24.

2 1 0
                                    

Waktu terus berjalan. Minggu ini Yulita dan Seno sibuk dengan ujian praktek, begitpun yang lain. Hingga mereka tak punya waktu banyak untuk menghabiskan waktu di luar sekolah bersama. Apalagi kabur saat sekolah. Hari-hari pun mereka harus lalui dengan sulit. Hingga akhirnya ujian praktek pun sudah mereka hadapi dan selesai.

Namun tetap bagi Yulita. Dia tidak bisa menghabiskan waktu bersama Seno. Pasalnya hari Sabtu Seno ada kumpulan militer selama seharian penuh. Jadi dia hanya menghabiskan waktunya bersama Fosil dan mengajak RS untuk pergi ke Pantai Santolo yang berada di Garut.

Bahkan ada Alam. Namun tak ada sapaan satu kata pun yang dikeluarkan Alam, ataupun Yulita pada Alam. Mereka tak seperti saling mengenal. Entahlah. Yulita merasa salah. Namun dia canggung untuk bertanya, bahkan menyapa pun. Akhirnya dia memilih diam pada Alam. Ternyata Alam pun begitu.

Mereka menikmati liburan ini. Liburan sebelum Senin besok mereka melaksanakan ujian akhir sekolah. Mereka tak mau terlalu diambil pusing untuk hal-hal seperti itu, sehingga mereka merencanakan liburan.

Minggu sore pun akhirnya tiba. Waktu dimana mereka harus pulang karena besok akan mendapat beberapa soal yang mungkin menyulitkan. Mereka tiba pukul 22.00 di rumah masing-masing.

Yulita disambut Seno yang sedang duduk di ruang tamu dengan lukisan baru yang baru saja dia buat. "Aku kangen!" dia memeluk Seno. Kemudian melepaskan pelukan dengan cepat, karena tak sabar ingin melihat lukisan lebih jelas. "Keren banget!" sanjungnya.

"Suka?" tanya Seno sambil tersenyum karena mendengar sanjungan itu dari mulut Yulita.

Yulita berulang kali mengangguk dengan antusias. "Makasih, ya sayang!" dia mencium pipi kanan Seno.

Seperti biasa. Seno tak akan pernah meninggalkan Yulita jika perempuan itu belum tidur dengan nyenyak. "Sini," dia sediakan pangkuan untuk kepala Yulita. "Biar cepet tidur." Agar Yulita mudah tidur, dia bercerita pengalaman latihan Sabtu kemarin. Belum saja 5 menit bercerita, Yuliat sudah tidur dengan lelapnya karena cape. Sudah minum obat dan jus sayuran pun tetap saja wajahnya pucat.

*Satu minggu kemudian

Akhirnya Yulita dan Seno bisa menghabiskan waktu berdua setelah seminggu Yulita sibuk dengan belajarnya, bahkan meminta Seno untuk tidak mengganggu. Karena sering dia keluar kelas saat jam pelajaran, sehingga dia harus giat belajar untuk mempertanggung jawabkan materi yang dia tinggal. Seminggu itu pun dia habiskan di tempat les dan pulang ke rumah malam hari dengan wajah yang selalu pucat.

Hari Sabtu ini Yulita dan Seno pergi ke Lembang, Bandung Barat untuk refeshing di villa milik keluarga Seno. Mereka disambut dengan beberapa pekerja villa. Baru saja datang, mereka langsung berenang. Kolam renang disuguhkan dengan pemandangan kebun teh yang menyegarkan mata dan udara yang segar.

Mereka bermain air. Bercanda. Tertawa. Seno begitu bahagia akhirnya bisa melihat tawa Yulita lagi setelah 1 minggu hanya bertemu di sekolah, itupun hanya selewat. Setelah renang, mereka makan bersama di tempat makan yang berada di atas kolam renang.

"So sweet!" Yulita mencubit kedua pipi Seno dengan gemas.

Seno memegang kedua tangan Yulita dan mengusap dengan lembut. "Kamu suka?"

Yulita hanya berulang kali mengangguk antusias sambil menyunggingkan senyum.

Mereka pun menikmati makanan dengan suasana yang semakin panas, namun udara terasa sejuk di pundak mereka. Setelah mereka selesai makan. Mereka pergi ke bawah villa untuk mengambil beberapa foto.

TERIMA KASIH HUJANWhere stories live. Discover now