " keren, ncel." dia menyengir ke arahku.
Si chameleon datang melepaskan rangkulannya. " tanganmu fal, diemin dikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
CGC [END]
Teen FictionLaura Pratiwi Dewi. di hadapkan pada 3 Pintu yang dinamai CGC, ke 3 pintu memiliki gembok. Dan laura memiliki kunci berbentuk bintang yang berbeda dari pemilik lain. Ada apa dengan pintu CGC?dan bagaimana misi laura terhadap pintu CGC?serta ada apa...