Bab 81"Extra Spesial End'3"

12.6K 441 11
                                    

***

Betapa Takjubnya aku akan pemandangan dihadapanku.

Bagaimana Tidak! kelopak bunga mawar tertempel di dinding kamarku Membentuk Sebuah Tulisan,

I Love U, Ra. Be My Wife?

Apa Maksud dari ini Semua? Dan sejak kapan dia melakukan ini semua?

Istri? dia melamarku? Jadi Dia belum menikah? terus siapa suami Kak Abel?

Air Mataku luruh sedikit demi sedikit, memercik kelantai.

Aku menunduk dalam.

Untuk Apa semua Ini, Kak? Aku tidak ingin ini semua, Aku hanya ingin Kamu disampingku, Sekarang!

Kamu pikir Aku bahagia diberi kejutan seperti ini kak?

Tidak! justru, Kamu malah memberiku kejutan yang membuat jantungku ingin berhenti berdetak sekarang juga.

Aku terisak dalam keheningan Kamarku.

"Hey Ra, Kamu Baik-Baik saja?" Suara Adenna menyentakku dari belakang punggungku hingga membuat diriku seketika melemparkan pandangan kebelakang.

"Ba-Bagaimana B-Bisa? Kapan?" Aku bahkan tidak dapat merangkai dengan baik kalimatku sendiri.

"Pelan-Pelan, Tarik Napas dulu." Adenna menarikku, Sampai duduk Ke Kasur.

Aku menarik Napas berulang kali.

"Sebenarnya, Dia nyiapin ini saat kita kerumah Tante Rosa, Mama lu." Adenna berucap disisi Kananku, membuatku seketika berpaling padanya.

"Jadi, Lu udah tau semuanya? Kenapa lu gak bilang, Den?" Tuntutku, kala sudah menstabilkan perasaanku.

"Sorry, Ini Rencana Kak Naufal, Harusnya dia sudah Kembali kesini lagi, Tapi dia malah kecelakaan karena Panggi ...."

Aku berdiri bahkan sebelum Adenna menyelesaikan Ucapannya.

Aku Mengambil Jaket dan bersiap Pergi, Namun Langkahku Terhenti.

Rumah sakitnya dimana?

"Ra, Lu mau kemana?" Kini, Adenna berada disampingku, tepatnya kami sudah berdiri didepan pintu kamar.

"Gue mau Kerumah sakit, Den. Gue Pengen lihat kondisi Kak Naufal, Gu.. Gu.." Kalimatku terputus-putus karena sekarang aku tengah menangis tersedu-sedu dalam pelukan Adenna Diiringi elusan punggungku.

"Hey, Hey," Adenna memegang Wajahku, "Dia baik-Baik saja, Dia Cuman terjatuh dari Motor ketika terburu-buru kesini, Tapi, Ya! Paling Cuman Patah Tulang Sedikit, Gak parah-Parah amat kok. Tenangkan dirimu, Ra." Ujar Adenna Dengan Gamblangnya mengatakan Cuman Patah Tulang.

Cuman! Camkan.

"Tetap Saja, Lu gatau Betapa cemasnya gue! Betapa Sedihnya gue, Karena lu gak diposisi gue, Den. Apalagi setelah tau Bagaimana dia selama ini masih menunggu gue, masih mencintai gue!" Teriakku Diiringi Tangis.

Rasanya Semua Emosi Ingin Tersembur tanpa henti.

"Sorry, Ra. Gue hanya gamau lu sepanik tadi, Gue gatau lu bakal semarah ini." Adenna menunduk seakan merasa bersalah.

Aku menghembuskan Napas Sebanyak-Banyaknya.

"Sorry, Gue juga Emosi, Rasanya gue ingin terbang kepelukannya saat ini, Den. Gue gak tenang sebelum melihat wajahnya." Adenna menyentuh pundakku.

"Istirahatlah Dulu, Lu bisa menjenguknya Besok." Tutur Adenna yang kuangguki, Setelah itu dia berjalan kekamarnya.

Aku berjalan dan melempar tubuhku ke Kasur.

CGC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang