Bab 39

10.8K 486 0
                                    

" Terkadang,saat lilin sudah menyala dalam kegelapan, kita baru merasakan betapa pentingnya lilin itu, tapi saat lampu menyala terang di sekitar kita, apa kita butuh lilin? Tidak! Untuk apa? Pasti banyak yang mempunyai pikiran seperti itu,nah disitu letak kesalahan kita, kita baru sadar bahwa lilin itu ada, saat lampu padam dan membawa kegelapan. Tapi kita telat menyadari hal itu,di saat kita bahkan tidak mempunyai lilin karena tidak dibutuhkan".

****

Sampai di rumah sakit. kami, melihat Suster dan dokter berlarian menuju kamar pasien om Atmajaya.

Si chameleon hanya bisa menatap ayahnya dari luar yang sedang di tangani oleh dokter , bahkan air matanya tadi sudah kering, tergantikan rasa keputusasaan, rasa kekhawatiran dan rasa bersalah.

Doktet keluar dan menggeleng. Dokter menyebutkan waktu kematiannya.

Aku mematung, rasanya seluruh sarafku mati rasa, aku terlalu syok mendengarnya, kulihat Kak zayn benar-benar terpukul. Bahkan dia tidak bisa mengeluarkan tangisannya, saking hancur perasaannya.

"Aku, anak bodoh ra!aku anak bodoh yang bahkan belum mengucapkan bahwa aku anak bodoh yang sangat merindukan sosok papanya, aku anak bodoh yang bahkan tidak mempercayai papanya sendiri, aku anak bodoh yang bahkan belum meminta maaf, aku anak bodoh yang bahkan mengatakan aku bersyukur punya papa seperti sosoknya, aku.."dia menonjok-nonjok dinding rumah sakit. Darahnya merembes terus-menerus.

Aku memotong pembicaraannya,"sudah kak".aku menggeleng. Aku memeluknya dari belakang, kuharap aku bisa menyalurkan kekuatanku. Aku merasakan semua perasaan kak zayn hari ini, aku tau seberapa besar rasa penyesalannya. Dia begitu telat.

Aku ikut menangis, dia berbalik ke arahku, kami sama-sama berpelukan.

Saat dia merasa sudah tenang, dia melepaskan pelukanku. Kak zayn memasuki kamar pasien yang berisi mayat kaku papanya, dia membuka penutup kain . Dia mencium puncak kepala papanya berkali-kali. Mengambil tangannya, dan membawanya ke arah wajahnya.

"Papa, aku berharap papa tenang di alam sana dan mendapat tempat yang paling indah. pa, maaf zayn baru datang sekarang, anakmu yang bodoh ini, bahkan hampir tidak memiliki niatan untuk menemuimu hingga laura yang menyadarkanku pa, maafkan zayn pa, aku bersyukur jadi anak papa, zayn akan bahagia pa, seperti permintaan papa.zayn ingin selalu menjadi anak papa."dia meneteskan air mata.

ya, dia Si Chameleon. Yang kulihat baik-baik saja, selama ini ternyata sosok yang penuh luka.

Aku berjalan ke arahnya, mengelus punggungnya.

"Papamu orang baik, walaupun aku baru bertemu dengannya kak, tapi aku bisa merasakan sosok papa hebat dari dirinya, dia sudah membesarkan anak hebat seperti kak zayn, jadi aku mohon jangan pernah mengecewakannya dengan pergi ke tempat club malam dan mabuk-mabukan, itu bukan seperti kak zayn". Dia mengangguk.

"Aku janji demi papa".ucap si chameleon.

***

Ketika kita sudah kehilangan seseorang berharga, kita akan tau betapa besar pengaruhnya dan bahkan bisa merubah kita menjadi lebih baik, setiap manusia pernah salah, setiap manusia pernah tidak sadar atas apa yang dilakukan, setiap manusia pasti pernah berbuat jahat tapi semua itu bisa berubah, tinggal kita menjalani dan bagaimana memperbaiki kesalahan itu.

***

Hari ini ZAYN PRATAMA ARTAMAJAYA berjanji Di depan ayahnya.

CGC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang