Yulita dan Fira berjalan di koridor bawah. Tangan mereka memegang makanan dan minuman yang sudah mereka beli dari kantin. Saat mereka sedang santai berjalan. Seseorang menyenggol tangan kanan Yulita yang sedang memegang minuman, membuat minuman itu tumpah dan terkena bajunya.
"Sorry! Sorry!" teriak si penyenggol yang terus berlari tanpa menghampiri.
Yulita membersihkan bajunya, dibantu Fira.
"Lo tunggu di sini. Biar gue yang beli lagi minuman." Suruh Fira sambil mengarahkan Yulita untuk duduk di kursi yang terdapat di koridor bawah.
"Gak," hendak Yulita akan menarik tangan Fira, tetapi sahabatnya itu lebih cepat berlari ke kantin. Kini dirinya hanya duduk sambil membersihkan baju dengan kepala yang menunduk. Lagi-lagi dia terkena sial. "Aw..."
Orang yang menyenggolnya tadi sama dengan orang yang baru saja menginjak kakinya. Dia berlari dari arah sebaliknya. "Sorry, sorry, gue gak sengaja!" teriaknya.
Yulita hanya menahan sakit di bagian jempol yang terkena tekanan si penginjak. Tak lama datang Fira membawa minuman untuknya. "Makasih, Fir." Dia menyunggingkan senyum sebagai tanda terima kasih. Lalu mereka berjalan untuk masuk ke dalam kelas. Namun jalannya agak pelan.
"Kaki lo kenapa?" tanya Fira.
"Orang yang tadi nyenggol gue, tadi dia nginjek kaki gue." Jawab Yulita dengan nada sedih.
Fira kesal melihat sahabatnya terus mendapat luka dari orang yang sama. "Itu kayaknya Seno deh, yang ngelakuin itu." Ujarnya kesal. "Dia kayaknya ada dendam sama lo. Lo punya masalah sama dia?"
Yulita menggeleng pelan. "Udahlah." Dia menarik tangan kanan Fira untuk mengajak berjalan lebih cepat. "Lagian 'kan dia keliatannya buru-buru, paling gak sengaja." Ujarnya meredakan Fira.
"Lo kok, tumben sih, diem aja digituin?" tanya Fira. Dia penasaran dengan sahabat di sampingnya kali ini yang tak biasanya hanya terdiam saat mendapat masalah. "Lo kenapa sih dari tadi diem aja?"
"Dia pasti gak sengaja. Jadi buat apa digede-gedein, itu gak penting." Jawab Yulita bodoamat. "Anak-anak pasti udah nunggu di kelas buat makan." Ajaknya untuk lebih cepat berjalan.
Yulita Nurul Azmi. Anak paling ceria di sekolah. Tapi berbeda dengan akhir-akhir ini. Sahabat-sahabatnya pun merasa aneh. Dia salah satu anggota Fosil. Anak-anak senior yang selalu membesarkan masalah kecil menjadi besar dengan siapa pun.
"Baju lo kenapa?" tanya Laras
"Minumannya tumpah." Jawab Fira agak kesal.
"Kita datengin dia. Beraninya sama kita!" tantang Laras.
"Udah." Lirih Yulita. "Gue gak apa-apa."
Semua anggota Fosil yang terdiri dari 7 orang merasa aneh dengan respons Yulita yang lagi-lagi tak seperti biasanya. Mereka saling berpandangan. Akhir-akhir ini Yulita kurang ikut campur dengan masalah satu gengnya.
Tiba-tiba suara seseorang memukul papan tulis dengan ujung sapu, membuat Fosil yang sedang makan dengan santai, terkejut. "Siapa yang izinin kalian makan di kelas?!" ternyata Pak Kusmin.
Dengan serempak Fosil berdiri sambil mengunyah makanan. Kecuali Yulita yang agak terlambat berdiri. Makanan mereka masukkan ke dalam keresek. Mereka bersamaan tersenyum malu pada Pak Kusmin.
"Selama pelajaran saya, bersihkan semua koridor!" lagi-lagi Pak Kusmin memukul papan tulis dengan ujung sapu.
"Siap, Pak!" jawab Fosil dengan serempak sambil mengangkat jempol.
YOU ARE READING
TERIMA KASIH HUJAN
Teen FictionSeseorang mengganggu hidup Yulita Nurul Azmi. Hanya karena dia menolongnya saat hujan deras. Dia selalu mempermalukan laki-laki bernama Seno itu agar tak menganggunya. Namun Seno membalas tindakannya dengan mengungkapkan perasaan di depan semua oran...