***
Aku sudah berada di ruang latihan band, seorang diri setelah pelajaran usai. aku membersihkan ruangan tersebut.Kilas kejadian kemarin masih membekas di ingatanku, si chameleon dan si cabe ingin mengantarku pulang.
Tapi kukatakan tidak! ogah! hanya karena mereka merasa kasihan dengan kondisi kakiku yang di perban, lantas ingin mengantarku pulang? big No!
Sudahlah! jika memikirkan trio CGC lama-lama wajahku cepet keriput dan rambutku cepet beruban karena terlalu banyak berfikir tentang sifat mereka yang selalu gagal kumengerti.
Mending aku membersihkan ruangan ini sebelum mereka datang dan mengaung tidak jelas.
Aku berjalan dengan kaki terseok-seok menuju jendela, aku melihat gitar yang bersender di dinding dekat jendela.
Aku mengambil gitar itu lalu duduk di lantai, menggenjreng gitar dengan asal-asalan sehingga menghasilkan nada sumbang.
Pintu seketika terbuka dan seseorang masuk keruangan, dan memperhatikanku tanpa kusadari karena aku tengah asik bermain gitar yang aku tau, nadanya sudah tidak enak di dengar.
"Lu salah, yang bener tuh kayak gini" ucap si cabe yang sudah berada di belakangku dan menuntun tanganku ke senar gitar.
Eh? sejak kapan nih cabe sudah berada di belakangku? dan kita sangat dekat! aku membatin dengan wajah keheranan.
Jariku dipindahkan dari senar satu ke senar lain, dengan arahan tangannya dari belakang.
Aku sibuk memperhatikan gerakan tanganku yang di tuntun si cabe ke setiap kunci gitar dari belakang tubuhku, si cabe menjelaskan kunci-kunci gitar, aku mengangguk ke setiap penjelasan si cabe yang begitu mudah aku cerna.
Hingga aku dan si cabe tidak menyadari seseorang sudah berdiri di dalam ruangan ini.
"Ekhem," aku dan si cabe tidak mendengar suara orang berdehem.
"Ekhem." suara deheman itu makin di keraskan. seketika kami mendongak.
Bola mataku membulat sempurna, aku meletakkan gitar dan mendorong si cabe yang masih berada di belakangku.
Dia terjungkal kaget.
Kami seperti orang yang tengah tertangkap basah karena selingkuh. benar- benar syok.
Si cabe menggerutu tidak jelas di belakangku, dan si chameleon yang datang tadi bergerak menyimpan tasnya ke sofa, dia menghadap ke belakang, ketika mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Laura, tugasmu disini sebagai manager bukan malah bermain-main seakan kamu melupakan tanggung jawabmu." ucapnya dengan intonasi kesal yang masih memunggungiku.
Si cabe bergerak kearahnya, menepuk pundaknya.
"Sudahlah bray tidak usah marah begitu, laura tadi gue ajarin biar nih bocah kagak bego terhadap alat musik." si cabe membalikkan badan dan mengedipkan matanya ke arahku.
Aku melolot dan seketika berpura-pura muntah ketika melihat gayanya yang mengedip sekilas ke arahku, dia melihatku berpura-pura muntah ke arah samping lalu dia tertawa.
Dan heh! dia baru saja mengataiku bego! itu cabe berniat ngebantu gak sih? kok malah mojokin gitu! aku menggerutu di dalam hati.
Si Chameleon melepaskan tangan Si Cabe dari pundaknya, lalu duduk di sofa sambil memegang buku lagunya yang diambil dari dalam tasnya tadi.
"Minggu depan kita ada lomba di SMA SAKTI, dafa juga sudah sembuh, sebaiknya, kita mulai fokus sekarang, lomba kali ini akan menjadi berat, aku harap kita serius, dan jangan ada yang main-main." Ucap Chameleon panjang lebar sambil membolak-balikkan kertas lagu, dia menatap halaman demi halaman dengan wajah yang sangat amat datar.
Dia kenapa? marah? tau ahh si chameleon itu tidak pernah jelas jadi orang! begitu misterious boy.
Si Cabe yang duduk di sebelahnya menyahut. "santai bray, lu jadi orang jangan terlalu serius, apapun hasilnya mau kita menang atau kalah, bukan itu yang terpenting, yang penting kita bisa menghibur juri." Si Chameleon menatap tajam Ci Cabe dari arah samping.
Si cabe seketika menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Rasakan! emang enak, di pelototin macan tutul. aku tertawa dalam hati.
Pintu terbuka, seketika fokus kami bertiga pindah ke arah pintu, si gagu masuk ke ruangan.
Seketika hawa ruangan berubah menjadi sangat mencekam.
"Sudah lama?" ucap si gagu.
"Baru" ucap si chameleon dengan wajah datarnya, yang di perlihatkan sejak tadi.
"Kalo begitu, ayo mulai latihan." mereka mengambil posisi masing-masing, aku bergerak dengan kaki terseok-seok ke arah sofa.
Aku memperhatikan mereka, si chamelon menjelaskan lagu apa saja yang akan mereka bawakan, dan menjelaskan teknik serta tetek bengeknya yang gagal kupahami.
Mereka mengangguk, tadi aku sempat merekam si chameleon yang menjelaskan dengan wajah yang sangat serius, aku buru-buru memasukkan dalam saku bajuku ketika si chameleon berhenti menjelaskan, kulihat mereka sudah memulai latihan.
Hari ini, si perfectionis chameleon, tidak menunjukkan keramahan wajahnya, ada apa dengannya?
Ahh entahlah! hanya dia yang tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
CGC [END]
Teen FictionLaura Pratiwi Dewi. di hadapkan pada 3 Pintu yang dinamai CGC, ke 3 pintu memiliki gembok. Dan laura memiliki kunci berbentuk bintang yang berbeda dari pemilik lain. Ada apa dengan pintu CGC?dan bagaimana misi laura terhadap pintu CGC?serta ada apa...