Bab 60

10.4K 408 2
                                    

***

"Laura?"

Suara itu? aku membalikkan badan.

Sungguh sial! kakiku bahkan tidak dapat bergerak.

Kak Alvan di depanku, dan hey!bagaimana bisa dia bersama dengan kutu kupret vano dan alex?

"Laura?" dia mengulang pertanyaannya lagi, aku masih sibuk menerka-nerka sehingga tidak menjawab pertanyaan kak alvan.

"Maaf, apa kita kenal?" ucapku pura-pura lupa.

Cih.. dari sekian ribu makhluk di dunia aku paling anti ketemu dengan yang namanya mantan gebetan! dulu kurasa otakku bergeser makanya aku bisa naksir orang seperti dia!

Alex menepuk bahu kak alvan."bro kami duluan ya? kami lupa, kalau hari ini kami ada janjian."ucap alex, tanpa memandang wajahku.

Seperti ada ketakutan dari raut wajah mereka, ada apa ini?

Kak Alvan mengangguk."oke, gue masih ada urusan sama cewek ini." dia menunjukku.

Sial! sepertinya, dia berusaha menahanku! ada urusan apalagi sih, orang ini?membuang waktuku saja! aku yakin adenna dan Dania pasti mencariku!!!

Alex dan Vano melewatiku. dia sempat melirikku, namun, ketika aku menatap balik, mereka memalingkan wajah.

Aneh! kemana perginya sifat brengsek mereka?

"Udah lama ya kita nggak ketemu? abel apa kabar?" dia berucap santai, seakan kami sangat akrab seperti dulu.

Aku tertawa sinis "sekian lama gak ketemu, dan kakak nanya soal kak abel ke aku? kak abel sangat teramat baik, aku rasa aku udah menjawab pertanyaan kakak, aku mau pulang dulu." saat ingin membalikkan badan, dia mencekal pergelangan tanganku lagi.

"Kamu berubah ra, tidak seperti dulu, tadi saja kamu berbohong, pura-pura tidak mengenalku, aku tidak akan pernah lupa dengan wajahmu ra." ucapnya dengan raut sedih.

Cih! hey bung! Zaman udah beda, dulu kamu segalanya buat dunia aku, sekarang, mau mukamu semiris apapun tidak akan membuatku goyah!

Dasar cowok sok dramatis!

Aku melepaskan cekalan tangannya.

"Aku masih Laura, Kak. tidak akan pernah berubah, namun, dulu dan sekarang adalah cerita berbeda,dulu aku masih tidak bisa membedakan mana yang benar-benar tulus padaku dan mana yang hanya mengambil keuntungan dariku, karena dipikiranku semua orang itu baik, semua orang dapat dipercaya, tapi betapa naifnya pemikiranku dulu." kulihat kak alvan, dia membeku di tempatnya mendengar setiap penuturanku.

"Maaf, Ra." dia berucap pelan.

"Jangan pernah meminta maaf kak, disini bukan kakak yang salah tapi aku yang terlalu mudah percaya sama orang, aku harap ini pertemuan terakhir kita, kalau kakak merindukan kak abel, temui dia, perjuangin dia, jangan bertanya padaku, karena aku bukan seorang informan yang tau segalanya tentang kak abel." aku beranjak meninggalkan dia yang tidak bergerak sama sekali dari tempatnya.

Tak apa laura! tadi sudah benar, jangan menghindar, karena mau kemanapun kamu pergi masa lalu akan selalu datang tinggal bagaimana kita meresponnya.

Aku mengitari mall, mencari keberadaan adenna dan dania.

Kemana sih mereka?

Saat aku mengedarkan pandangan dan terhenti pada satu titik, mereka berada di timezone, aku melihat mereka sedang asik bertos ria memenangkan skor tertinggi di dance machine.

CGC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang