***
Hi..
Dafa Argajati
Itu adalah nama panjangku, Murid SMA SANJAYA sering memanggiku dafa.
Aku, terkenal pendiam dan tidak banyak bicara. namun, mereka salah, aku cuman malas berbicara sesuatu yang menurutku tidak penting.
Sebagai ketua osis, aku sangat bertanggung jawab atas jabatanku, karena itu pihak sekolah mempercayakan jabatan ini padaku.
Sebenarnya aku heran pada murid cewek di sekolah ini, walaupun aku terbilang tidak banyak bicara, mereka tetap saja berusaha menarik perhatianku, aku benar-benar tidak mengerti dengan yang namanya spesies cewek, pejuang tiada akhir, diacuhkan pun masih bergentayangan di sekitarku.
Itu sebabnya, aku selalu jarang membalas ucapan mereka, apalagi mereka sangat ribut dan cerewet.
Aku juga tidak menyukai spesies cewek yang setengah waras, bernama laura pratiwi Dewi.
Kenapa aku tau namanya?
Aku melihat namanya dari name tagnya, waktu awal bertemu di koridor sekolah, kulihat dia kebingungan entah apa yang sedang dia cari.
Aku berjalan santai melewatinya, namun langkahku terhenti ketika dia bertanya dengan nada gugup.
Dia terlalu berlebihan jadi cewek, baru pertama ketemu, sudah gugup, seperti dia sedang berhadapan dengan seorang monster, aku hanya menunjuk ruangan yang dia cari ketika bertanya padaku, terlalu malas berbasa-basi dengannya.
Ternyata tidak sampai disitu, cewek setengah waras itu, melihatku berkelahi dengan vano, rival sekolahku.
Vano sialan itu, sengaja menungguku dan kawan-kawannya untuk menghajarku.
Aku tau dia masih marah padaku karena gadis yang dia taksir malah menyatakan perasaannya padaku, dan kalian tau dia menaruh dendam padaku karena itu.
Vano memiliki sifat yang tidak patut di contoh, sebagai pelajar harusnya dia berfikir untuk masa depannya dengan bersekolah dan menjadi murid teladan, bukan malah menaruh dendam dan emosi hanya karena cewek.
Maka dari itu, aku tidak menyukai yang namanya spesies cewek terlalu memusingkan dan juga sangat berpengaruh, buktinya Vano adalah korban mereka.
Emosiku terpancing sampai ke ubun-ubun ketika vano mengatakan adikku adalah si buta yang tidak berguna.
Aku menerima tantangannya, aku menuju lokasi yang dia sebutkan, ternyata dia telah menungguku bersama ajudan-ajudannya, dan parahnya, Vano adalah pengecut tidak berguna, dia membawa ajudannya sekitar 10 orang.
Jelas aku kalah melawan mereka, sebenarnya perilaku seperti ini tidak patut di contoh, aku berkelahi di simpang jalan.
Dan itulah awal, aku bertemu si gadis setengah waras. Dia menolongku, aku sempat terkejut melihatnya datang dan melaporkan kami, aku kira dia sungguh menelpon polisi ternyata itu hanyalah sandiwaranya saja.
Gadis ini benar-benar setengah waras dan penuh drama.
Karena itu, aku marah padanya yang sudah menolongku, aku hanya tidak suka caranya peduli padaku.
Aku sudah mengatakan bukan?
Aku benci spesies cewek yang suka terlibat pada urusan pribadiku.
Ternyata gadis setengah waras ini, tak gentar dengan amarahku, dia malah mengobatiku dan parahnya lagi dia menempelkan plester bergambar kartun anak kecil.
Dia membuatku, seperti anak kecil, dan berakhir jadi bahan tertawaan zayn dan naufal.
Aku bingung dia sengaja mengerjaiku atau bagaimana?
Bukan hanya itu, gadis setengah waras ini bergentayangan di sekitarku setiap saat.
Entah di mall ataupun di tempat lain, aku pernah secara tidak sengaja bertemu dengannya, gadis ini selain setengah waras, dia juga hobi menguntitku.
Dia menguntitku sampai ke rumah sakit,hari itu untuk pertama kalinya aku menceritakan kesalahan terbesarku pada gadis yang kuanggap setengah waras ini. entahlah, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa percaya pada orang sejenis dia.
Padahal, dia adalah gadis setengah waras yang suka mencampuri urusan orang, sok peduli, dan selalu memperlihatkan wajah menyeramkan.
Wajahnya selalu berekspresi kesal ketika melihatku, mungkin karena aku selalu malas menanggapi dan membalas ucapannya.
Aku juga tidak pernah mengucapkan terima kasih padanya, sampai suatu hari, aku mendengarnya berceloteh di sampingku yang sedang di rawat di rumah sakit, sebenarnya aku sudah menyadari awal kedatangannya, aku hanya berpura-pura tidur, aku mendengar semua yang dia katakan.
Rasanya hari itu aku ingin tertawa, tapi aku harus mempertahankan ekpresiku.
Saat berceloteh, gadis setengah waras ini, menceritakan hal-hal yang terjadi di sekolah, dan ternyata selama ini dia menganggapku gagu, hanya karena aku tidak pernah membalas ucapannya.
Rasanya aku ingin terbahak-bahak, mendengar dia mengatai aku gagu.
Aku membuka mataku, dia terkejut sampai berdiri dan juga salting.
Gadis ini, selain setengah waras, dia juga bisa melawak.
Aku menariknya duduk, aku mengucapkan terima kasih padanya dan kalian tau apa responnya? dia malah sibuk dengan pikirannya, entah apa yang sedang dia pikirkan.
Dia tidak fokus menjawabku, sampai dia bertanya terima kasih untuk apa? aku menjawabnya, sungguh lucu gadis setengah waras ini, aku menyuarakan pikiranku, dia terkejut dan mengibas-ibaskan wajahnya.
Bolehkah aku tertawa? hari itu, satu fakta yang aku tau, gadis ini, punya sisi dimana dia bisa mencairkan suasana yang sedang canggung.
Dia, si gadis setengah waras, laura pratiwi dewi, gadis yang memusingkan dengan segala tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CGC [END]
Novela JuvenilLaura Pratiwi Dewi. di hadapkan pada 3 Pintu yang dinamai CGC, ke 3 pintu memiliki gembok. Dan laura memiliki kunci berbentuk bintang yang berbeda dari pemilik lain. Ada apa dengan pintu CGC?dan bagaimana misi laura terhadap pintu CGC?serta ada apa...